Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Loka Coffee, Usaha Kopi Sembalun yang Dirintis oleh Seorang Guru

Kompas.com - 04/12/2022, 07:00 WIB
Gabriela Angelica,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Hajrul Azmi prihatin petani kopi di desanya melelang kopi dengan harga rendah. Dari sana, Azmi tergerak untuk mengembangkan kopi di Desa Sajak, Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Azmi sebenarnya adalah seorang guru honorer. Ia pun akhirnya merintis bisnis di bidang kopi.

"Rasa prihatin saya itu tumbuh dan ingin berupaya sehingga petani bisa makmur dari kopi," ungkap Azmi dalam wawancaranya bersama Kompas.com pada Jumat (2/12/2022).

Azmi mengatakan, usahanya dimulai sejak akhir 2016 atau sekitar awal 2017 dengan membina para petani kopi terlebih dahulu.

Usaha kopinya dinamakan Loka Coffee dan berdiri di Desa Sajak.

Baca juga: KemenkopUKM Targetkan Produk-Produk NTB Tembus Pasar Global

Azmi menyadari tanaman kopi dari daerahnya di Sembalun tak begitu tenar pada masanya. Hal itulah yang menyebabkan para petani melelang hasil panennya kepada tengkulak dengan harga yang sangat murah.

"Akhirnya terpanggil hati saya untuk membina mereka agar harga kopi mereka bisa menjadi mahal," tambah Azmi.

Pada mulanya, Azmi membentuk kelompok tani dengan nama Bumi Lestari pada 2017. Hasil produk dari kelompok tani binaannya tersebut dinamakan Kopi Tuja.

Hajrul Azmi tergerak untuk mengembangkan kopi di Desa Sajak, Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Azmi sebenarnya adalah seorang guru honorer. Ia pun akhirnya merintis bisnis di bidang kopi.Dok. Pribadi Hajrul Azmi tergerak untuk mengembangkan kopi di Desa Sajak, Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Azmi sebenarnya adalah seorang guru honorer. Ia pun akhirnya merintis bisnis di bidang kopi.

Satu tahun berjalan, pada 2018, ternyata Lombok harus diterpa bencana gempa yang akhirnya sempat mengalami kerugian dan trauma yang cukup tinggi.

"Kami ini sempat rugi sekali karena tidak ada petani yang berani ke kebun, tidak ada yang mau mengolah kopi karena masih trauma," jelas Azmi.

Namun, mereka tidak menyerah begitu saja. Azmi dan kawanan kelompok taninya berusaha bangkit dan memutar akal dengan membentuk koperasi kopi.

Langkah ini bermula dengan bantuan bimbingan dari pihak PKPU Human Initiative sebagai salah satu organisasi non-pemerintah dari Jakarta.

Baca juga: Industri Kopi Diprediksi Bangkit dari Mati Suri Pasca-Pandemi Covid-19

Seiring dengan perjalanan dan perkembangan koperasi kopi binaannya, Azmi menyerahkan sepenuhnya merek usaha kopi tersebut kepada pihak petani pada 2019.

"Pada 2019, saya menyerahkan brand kopi ini kepada petani untuk dikelola sendiri dan saya akhirnya membangun brand produk kopi sendiri yang dinamakan Loka Coffee," tutur Azmi.

Berangkat dari sana, Loka Coffee terlahir dan fokus memasarkan produk Kopi Sembalun. Azmi menyampaikan, ia juga mendapat dukungan dari pihak Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk mendapatkan pelatihan tentang kopi di Indonesia Coffee Academy oleh Anomali Coffee di Jakarta.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau