JAKARTA, KOMPAS.com - Hajrul Azmi prihatin petani kopi di desanya melelang kopi dengan harga rendah. Dari sana, Azmi tergerak untuk mengembangkan kopi di Desa Sajak, Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Azmi sebenarnya adalah seorang guru honorer. Ia pun akhirnya merintis bisnis di bidang kopi.
"Rasa prihatin saya itu tumbuh dan ingin berupaya sehingga petani bisa makmur dari kopi," ungkap Azmi dalam wawancaranya bersama Kompas.com pada Jumat (2/12/2022).
Azmi mengatakan, usahanya dimulai sejak akhir 2016 atau sekitar awal 2017 dengan membina para petani kopi terlebih dahulu.
Usaha kopinya dinamakan Loka Coffee dan berdiri di Desa Sajak.
Baca juga: KemenkopUKM Targetkan Produk-Produk NTB Tembus Pasar Global
Azmi menyadari tanaman kopi dari daerahnya di Sembalun tak begitu tenar pada masanya. Hal itulah yang menyebabkan para petani melelang hasil panennya kepada tengkulak dengan harga yang sangat murah.
"Akhirnya terpanggil hati saya untuk membina mereka agar harga kopi mereka bisa menjadi mahal," tambah Azmi.
Pada mulanya, Azmi membentuk kelompok tani dengan nama Bumi Lestari pada 2017. Hasil produk dari kelompok tani binaannya tersebut dinamakan Kopi Tuja.
Satu tahun berjalan, pada 2018, ternyata Lombok harus diterpa bencana gempa yang akhirnya sempat mengalami kerugian dan trauma yang cukup tinggi.
"Kami ini sempat rugi sekali karena tidak ada petani yang berani ke kebun, tidak ada yang mau mengolah kopi karena masih trauma," jelas Azmi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.