"Apabila suhu masih kurang dingin, terutama ketika musim kemarau, maka kita harus rutin menyiram bag log-nya," terang Sugandi.
Kemudian, untuk penempatan baglog itu bisa ditata di rak-rak di dalam ruangan tersebut. Rak-rak itu bisa dibuat dari bahan bambu, atau dari besi galvalum.
"Bedanya, kalau rak terbuat dari bambu ini hemat dari sisi modal. Tapi kalau besi galvalum lebih mahal, namun kuat dan tahan lama," jelasnya.
Selain ketelatenan, budidaya jamur tiram juga membutuhkan kelihaian dalam manajemen keuangan, untuk mengatur perputaran uang modal dan penghasilan.
"Kalau tidak dibarengi dengan kepandaian manajemen keuangan ini, maka bisa berpotensi bisnis budidaya jamur tiram ini tidak berkembang," katanya.
Sementara untuk hamanya sendiri, Sugandi mengatakan hama jamur tiram adalah serangga. Lantas, untuk menanggulanginya, ia mensiasati dengan menutup setiap celah lubang ruangan dengan jaring paranet.
Baca juga: Pertagas Ajak Kelompok Petani di Medan Budidayakan Jamur Tiram
"Kalau jaring paranet itu masih bisa masuk. Maka kita harus rajin membersihkan setiap pagi hari," tuturnya.
Sementara ini, budidaya jamur tiram yang ditekuni Sugandi itu masih menjadi penghasilan sampingan. Budidaya jamur tiram itu bisa menjadi penghasilan utama apabila mempunyai paling tidak 15.000 bag log.
"Dengan perhitungan produksi paling tidak 5.000 bag log per hari," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.