JAKARTA, KOMPAS.com - Perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN 2023 yang diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi berkah tersendiri bagi pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK).
Salah satunya, Cocos Trisada dari Iranty Design, pelaku UMK dari Kebumen, Jawa Tengah, yang turut hadir di ajang KTT ASEAN 2023 dengan aneka produk kerajinannya.
Cocos Trisada merupakan pelaku UMK binaan Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) memproduksi kerajinan dari bahan bambu, eceng gondok, dan mendong (semacam rumput liar) bersama masyarakat yang tergabung dalam kelompok perajin.
Cocos Trisada sudah mulai memproduksi beragam kerajinan sejak tahun 2017.
"Kami juga membuat sapu yang berbahan dasar limbah kulit jagung yang dibuang petani. Bahan baku yang kami gunakan adalah bahan yang banyak disediakan oleh alam," kata Cocos.
Baca juga: Produk UMKM Buatan Masyarakat Sekitar Tambang Unjuk Gigi di KTT ASEAN
Terkait bahan baku, Cocos menjelaskan, mendatangkannya dari berbagai daerah di antaranya dari Banyumas, Kebumen, hingga Malang. Bahkan, ada juga yang dari Kalimantan.
"Karena kami tergabung dalam grup, maka untuk masalah bahan baku, kami dapat dengan mudah berkomunikasi dengan para penyalur untuk ketersediaan bahan baku tersebut," kata Cocos.
Untuk bahan karung goni, Cocos menyatakan bahan itu dibeli dalam bentuk gulungan dari masyarakat di sekitar ia tinggal. Kemudian, diproses hingga menjadi tas yang bisa untuk diekspor.
"Karung goni terbuat dari serat tanaman jute, yaitu sejenis alang-alang," ucap Cocos.
Hadirnya produk dari Cocos dalam ajang KTT ASEAN 2023 juga bukannya tanpa dasar. Kualitas produknya sudah terbukti diterima pasar, baik di dalam maupun luar negeri.
"Kami telah melakukan ekspor produk yang berbahan dasar mendong ke Amerika Serikat, Guang Zhi, dan Singapura. Saat ini, sedang menunggu PO dari Denmark," ujar Cocos.
Baca juga: BNI Hadirkan Produk Unggulan UMKM Binaan di KTT ASEAN Summit 2023
Cocos mengakui, untuk mendapatkan buyer dari luar negeri, pihaknya terbantu dengan program Business Matching yang kerap dilakukan KemenKopUKM. Misalnya, saat mengadakan pameran produk UMKM, termasuk di luar negeri, selalu ada sesi business matching.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki optimistis dapat meningkatkan peran yang jauh lebih besar di pasar global. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki keunggulan kualitas pekerjaan, bahan baku, dan desain.
"Pemasaran memang menjadi kendala kami. Namun, KemenKopUKM terus memfasilitasi dengan pelatihan untuk pemasaran. Dan kami juga diperkenalkan aplikasi untuk pemasaran online, terutama pada saat pandemi. Seperti aplikasi Lamikro, dan kami mendapatkan tawaran program KUR dalam proses usaha kami," kata Cocos.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya