KOMPAS.com – Ketatnya persaingan pasar membuat pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menerapkan prinsip bisnis untuk membantu mereka dalam mengelola bisnisnya.
Hal tersebut juga dilakukan oleh para pelaku bisnis bengkel. Tak jarang pebisnis bengkel menggunakan asas kekeluargaan dalam mengelola bisnis mereka.
Ketua Umum Persatuan Bengkel Otomotif Indonesia (PBOIN), Hermas E. Prabowo, mengatakan, pemilik bengkel yang menjalankan bisnisnya dengan pendekatan kekeluargaan sebenarnya sudah tidak relevan.
Baca juga: PBOIN, Wadah bagi Pelaku UMKM Bengkel di Indonesia untuk Berkembang
“Sekarang ini, orang harus lebih melihat sesuatu secara modern, ada sesuatu kepastian. Misalnya ketika mobil datang harus ada observasi, diagnosa, analisa, dan kemudian diestimasi,” kata Hermas dalam acara Bronis UMKM Kompas.com, Kamis (11/5/2023).
Ia mengungkapkan, setelahnya berdiskusi dengan pelanggan apakah cocok atau tidak dengan harga yang akan ditetapkan. Apabila sudah cocok, disepakati dan baru dilakukan perbaikan.
Hal itu mesti dilakukan supaya terhindar dari kejadian di masa mendatang yang bisa saja merugikan, baik dari pihak pelanggan maupun pihak pebisnis.
Baca juga: Tips Penting Sebelum Merintis Usaha Bengkel untuk Pelaku UMKM
“Ayo kita kelola bengkel secara profesional, bukan gedungnya yang megah, bukan yang ber-ac, dan bukan juga yang peralatannya mahal. Tetapi, profesional menurut standar PBOIN adalah bengkel yang bertanggung jawab,” kata Hermas.
Lebih lanjut, “Jadi, ketika kita memperbaiki sesuatu, kita berani menganalisa, mengerjakan, dan bertanggung jawab,”
“Kemudian risikonya jangan ditanggung pelanggan karena bengkel harus berani negosiasi dan menurut kita itu yang disebut profesional," sambung Hermas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.