JAKARTA, KOMPAS.com – Banyak penduduk di Indonesia, termasuk pelaku UMKM yang belum memiliki cukup pengetahuan dan kemampuan pengelolaan keuangan atau literasi finansial.
Hal ini pula yang mendorong Farizy Yunas, seorang alumni Universitas Indonesia giat mengampanyekan literasi keuangan serta melakukan pendampingan (UMKM) agar melek finansial.
Sempat bercita-cita menjadi dokter, Farizy akhirnya memilih kuliah di jurusan akuntansi Universitas Indonesia (UI).
“Tidak jadi dokter betulan, tapi sekarang jadi dokter finansial,” ucap Farizy yang juga berprofesi sebagai Analis Planning Performance Management and Commercial Finance di British Petroleum tersebut dalam keterangan resmi Tanoto Foundation, Jumat (26/5/2023).
Baca juga: Kisah Sukses Zahlan Berbisnis Kerajinan dari Pelepah Pisang, Awalnya Hanya Supplier
Sukses berkarir di sektor migas tak membuat Farizy melupakan pengembangan diri. Dia terus meng-upgrade keterampilan di bidang pengelolaan keuangan sehingga kini banyak terlibat dalam kampanye literasi keuangan pada kelompok generasi muda.
“Banyak orang ingin belajar mengelola keuangan pribadi, tapi bingung bagaimana memulainya,” terangnya.
Akibatnya, lanjut Farizy, tak sedikit masyarakat yang gagal mengelola keuangan akibat terjebak investasi bodong. Di sisi lain, banyak anak muda yang mulai aktif berinvestasi di berbagai instrumen finansial, namun masih banyak yang belum memahami risiko-risikonya.
“Karena itu, perlu penasihat dan fasilitator agar bisa berinvestasi dengan tepat,” ucapnya.
Selain pengelolaan keuangan pribadi, Farizy juga banyak mendampingi pelaku UMKM dalam pembenahan manajemen keuangan, salah satunya melalui pembukuan yang tertata baik.
“Pendampingan UMKM ini penting agar pelaku usaha mengetahui untung rugi dari bisnisnya dan bisa membaca peluang lebih baik di masa mendatang,” ujarnya.
Farizy mengakui, saat berbagi ilmu atau melakukan pendampingan pada masyarakat maupun pelaku UMKM tentang literasi keuangan, dia selalu mendapat imbal balik ilmu yang bermanfaat.
Baca juga: Kisah Sukses Ema Bisnis Sabun Handmade, Berawal dari WFH dan Punya Kulit Sensitif
Sebab, masing-masing kasus pengelolaan keuangan di setiap orang maupun pelaku usaha memang berbeda-beda. “Jadi, saya memiliki kesempatan juga untuk banyak belajar dari berbagai kasus tersebut,” ucapnya.
CEO Global Tanoto Foundation Dr. J. Satrijo Tanudjojo menambahkan, Tanoto Foundation aktif mendorong terwujudnya kesetaraan peluang melalui pendidikan berkualitas, termasuk akses perguruan tinggi melalui program kepemimpinan dan beasiswa dalam program TELADAN.
Komitmen tersebut terus dilakukan sejak 2006. “Selama hampir dua dekade, para penerima beasiswa TELADAN telah lulus, berkarier, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat, komunitas, dan lingkungan,” ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.