Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sukses Sarinda Farid Bisnis Kerajinan Perak dan Tenun

Kompas.com - 12/06/2023, 16:00 WIB
Rheina Arfiana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Belajar dengan ahli adalah salah satu kunci kesuksesan dalam berbisnis. Itulah yang dilakukan Sarinda Farid Rizki (43) saat mengembangkan bisnis kerajinan perak.

Farid belajar dengan seniornya untuk mengetahui seluk beluk kerajinan perak sampai ke Bali. Ia melihat cara orang bekerja dan berbisnis kerajinan perak.

Farid mulai merintis bisnis kerajinan perak sejak tahun 2016. Berjalannya waktu, Farid menambah produk kain tenun karena rata-rata yang di Desa Ungga, Lombok Tengah, ibu-ibunya penenun dan mengalami kesulitan untuk menjual.

“Ada 30 pengrajin tenun yang bekerja sama. Untuk penenun di luar binaan kalau hasilnya sesuai dengan ketentuan yang telah saya tentukan, saya ambil,” kata Farid ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (9/6/2023).

Baca juga: Hendar Sukses Jalankan Bisnis Kain Tenun Khas Garut

“Untuk kerajinan perak dibantu oleh empat orang, tetapi di Desa Ungga banyak teman-teman. Misal ada yang bekerjanya dua orang, 10 orang. Jadi, penduduk di sini kurang lebih ada 100 pengrajin,” jelas Farid.

Bisnis kerajinan perak dan tenun yang bernama Ungga Creative membutuhkan modal sekitar Rp13 juta, Rp8 juta dari menjual sepeda motor dan Rp5 juta meminjam bank.

Berjalannya waktu, telah memproduksi beraneka macam produk seperti perhiasan, liontin, cincin, gelang, kalung, bros, kain tenun, syal, baju, dan lainnya.

Produk tenun songket Lombok brand Ungga Creativedok.pemilik brand Ungga Creative Produk tenun songket Lombok brand Ungga Creative
Untuk memproduksi satu kain tenun, membutuhkan waktu sekitar tiga minggu karena menggunakan alat gedogan dan juga jenis bahan kain tenun ikut memengaruhi. Sementara itu, untuk kerajinan perak tergantung dari jumlah orderan.

Baca juga: Torajamelo Bawa Produk Kain Tenun untuk Sasar Pasar Global

Farid memiliki toko untuk memajang sedikit hasil produksi terletak di Desa Ungga, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Pemasaran awalnya, Farid mengatakan hanya menawarkan ke orang per orang. Kemudian, mulai menggunakan Instagram, WhatsApp Business, marketplace seperti Shopee dan Tokopedia meski belum maksimal.

“Sejak pandemi omzet berkurang tapi Alhamdulillah masih tetap berjalan. Untuk perak selama satu bulan sekitar Rp10 juta sampai Rp15 juta dan untuk tenun bisa Rp20 juta dan Rp30 juta,” ungkap Farid.

Bisnis Ungga Creative bisa bertahan sampai sekarang karena mempertahankan kualitas produk, memberikan garansi dan service gratis untuk perhiasan perak.

Baca juga: Kerajinan Perak Buatan Bantul Diminati Para Delegasi G20

Ketika ditanya hal yang membedakan produk dengan pesaing, Farid mengatakan memberikan penjelasan detail kepada konsumen karena proses produksi handmade.

Jadi, melakukan komunikasi lebih dulu setelah cocok baru dibuatkan. Tidak hanya itu, ia juga mengatakan untuk tenun memberi jaminan pada bahan.

Sejauh ini pengiriman produk masih di dalam negeri seperti Jakarta dan Bandung. Target pasar bisnis Ungga Creative wanita dan pria.

Farid berharap, bisnis Ungga Creative bisa bertahan dan terus berjalan, bermanfaat untuk lingkungan sekitar, dan bisa menambah orang untuk diberikan pekerjaan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau