Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hendar Sukses Jalankan Bisnis Kain Tenun Khas Garut

Kompas.com - 29/05/2023, 15:14 WIB
Rheina Arfiana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kain tenun tradisional semakin diminati oleh masyarakat karena dianggap lebih ramah lingkungan dan memiliki value yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tenun pabrikan.

Di Garut Jawa Barat, sejumlah pelaku usaha di wilayah juga mulai sadar bahwa kain tenun saat ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sehingga banyak perajin yang mulai menekuni bisnis ini.

Adalah Hendar Rogesta (43), salah seorang pelaku usaha kain tenun dari Garut Jawa Barat yang memiliki gagasan membuat kain tenun khas Garut tersebut. Dia mengembangkan bisnis batik tenun dengan brand Tenun Garut Hendar (Tegar) dengan memanfaatkan kemampuannya membuat kain putihan.

Hendar menuturkan, bisnis kain putihan yang sebelumnya dijalankan tersebut merupakan bisnis keluarga yang turun-temurun. Dia sendiri menjadi generasi ketiga dalam menjalankan usaha ini.

“Asal mulanya kami membuat kain putihan untuk pembatik karena di Garut tidak memiliki ciri khas, setelah mendapat binaan dari PGN dan Citra Tenun Indonesia, alhamdulillah bisa berkembang,” kata Hendar kepada Kompas.com saat ditemui di acara Bazar UMKM untuk Indonesia, Jumat (26/5/2023).

Baca juga: Torajamelo Bawa Produk Kain Tenun untuk Sasar Pasar Global

Hendar mengungkapkan bahwa dalam perkembangannya dia tertarik untuk memberikan nilai tambah pada kain yang diproduksinya, yakni dengan memberi motif melalui batik tenun.

Karena itu, dia mengikuti berbagai pelatihan. Tak sekedar teknik produksi namun juga teknik pemasaran, diberikan fasilitas untuk kebutuhan produksi, dan diikutsertakan dalam pameran nasional maupun internasional.

“Alhamdulillah berkat pameran yang di nasional maupun internasional dari PGN membuat para perajin kain di daerah Garut terangkat,” kata Hendar.

Kebutuhan Modal

Hendar menuturkan bahwa untuk memulai bisnis batik tenun ini, dia memerlukan modal sekitar Rp 15 juta sampai Rp 20 juta. Modal tersebut digunakan untuk membeli bahan baku serta keperluan produksi.

Saat ini, omzet yang berhasil diraup oleh Hendar mencapai Rp Rp 20 juta sampai Rp 30 juta dalam satu bulan. Sementara itu saat ada pameran, omzet yang dibukukan bisa mencapai kurang lebih Rp 100 juta.

Baca juga: Cerita di Balik Kain Tenun Kamohu, Dibuat Perempuan di Bawah Rumah Panggung

Dia menuturkan, proses pembuatan kain batik tenun tersebut dilakukan secara hand made dan membutuhkan waktu sekitar 1 bulan.

Mengingat lamanya proses produksi, Hendar mengakui bahwa produk yang dibuatnya baru menyasar pasar dalam negeri.

Saat ini, jumlah perajin batin tenun di Garut yang dibina PGN telah mencapai 6 kelompok dengan jumlah anggota sebanyak 30 orang. Sebelumnya ketika program ini dijalankan, hanya terdapat 2 kelompok dengan 4 orang anggota.

Guna mewadahi para perajin yang ada di sekitarnya, saat ini terdapat ada galeri tenun guna menampilkan produk-produk yang telah dihasilkan oleh kelompok perajin tersebut. Adapun galeri ini terletak di Kampung Panawuan, Tarogong Kidul, Garut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau