DARI banyak tantangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pemasaran adalah salah satunya, apalagi ke pasar internasional. Tantangan ini tak mengecualikan UMKM dari Jawa Tengah.
Sebagai bagian dari upaya turut mendorong UMKM naik kelas, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Tengah rutin menggelar Pameran UMKM Gayeng sejak 2019. Pasar yang dibidik tak lagi pasar dalam negeri saja tetapi juga internasional.
"Untuk (Pameran) UMKM Gayeng ke-5 (pada 2023) ini, perluasan pasar UMKM Jawa Tengah juga ke Singapura dan Belgia," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, Kamis (15/6/2023).
Pameran UMKM Gayeng 2023 menyertakan 75 dari 312 UMKM mitra dan binaan KPwBI Provinsi Jawa Tengah. Kriteria kurasi yang digunakan adalah UMKM dengan produk berpotensi ekspor. Produknya mulai dari kain dan fashion hingga kerajinan serta makanan dan minuman.
Tema pameran di tahun kelima Pameran UKM Gayeng adalah Go Grande. Ini merupakan kependekan dari go green, sustainable, digital, and export. Pilihan kata Grande, ujar Rahmat, merupakan gambaran harapan BI dan Pemerintah Daerah Jawa Tengah agar UMKM menjadi besar.
Baca juga: Akankah Terjawab Tantangan Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen untuk Jawa Tengah?
Menurut Rahmat, produk yang paling banyak diminati pembeli dari pameran tersebut adalah produk kerajinan. Itu mulai dari mainan kayu, produk kerajinan kerang, perkakas berbahan kayu, dan produk keramik.
"Bahkan dua UMKM Jawa Tengah sudah menjadi pemasok tetap produk ceramic homedeco dan wooden kitchenware di Bugis Junction, Singapura," sebut Rahmat.
Hasil yang didapat dari pameran tahunan tersebut cukup menggembirakan. Hingga akhir April 2023, misalnya, sudah dihasilkan omzet senilai Rp 9,85 miliar. Sebagai catatan, pameran di Belgia masih berlangsung hingga Juni 2023.
Selain omzet, pameran juga mempertemukan UMKM Jawa Tengah dengan pembeli potensial di mancanegara. Harapannya, pangsa pasar ekspor UMKM meningkat. Terlebih lagi, pameran ini juga menggandeng sejumlah agregator dan 16 pembeli potensial dari mancanegara.
Rahmat menjelaskan, kemampuan UMKM meningkatkan penjualan produk ke mancanegara akan berkontribusi menekan defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit atau CAD). Semakin berdaya saing, termasuk naik kelas ke pasar internasional, UMKM akan semakin berkontribusi bagi perekonomian nasional.
"CAD yang membaik akan berdampak positif terhadap nilai tukar rupiah," imbuh Rahmat.
Ke depan, lanjut Rahmat, Pameran UMKM Gayeng dengan tema Go Grande akan berlanjut. UMKM Jawa Tengah didorong untuk menjadi ramah lingkungan (green), mulai dari penggunaan bahan dasar, proses, hingga hasil produksi yang tidak merusak lingkungan.
Baca juga: Solo Jadi Tuan Rumah Perayaan Hari UMKM Nasional 2023
UMKM Jawa Tengah didorong pula untuk berkesinambungan (sustainable). Tak hanya berproduksi, UMKM Jawa Tengah diharapkan mampu pula memperhatikan aspek sosial, performa, bahkan dampak finansial bagi lingkungannya, termasuk menjadi manfaat dan menggunakan sumber daya setempat.
Pendekatan digital pun harus menjadi landasan pemikiran UMKM. Mulai dari promosi, pemasaran, hingga pembayaran, sudah waktunya UMKM melek dan menggunakan jalan digital.
Sebagai kolaborasi KPwBI Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah, Pameran UMKM Gayeng merupakan bagian dari upaya untuk mengakselerasi kemampuan UMKM di provinsi ini melakukan ekspor.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya