MALANG, KOMPAS.com - Penggunaan antibiotik sebagai pakan tambahan bagi ayam petelur disinyalir masih sering dilakukan oleh sebagian peternak di Indonesia. Padahal, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14 tahun 2017 menyatakan sejak 1 Januari 2018 untuk semua pakan ternak bebas kandungan antibiotik.
Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya (UB), Prof Osfar Sjofjan mengatakan, penggunaan antibiotik di sejumlah negara di dunia telah diganti menggunakan probiotik.
Probiotik berfungsi untuk mengatur keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan ternak, meningkatkan efisiensi pakan, produksi telur, dan menurunkan kadar kolesterol telur serta kolesterol serum.
Baca juga: Bingung Menentukan Jenis Usaha yang Akan Dirintis? Perhatikan 4 Faktor Ini
"Selain itu probiotik juga mampu menghambat produksi amonia. Sehingga dapat menguntungkan bagi kesehatan ternak dan juga meningkatkan pertumbuhan," kata Osfar pada Senin (7/8/2023).
Larangan penggunaan antibiotik karena mengandung bahan-bahan kimia. Sedangkan probiotik mengandung bakteri baik.
Osfar mengatakan, penggunaan probiotik menjadikan peternakan ayam petelur ramah lingkungan dengan berkurangnya polusi bau dan lalat. Sebab, probiotik tidak menghasilkan dan menimbulkan efek negatif serta tidak menyebarkan resistensi mikroba.
"Juga sebagai agen kemoterapi untuk pemacu pertumbuhan, meningkatkan produktivitas, kualitas produksi telur, dan meningkatkan kesehatan ternak ayam petelur," katanya.
Kemudian, keuntungan penggunaan probiotik pada ayam petelur dapat memiliki masa bertelur lebih panjang. Hal itu karena daya tahan tubuh ayam petelur telah terbentuk dengan baik.
"Lamanya bisa menambah dua minggu sampai tiga minggu masa produksi," kata pria yang merupakan profesor aktif ke-173 di UB.
Ayam petelur yang diberi probiotik dapat menghasilkan kualitas telur dengan ukuran dan kandungan protein lebih besar. Kemudian, kuning telur memiliki warna yang lebih pekat. Begitu juga dengan putih telur yang lebih kental.
"Beda sekali, volumenya lebih besar kalau diberi probiotik. Kedua, kuningnya lebih kuning dibandingkan dengan antibiotik, warna kuning telurnya atau betakaroten-nya lebih bagus, putihnya juga lebih kental," katanya.
Menurutnya, dengan hasil kualitas telur ayam yang bagus dapat memiliki nilai tawar harga di pasaran lebih baik. Osfar mengungkapkan, telur ayam probiotik sudah mulai sering ditemui di pasaran.
Meski begitu, diakuinya bahwa secara umum di Indonesia untuk penjualan telur ayam masih mementingkan kuantitas dibandingkan kualitas.
"Di luar negeri sudah dibedakan atau telur dijual berdasarkan kualitas, ada telur omega 3, 12, ini segmennya beda, kalau di kita yang penting telur, di masyarakat kita belum membedakan kualitas telur," katanya.
Sedangkan, untuk estimasi pengeluaran biaya tambahan pakan ayam petelur dengan menggunakan probiotik sekitar 5 - 10 persen. Harga probiotik cair saat ini yang banyak ditemui di pasaran rata-rata Rp 18.000 setiap liter.
Baca juga: Pemkot Malang Berantas Rentenir Melalui Peningkatan Usaha Kecil dan Program OJIR
Penggunaan probiotik sekitar 0,4 - 0,6 persen untuk sekali pakan. Pihaknya saat ini juga tengah mengembangkan bioteknologi probiotik dalam bentuk tepung dengan harga Rp 35.000 setiap kilogram.
"Untuk pemberian 0,4 - 0,6 persen dalam sekali pakan, misal kita memberi pakan 1 kilogram ditambah probiotik tepungnya 0,4 persen dari 1000 gram, memang prinsip dari aditif tidak boleh lebih dari 1 persen, kalau lebih dari 1 persen namanya bahan pakan," katanya.
Osfar bersama para alumni mahasiswa Fakultas Peternakan UB setiap bulan bisa memproduksi 1 ton tepung probiotik ayam petelur. Selain itu, produk probiotik tersebut sudah dipasarkan di daerah Jawa Timur, seperti Blitar, Malang dan lainnya.
Inovasinya diklaim lebih efektif penggunaannya, dibandingkan probiotik bentuk cair.
"Probiotik cair ini banyak kelemahan dan kerugian seperti mudah rusak, mudah terkontaminasi, sulit dalam kemasan, sulit dalam transportasi, mudah terfermentasi, dan sulit dicampur dalam pakan serta dapat menimbulkan jamur dalam pakan," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.