Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Katijan asal Wonogiri, Dulu Pegawai Restoran Mi Ayam, Kini Punya Usaha Mi Ayam Sendiri

Kompas.com - 04/09/2023, 15:45 WIB
Nur Wahyu Pratama,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

Jakarta,KOMPAS.com – Mi ayam merupakan salah satu hidangan favorit bagi sebagian masyarakat Indonesia. Harga semangkuk mi ayam dengan kisaran Rp10.000 hingga Rp20.000 menjadi alasan populernya mi ayam.

Selain itu, menjalankan usaha yang satu ini juga terbilang mudah dan tak membutuhkan modal yang besar sesuai dengan skala usahanya.

Seperti kisah sukses pria kelahiran tahun 1959 asal Wonogiri, Jawa Tengah yang sukses membuka gerai mi ayam sejak tahun 1986 bernama Katijan (64). Katijan membuka warungnya di Jalan Bahari Ujung No.27, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Baca juga: Kisah Sukses Soto Segeer Hj. Fatimah, dari Kaki Lima hingga Punya 14 Cabang

Dulu pegawai, sekarang punya gerai

Memutuskan untuk memulai usaha sendiri bukanlah sesuatu hal yang mudah. Seperti halnya Bapak Katijan yang berawal dari pegawai hingga kini mempunyai gerai mi ayamnya sendiri.

“Dulunya saya bekerja di Restoran Bakmie Ayam daerah Glodok dari tahun 1980 hingga 1985, kemudian saya ikut kakak jualan mie ayam di tahun 1985, lalu tahun 1986 saya buka usaha sendiri," ujar Katijan, pemiliki usaha mie ayam kepada Kompas.com, Senin (4/9/2023).

Dengan bermodalkan Rp5 juta dan mengontrak rumah untuk usaha mi ayam, kini rumah yang dikontrak Katijan sudah menjadi milik pribadi.

Baca juga: 4 Tips Mudah Memulai Usaha Mainan Anak

Katijan juga mengatakan bahwa, pada tahun 1986 harga semangkuk mi ayam itu Rp 6.000. Namun sekarang menjadi Rp12.000 per porsi akibat kenaikan bahan baku yang terus naik setiap tahun.

Selain itu, Katijan merasa lebih enak berjualan sendiri dibanding kerja menjadi karyawan. Katijan beralasan perbandingan pendapatan yang jauh.

Jika kerja dengan pendapatan sebesar Upah Minimum Regional (UMR) berkisar Rp4,2 juta. Sementara itu, dengan berjualan sendiri, Katijan mendapatkan penghasilan Rp6 juta-Rp7 juta setiap bulannya

Katijan menambahkan, memiliki usaha pribadi bisa lebih mandiri dan memiliki waktu yang fleksibel.

Baca juga: 5 Tips Sukses Mendulang Cuan dari Bisnis Kerajinan Tangan

Untung besar

Mengalami gejolak ekonomi tak mudah bagi para pelaku UMKM. Ada banyak sekali para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang gulung tikar saat terjadinya gejolak ekonomi seperti pada tahun 1998 dan 2020, ketika pandemi Covid-19.

Berbanding terbalik dengan usaha yang dijalankan Katijan yang malah untung besar ketika 1998 dan pandemi Covid-19.

“Tahun 1998 dan pandemi Covid-19 saya enggak pernah tutup sama sekali kecuali pulang kampung," ujar Katijan sambil berguyon.

Baca juga: Tips Mempertahankan Penjualan Online dari Pelaku Bisnis Hair Care

Katijan menambahkan, dirinya meraup untung yang cukup besar besar ketika 1998 dan pandemi Covid-19.

“Covid-19 kemarin saya malah hebat. Pas Covid-19, saya bisa menjual 100-200-an mangkok mi ayam per hari dengan harga per mangkok Rp12.000,” ujar Katijan.

Katijan justru mengeluhkan usahanya yang kian menurun setelah pandemi Covid-19. Pada tahun 2023, Katijan hanya mampu menjual 70-80 mangkok per harinya, kecuali pada hari Sabtu dan Minggu.

Ciri khas Mi Ayam Katijan

Ciri khas usaha mi ayam Katijan yaitu mi yang dibuat sendiri setiap harinya dan tak menggunakan bahwa pengawet.

“Saya juga tidak menggunakan media sosial dan juga tidak menggunakan jasa pengiriman online. Untuk daerah sini semuanya sudah kenal dengan mi ayam saya, paling ada orang yang bantuin bikinin lokasi usaha saya di Google,": tambah Katijan.

Baca juga: Pertamina Lubricants Bantu Kembangkan Pengusaha Bengkel Roda Dua

Katijan berusaha untuk tetap menjaga cita rasa dan kualitas dari mi ayamnya sehingga para konsumen tidak pernah kecewa terhadap sisi pelayanan dan rasa.

“Kalau saya fokus di sini saja supaya saya bisa menjaga cita rasanya. Lagi pula kalau buka cabang, lelah dan harus menggaji orang juga,” pungkas Katijan.

Katijan berharap usahanya semakin laris ke depannya meskipun belum terpikir membuka cabang usahanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

Program
25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

Jagoan Lokal
Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Jagoan Lokal
Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jagoan Lokal
Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Training
Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Jagoan Lokal
Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Jagoan Lokal
UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

Program
Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Program
Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Jagoan Lokal
Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Program
Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Program
BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

Program
TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

Program
DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau