Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Via Merintis Usaha Lova Cookies, Selalu Siap Menerima Permintaan Khusus

Kompas.com - 04/09/2023, 21:52 WIB
Fransisca Mega Rosa Mustika,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa tahun belakangan, cookies atau kukis sering dijadikan hadiah untuk perayaan hari keagamaan atau pun acara lainnya. Karena mudah dibentuk dan berukuran kecil, kukis bisa dihias menyesuaikan keinginan calon pembeli.

Hal itulah yang menjadi keunggulan Lova Cookies milik Emanuela Tri Holyvia (Via). Kukis yang dipesan dapat dipersonalisasikan sesuai request para pembeli.

Untuk varian kukis, Via mengatakan ada tiga macam produk yang ditawarkan, yaitu oatmeal-cranberry cookies, double-choco cookies, soft baked cookies, dan royal icing cookies sebagai produk best seller.

"Kukis-kukis ini bisa dipesan satuan, dalam kemasan satu toples kue kering, atau juga bisa dalam jumlah kiloan," kata Via kepada Kompas.com, Senin (04/09/2023).

Baca juga: Cerita Feren Membangun Usaha Mentai Cake Petitelicious dengan Modal di Bawah Rp 1 Juta

Usaha kukis yang dijalankan Via ini dimulai sejak tahun 2015 bersama seorang temannya. Ia mengaku, awalnya hanya iseng mengisi waktu menjadi reseller salah satu produsen kukis.

"Saat itu kami masih kuliah. Jadi, kami menitipkan kukis yang kami ambil dari produsen ke beberapa warung," ungkap Via.

Sayangnya, produsen kukis tersebut berhenti memproduksi kue. Tak ingin kehilangan pelanggan, Via bersama temannya memutuskan untuk berusaha membuat kukis sendiri, agar tetap bisa dititipkan ke warung-warung yang sama.

Tapi rupanya membuat kukis bukan hal yang mudah. Apalagi, sebelumnya tak pernah membuat kukis. Kegagalan demi kegagalan pun dihadapi.

"Awalnya karena memang suka memasak, lalu kami coba membuat kukis, tapi beberapa kali gagal. Akhirnya, kami ikut kelas membuat kukis. Setelah beberapa kali mencoba lagi, akhirnya berhasil membuat resep sesuai harapan," tutur Via.

Untuk bertahan di tengah persaingan dan menjaga kepercayaan pelanggan, Via selalu berupaya untuk merealisasikan permintaan para pelanggannya.

"Pernah ada permintaan membuat kukis dengan tema Harry Potter untuk pesta ulang tahun. Tapi, kami belum pernah bikin seperti itu. Ya enggak apa-apa, akan tetap kami upayakan untuk mewujudkan," katanya.

Sementara untuk mempromosikan usahanya, Via mengandalkan media sosial, dengan menampilkan konten video di balik layar.

“Hingga sejauh ini, untuk promosi yang dilakukan hanya melalui media sosial dengan unggahan konten video reels behind the scenes. Selebihnya, promosinya dari pelanggan yang pernah membeli cookies di Lova Cookies, terus mereka merekomendasikan produk-produk itu kepada kerabatnya,” jelasnya.

Baca juga: 6 Tips Merintis Bisnis Cake & Bakery, Pemula Wajib Tahu

Via berharap, dengan produk yang dapat dipersonalisasikan, ke depannya penjualan kukis semakin meningkat dan Lova Cookies semakin dikenal banyak orang.

Menurutnya, dengan memberikan sesuatu yang personal, akan membuat orang yang menerima kukis merasa istimewa dan dieprhatikan. 

Untuk bisa mendapatkan produk Lova Cookies, kamu dapat memesannya melalui marketplace Shopee, Tokopedia, dan Tik Tok Shop ‘Lova Cookies’. Selain dari beberapa marketplace tersebut, kamu juga dapat memesannya melalui WhatsApp yang dicantumkan pada bio Instagram @lova_cookies.

Baca juga: Ingin Mengembangkan Usaha Roti? Simak 5 Tipsnya Berikut Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Training
Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Program
Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Jagoan Lokal
Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Program
CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

Training
Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Training
CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

Program
Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps 'Sapa UMKM'

Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps "Sapa UMKM"

Program
 Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Training
Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Program
Menteri UMKM Sebut Judi 'Online' Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Menteri UMKM Sebut Judi "Online" Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Training
Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Program
Penghapusan Utang 70.000 UMKM Tunggu Aturan Internal Bank Himbara

Penghapusan Utang 70.000 UMKM Tunggu Aturan Internal Bank Himbara

Program
Erick Thohir Sebut 50.000 UMKM Masuk Ekosistem Tender di Bawah Rp 15 Miliar

Erick Thohir Sebut 50.000 UMKM Masuk Ekosistem Tender di Bawah Rp 15 Miliar

Program
5 Ide Produk Inovatif, Unik dan Anti Mainstream dari Bahan Susu

5 Ide Produk Inovatif, Unik dan Anti Mainstream dari Bahan Susu

Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau