Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Pasar Ekspor Produk Kerajinan Indonesia, Seperti Apa?

Kompas.com - 07/09/2023, 19:00 WIB
Fransisca Mega Rosa Mustika,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Produk kerajinan tangan asal Indonesia punya peluang besar menembus pasar luar negeri.

Hal itu terungkap dalam webinar online bertajuk "Bedah Pasar Produk Kerajinan Indonesia Membuka Pasar Ekspor Melalui Pemanfaatan Perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCE)" yang diselenggarakan Free Trade Agreement (FTA) Center Jakarta dilaksanakan pada Senin (4/9/2023).

“Produk potensial ekspor Indonesia ke Korea adalah makanan olahan, perikanan, handicraft, dan furniture. Walaupun nilai ekspor produk handicraft tidak sebesar produk perikanan dan furniture, tetapi tetap memiliki potensi besar,” ujar Kepala Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Busan, Korea Selatan, Reandhy Putera baru-baru ini.

Baca juga: Pemkab Sidoarjo Fasilitasi UMKM Perluas Pasar Ekspor

Tak hanya di Korea, pangsa pasar produk kerajinan lokal juga banyak diminati di Australia dan Jepang.

Kepala ITPC Osaka, Jepang, R. M. Dicky Farabi, mengatakan pangsa pasar produk kerajinan lokal di Jepang tergolong tinggi, tetapi tersaingi oleh produk ekspor dari negara tetangga.

"Negara yang menyaingi pemasaraan produk kayu di ekspor Jepang adalah Vietnam dan Filipina. Kedua negara tersebut adalah dua pesaing besar," kata Dicky.

Dicky menyebutkan, produk kayu plywood Indonesia banyak masuk ke pasar Jepang, kemudian disusul dengan tren produk berbahan dasar kulit sapi, rotan dan bambu.

"Di wilayah Jepang Barat itu di sana penduduknya agak mirip dengan penduduk di Hawaii. Sehingga produk-produk etnik atau tropis peminatnya sangat banyak," ungkap Dicky.

Biarpun kini nilai mata uang dunia mengalami fluktuasi, jalan keluar sudah dipersiapkan.

Baca juga: Pelaku Industri Furnitur Jepara Harap KTT ASEAN Buka Akses Kran Ekspor

“Saat ini mata uang Yen sedang melemah, sehingga hal ini menjadi tantangan dalam kegiatan ekspor dan pemasaran produk kerajinan, selain dari persaingan hasil produk Vietnam dan Filipina,” sambung Dicky.

Karyawan CV Krudut asal Solo, Jawa Tengah sedang menyelesaikan produk furnitur. CV Krudut merupakan pabrik furnitur spesialis kursi kulit yang kini produknya telah diekspor ke berbagai belahan dunia. Dok. KemenKopUKM Karyawan CV Krudut asal Solo, Jawa Tengah sedang menyelesaikan produk furnitur. CV Krudut merupakan pabrik furnitur spesialis kursi kulit yang kini produknya telah diekspor ke berbagai belahan dunia.

Ia juga menyebutkan, untuk menanggapi hal ini, Bank Indonesia (BI) menyiasati Local Transit System, atau sistem dagang yang bisa dilakukan secara langsung antara mata uang Yen dan Rupiah.

Sementara itu, di pasar Australia, diketahui bahwa penduduk Australia suka mendekorasi ruangan. Oleh sebab itu, produk kerajinan Indonesia memiliki pangsa pasar yang cukup besar dalam hal ini.

Di kesempatan yang sama, Kepala ITPC Sydney, Christophorus Barutu kendala yang dihadapi para pelaku UKM kerajinan tangan Indonesia untuk memasuki pasar di Australia disebabkan oleh penggunaan bahan baku produksi kebanyakan berasal dari Republic Rakyat Tiongkok (RRT).

Baca juga: Tips Mendongkrak Pengembangan Bisnis Kerajinan Kayu

Dari data yang dipaparkan oleh Christophorus, total ekspor home decor Indonesia ke Australia tahun 2022 sejumlah 16.979.318 US Dollar, juga menduduki posisi ke-13 negara pegekspor home decor ke Australia di tahun yang sama.

Lainnya secara umum, beberapa hambatan dihadapi oleh para pengrajin adalah mereka harus dapat mencantumkan surat maupun keterangan produk bersifat berkelanjutan, produksi bebas kekerasan, hingga standar produksi lainnya.

Halaman:

Terkini Lainnya
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan 'Blended Finance' ke Adena Coffee
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan "Blended Finance" ke Adena Coffee
Program
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Jagoan Lokal
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
Training
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Program
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha 'Outdoor' untuk Perluas Akses Pasar
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha "Outdoor" untuk Perluas Akses Pasar
Training
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Training
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Program
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Jagoan Lokal
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Usia 25, Yoel Punya 3 Gerai Makanan Sehat Berkat Kebiasaan Lama
Jagoan Lokal
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni  Naikkan Target Giling
Panen Tebu di Blitar Melimpah, Pabrik GulaIni Naikkan Target Giling
Program
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Budi Daya Maggot, Paiman Berhasil Raup Omzet Puluhan Juta Per Bulan
Jagoan Lokal
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
SMBC Indonesia Gandeng Komunitas Lokal Perkuat Perempuan Pelaku UMKM
Training
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Suadesa Festival 2025 Dorong Perputaran Ekonomi di Desa Karangrejo hingga Rp3 Miliar
Program
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Kembangkan Ruang Ekonomi Baru, PGN Gelar Suadesa Festival di Borobudur
Program
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Dana Indonesia Berdayakan UMKM Perempuan dan Penyandang Disabilitas
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau