Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaatkan Potensi Desa, Kades di Sulsel Ini Berhasil Jual 500 Kg Gula Aren Sebulan

Kompas.com - 07/09/2023, 20:45 WIB
Nur Wahyu Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menjadi pengusaha terbuka untuk siapa saja yang memiliki niat membuka usahanya. Termasuk bagi kepala desa yang sehari-hari memimpin desa.

Di Desa Bana, Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Kepala Desa yang bernama Ishaq menjalankan bisnis gula aren.

Ishaq menjalankan usaha ini sejak tahun 2018. Pria kelahiran 1983 itu mengaku bahwa ia tertarik berbisnis gula aren karena melihat potensi di desanya yang begitu besar.

Tak hanya itu, dia menjalankan bisnis tersebut agar dicontoh oleh warganya sehingga bisa mendongkrak perekonomian masyarakat.

Baca juga: 4 Tips Live Selling Biar Ramai yang Nonton, Pelaku UMKM Wajib Tahu!

“Saya menjalankan usaha ini agar dapat menjadi contoh buat warga saya. Ini karena, agar warga saya yang petani itu tidak hanya menjual bahan mentah saja, namun diolah terlebih dahulu agar menghasilkan nilai tambah,” Kata Ishaq, pada acara Bunex di ICE BSD, Kamis (7/9/2023).

Ia menjalankan usaha tersebut di rumahnya sendiri dengan memberdayakan para warga Desa Bana. Seiring dengan berjalannya usaha ini, ia dapat membuka lapangan pekerjaan untuk warganya.

“Saya memberdayakan para pria untuk menyadap pohon nira, sedangkan perempuan saya berdayakan untuk pengolahan gula nira menjadi gula cair, gula semut dan gula ball-ball,” Jelasnya.

Baca juga: Pelaku Industri Furnitur Jepara Harap KTT ASEAN Buka Akses Kran Ekspor

Selain itu, ia juga bekerja sama dengan PT Clemira untuk mengembangkan usahanya. Dalam kerja sama tersebut, PT Clemira bertugas untuk mengolah dan membuat kemasan produk UMKM Ishaq.

"Kami memiliki akses yang terbatas untuk menjangkau ke luar, sehingga kami melakukan kerja sama dengan PT Clemira. Kami bersyukur ada produk kami yang sudah bisa dijual di Alfamart," jelas Ishaq.

Gula Merah BoneNur Wahyu Pratama Gula Merah Bone

Perkembangan Usaha

Ishaq bercerita bahwa usaha yang dijalankannya itu dimulai awal 2018 dengan menggunakan modal sebesar Rp 10 juta.

Pada awalnya, Ishaq mengolah nira menjadi gula aren menggunakan peralatan sederhana dan manual. Namun, pada tahun 2022, dia mendapatkan bantuan dari Kementerian Kehutanan berupa alat pengolahan gula aren, seperti mesin pengaduk, mesin pengering, dan mesin pengemasan.

Baca juga: Pemkab Biak Beri Pendampingan Kemasan Hasil Produk untuk Pelaku UMKM Asli Papua

Dengan alat tersebut, Ishaq dirinya dapat menjual gula aren 500 kg per bulan dengan harga  sebesar Rp 40.000 per kilo gram.

Selain gula aren, Ishaq juga menjual Kopi Bontocani yang merupakan kopi robusta dan liberika asli Bone dengan harga Rp 15.000 hingga Rp 30.000 per bungkus.

Produk lain yang dia jual adalah Madu Bontocani. Dia menggunakan brand Bontocani dalam rangka untuk menaikkan nama daerahnya. Bonto adalah nama gunung, sedangkan cani itu madu, Bontocani berarti gunung madu.

“Dengan adanya Madu Bontocani ini, semua orang jadi mengetahui daerah kita. Daerah kita menjadi terkenal,” Ujarnya.

Baca juga: ACE-YS 2023 Fokus Menilik Peluang Ekonomi Kreatif Pasar Asia

Mencapai Skala Nasional

Pada tahun 2018, Ishaq hanya menjajakan produknya di pasar tradisional,toko oleh-oleh, warung kopi, dan juga hanya di sekitaran Kecamatan Bontocani.

"Saya sudah dua kali saya mengikuti event skala nasional dan provinsi. Karenanya, produk kami semakin dikenal orang dan penjualan kami naik kelas ke tingkat provinsi," jelas dia.

Selain itu, ia juga menggunakan website, facebook, dan instagram untuk menyebarluaskan produknya agar semakin luas dan semakin terkenal.

Baca juga: Penyaluran KUR di Aceh Periode Januari-Agustus 2023 Lampaui Target

Tantangan Ishaq

Tantangan terberat yang dialami oleh ishaq yaitu mengenai permodalan, karena ia pengusaha pemula. Permintaan semakin tinggi seperti vietnam, arab saudi, tetapi ia kekurangan modal untuk memproduksi kopi dan gula aren.

Ishaq menambahkan bahwa kurang besarnya gudang atau ruang penyimpanan untuk menyimpan produknya yang rentan rusak.

Ia berharap usahanya semakin berkembang dan berdampak untuk masyarakat khsusunya Desa Bana. Dan juga, dapat merubah pola pikir warga Desa Bana yang khususnya petani agar mengolah terlebih dahulu hasil perkebunannya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau