Namun tak butuh waktu lama, Evi berhasil menangkap peluang baru.
“Usaha sambal saya saat pandemi sempat terhenti. Saat pandemi Covid, banyak orang yang mencari minuman herbal untuk daya tahan tubuh. Karenanya, saya jadikan ini peluang baru dengan manambah produk, yaitu minuman herbal yang bernama Wedang Q,” ungkap Evi.
Sama seperti saat membuat sambal, untuk membuat minuman herbal, Evi juga hanya membutuhkan modal Rp 200 ribu.
Produk minuman yang dibuat Evi antara lain, jahe late, lemon sereh, teh rempah, kopi rempah, coklat jahe, dan minuman bunga telang.
"Minuman ini herbal dan juga menyehatkan untuk tubuh," katanya.
Berbagai produk minuman herbal tersebut, dibanderol dengan harga yang ramah di kantong, yakni berkisar antara Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per botolnya.
Kini, Evi mampu menjual lebih dari 200 botol minuman herbal per bulan.
Tak berhenti di situ. Untuk menambah varian produknya, Evi akan segera meluncurkan produk barunya pada bulan Oktober mendatang.
“Kita akan launching produk baru di bulan Oktober nanti, yaitu serundeng lengkuas dan serundeng kelapa dicampur dengan ikan. Saat ini kita sedang menunggu packaging dan sedang proses perizinan, serta logo halal,” paparnya.
Ia berharap, produknya bisa menembus pasar ekspor dan bisa memperkenalkan serundeng ke kancah internasional, seperti rendang.
Baca juga: Kisah Sukses Isa Juarsa Membangun Bakso Rusuk Joss hingga Punya Puluhan Cabang
Sejak akhir tahun 2022, Evi menjadi UMKM binaan PERURI. Ia mengakui, banyak sekali manfaat yang ia dapatkan selama menjadi UMKM binaan PERURI.
“Saya diajarkan pelatihan manajemen keuangan, strategi pemasaran, strategi penjualan, diajarkan analisis SWOT, diajarkan cara packaging, dan diundang saat ada bazar,” kata Evi.
Bukan hanya itu, Evi juga dibantu Dinas Perikanan, sebagai upaya menembus pasar ekspor.
“Hari senin (18/9/2023) kemarin saya ikut pelatihan standar keamanan pangan yang bisa untuk ekspor, melakukan wawancara, dan mengisi semua perlengkapan,” jelasnya.