Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Wayan Merintis Bisnis Virtual Reality, Ingin Buat Edukasi Sejarah Lebih Menarik

Kompas.com - 18/10/2023, 17:27 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Selain menyediakan berbagai menu makanan dan minuman mulai dari harga Rp 20.000, Tahoma Cafe juga menawarkan berbagai fasilitas, mulai dari ruang virtual reality, ruang meeting, ruang karaoke, hingga rooftop.

“Semua yang datang ke kafe kami bisa menikmati virtual reality dengan tarif Rp 20 ribu per 15 menit. Kami memang menyasar anak-anak kuliah. Jadi, harganya dibuat ramah di kantong,” tuturnya.

Di luar itu, D’ Lontar juga menerima permintaan khusus dari dalam dan luar negeri, untuk membuat konten virtual reality, dengan harga beragam, antara Rp 5 juta sampai ratusan juta rupiah.

Baca juga: Bermodal Rp 2,2 Juta, Ily Handmade Banyak Dilirik Pembeli dari Luar Negeri

Tantangan Bisnis

Sama seperti bisnis pada umumnya yang tak lepas dari tantangan dan hambatan, Wayan pun menghadapi hal yang sama.

Baginya, salah satu tantangan terbesar dalam membangun bisnis adalah menemukan sumber daya manusia yang tepat.

“Sebagai pebisnis, saya merasakan sekali susahnya mencari orang marketing. Saat ini semua masih saya pegang sendiri. Kadang ada kurang sreg gitu,” kata Wayan.

Selain itu, tantangan lain adalah kesiapan pemerintah Bali menerima teknologi baru. Pasalnya, meski sudah berusaha mengenalkan teknologi VR ke sekolah-sekolah, sampai saat ini belum bisa diterapkan di sekolah, karena keterbatasan pengetahuan tentang teknologi.

Baca juga: Cerita Alberthina Asal NTT Membangun Bisnis Cokelat DHokiest

“Tantangan lain ya dari pemerintah di Bali. Apakah pemerintah Bali siap dengan teknologi baru? Misalnya ke Dinas Pendidikan, saya tawarkan menggunakan VR untuk pembelajaran sejarah, tapi mereka enggak mengerti soal teknologi, jadi untuk menerimanya juga susah,” paparnya.

“Belum lagi jika harus melibatkan guru, mereka tentu perlu menyesuaikan modul Pelajaran juga. Padahal coba dibayangkan, ‘Bali menerapkan pembelajaran sejarah dengan virtual reality’. Itu kan keren banget,” lanjutnya lagi.

Oleh karena itu, ia berharap ke depannya, sekolah-sekolah bisa lebih terbuka menerima teknologi dan menerapkan sistem pembelajaran dengan virtual reality.

“VR ini kan bisa diaplikasikan untuk berbagai pelajaran. Misalnya simulasi pelajaran Kimia. Selain itu juga bisa membantu para siswa disabilitas yang memiliki keterbatasan untuk melakukan praktik pelajaran tertentu,” pungkasnya.

Baca juga: Kisah Sukses Reza Merintis Roti Ropi hingga Buka Outlet di Dubai dan UEA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau