Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Bisnis CV. Sumber Karunia, Manfaatkan Sumber Daya Alam hingga Bertahan 3 Generasi

Kompas.com - 23/10/2023, 16:28 WIB
Nur Wahyu Pratama,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Ekspor Kelapa Bulat JadI Tantangan

Di Kalimantan Barat saat ini semakin marak petani kelapa yang melakukan ekspor kelapa bulat ke luar negeri.

Oleh karena itu, saat ini bahan baku menjadi tantangan bagi kita Felicia. Bahkan, karena fenomena tersebut, CV. Sumber Karunia pernah berhenti produksi selama empat bulan.

“Kalau kelapa bulat yang diekspor, kita akan kesulitan untuk mendapatkan daging kelapanya,” ujar ulusan bisnis Internasional dengan peminatan ekspor impor ini.

Tak berdiam diri, Felicia mencari solusi dengan membeli kelapa grade reject, karena kelapa grade A banyak diekspor.

Baca juga: Teten Masduki Usul Mahasiswa Bisa Susun Rencana Bisnis untuk Gantikan Skripsi

“Menggunakan kelapa bulat reject juga jadi tantangan baru untuk kami, karena pasti kualitasnya tidak sebagus grade A. Jadi kami harus pintar-pintar mengolah kelapanya, sehingga hasilnya bisa sama dengan yang grade A,” ungkapnya.

Pengolahan kelapa menjadi minyak setengah jadi menggunakan mesin. Dikatakan Felicia, dalam sebulan, CV. Sumber Karunia mampu memproduksi sebanyak 200 ton minyak setengah jadi dan 5 ton bungkil dalam sehari.

Bungkil Ekspor Malaysia

Sementara untuk bungkil, ampas dari pengolahan daging kopra atau kelapa menjadi minyak, dijual seharga Rp 3.500 per kg.

Saat ini, penjualan ampas kopra atau bungkil sudah sampai ke Malaysia untuk peternakan babi.

"Memang pasar utama dari bungkil yaitu peternakan babi, sapi, ayam, dan pakan ikan. Konsumen dari Malaysia mendatangi kediaman kami, melalui informasi yang tertera di Google Maps,” jelasnya.

Untuk bertahan dari persaingan bisnis sejenis, Felicia mengaku, dirinya terus membuat perencanaan untuk meningkatkan nilai ekonomi  minyak industri atau minyak setengah jadi menjadi minyak goreng.

“Pengolahan lanjutan ini tentunya memiliki value yang lebih tinggi dan peminatnya tentunya lebih banyak, karena bisa langsung dijual ke konsumen atau end user,” pungkasnya.

Baca juga: Cerita Perjalanan Kelor Organik Indonesia, Berdayakan Ibu-ibu hingga Masuk Alfamart

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com