“Setelah panen itu diproduksi. Kita akan sortir, terus dibersihkan, baru setelahnya akan dipotong-potong secara manual ataupun pakai mesin, selanjutnya proses pengeringan, setelah kering akan melalui proses sortir lagi, untuk menyesuaikan dengan standar kualitas kami,” jelas Heni.
Baca juga: Kisah Nunik Anurningsih, Berawal Hobi Desain, Kini Sukses Berbisnis Perhiasan
Proses panjang penyortiran batang kayu bajakah ini dilakukan secara manual, bahkan pada proses pemotongannya sekalipun.
Heni juga mengungkapkan jika produk yang diperolehnya sebenarnya sudah berupa bahan setengah jadi, sehingga ia dibantu dengan lima orang karyawan untuk memproduksi bahan-bahan tersebut menjadi produk minuman herbal.
Saat memulai bisnis usaha produk herbalnya pada tahun 2014, Heni hanya menggunakan modal hanya senilai Rp65.000.
“Iya, saat itu hanya saya bungkus dengan plastik gula, saya promosikan secara door to door,” ungkapnya.
Baca juga: Manfaatkan Limbah Paralon, Produk Syahda Craft Banyak Dilirik Hotel Bintang 5
Dalam keterangannya, Heni mengatakan jika produknya sudah banyak yang mengetahui dan banyak yang melakukan pemesanan.
Untuk penjualan dalam negeri, Heni menyebutkan jika produknya sudah banyak dipasarkan di beberapa kota di Pulau Jawa, diantaranya adalah Cianjur, Jakarta, dan Surabaya.
Tak hanya itu, melalui ajang pameran Trade Expo Indonesia 2023 ini, produk Heni bahkan diminati oleh orang asing asal Nigeria dan ada pula yang berminat untuk melakukan konsinyasi.
“Iya ada beberapa lagi tadi, mereka mau konsinyasi, lumayan lah,” pungkas Heni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.