Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendorong Transformasi Desa menjadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru

Kompas.com - 08/12/2023, 17:14 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

Ya, foto-foto itu diambil dari sebuah telaga yang bernama Umbul Ponggok, yang berada di Desa Ponggok, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Rasanya belum liburan jika belum mengambil foto di tempat ini.

Dari aktivitas wisata itulah, Desa Ponggok ketika itu bisa meraup pendapatan antara Rp 8 miliar hingga Rp 9 miliar per tahun melalui BUMDes, hingga menjadikan warga desa ini terangkat perekonomiannya.

Keberhasilan Desa Ponggok menjadi desa wisata seolah membuka mata banyak pihak, bahwa desa tak selamanya menjadi pusat kemiskinan. Jika potensi yang ada digarap dengan baik, tidak mustahil perekonomian masyarakat desa akan terangkat.

Hal ini pula yang menginspirasi desa-desa lain di Indonesia untuk bergerak mencari potensi yang dimiliki. Tak sedikit desa-desa di Indonesia mengukuhkan diri sebagai desa wisata dengan berbagai atraksi khas yang disuguhkan.

Sementara desa-desa lainnya memilih menjadi desa yang mengkhususkan diri pada produksi produk serta komoditas tertentu yang menjadi andalannya. Perlahan-lahan, perubahan mulai bergulir di perdesaan Indonesia.

Transformasi Desa dan Ekonomi Bangsa

Desa Megulung Kidul, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah (Jateng), adalah salah satu desa yang memilih untuk bangkit dengan memanfaatkan potensi yang ada. Pada tahun 2019-2020, desa ini berhasil bertransformasi hingga menjadi desa wisata yang mengkhususkan diri pada agrowisata.

Memiliki luas 165 hektare (ha) dengan 92 ha di antaranya merupakan lahan pertanian produktif, Desa Megulung Kidul juga memiliki potensi perkebunan kelapa, pisang, dan anggur.

Semua potensi tersebut dikemas dengan konsep agrowisata, panorama alam, pertanian kuliner, dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang beroperasi sejak 2020. Banyak wisatawan yang datang ke daerah ini untuk sekedar menikmati keindahan desa serta mencicipi suguhan kulinernya.

Meski sempat terdampak pandemi, keberhasilan Desa Megulung Kidul tersebut mengantarkan desa ini menjadi pemenang BRIlian 2022, sebuah ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh BRI untuk mengapresiasi desa-desa yang berhasil melakukan transformasi ekonomi.

Baca juga: Melihat Desa Pakem, Berdaya Lewat Budidaya Melon Berkat Dana Desa

Transformasi juga ditemukan di desa-desa lainnya, salah satunya adalah di Karawang Jawa Barat. Di wilayah ini ada dua desa yang berhasil melakukan transformasi, salah satunya adalah adalah Desa Mekarbuana.

Terletak sekitar 42 kilometer dari pusat Kota Karawang, kontur tanah yang berupa perbukitan menjadikan penduduk desa ini tidak memungkinkan untuk bertani.

Namun, mereka tidak patah arang. Justru di balik keterbatasan itu, Desa Mekarbuana memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata, sehingga desa ini lebih dikenal sebagai desa agro-ecowisata.

Keberhasilan desa ini menjadi desa agro-ecowisata menarik BRI untuk terlibat lebih jauh mendampingi Desa Mekarbuana. Bahkan dari pendampingan tersebut, kini perkembangan desa ini jauh lebih pesat dari waktu-waktu sebelumnya.

Mitra Transformasi Desa

Berkat keunggulan kafe yang dikelola Bumdes di atas tanah kas desa ini, Desa Megulungkidul berhasil menyabet juara tiga tingkat nasional dalam program Desa Brilian yang bertajuk Nugraha Karya Desa Brilian tahun 2022 yang lalu.Dok. Bumdes Desa Megulungkidul Berkat keunggulan kafe yang dikelola Bumdes di atas tanah kas desa ini, Desa Megulungkidul berhasil menyabet juara tiga tingkat nasional dalam program Desa Brilian yang bertajuk Nugraha Karya Desa Brilian tahun 2022 yang lalu.
Transformasi desa hingga bisa menjadi pusat-pusat baru perekonomian, memang memerlukan stimulus dan “campur tangan” dari pihak lain. Tak hanya pemerintah, namun juga entitas lain seperti halnya akademisi, swasta, hingga lembaga keuangan seperti halnya bank.

Seperti halnya BRI, bank BUMN ini cukup serius untuk turut mengawal desa-desa yang ada di Indonesia menjadi pusat pertumbuhan baru ekonomi, dan telah menjadi mitra berbagai desa dalam melakukan transformasi.

Dengan tetap mempertahankan ciri khas desa sebagai tempat kegiatan pertanian dan produksi skala UMKM, akan menjadikan kawasan memiliki nilai tambah, sekaligus solusi atas berbagai persoalan yang terjadi.

Baca juga: BRI Lakukan Pendekatan Hybrid untuk Dorong Perkembangan UMKM

Salah satunya adalah solusi atas persoalan urbanisasi yang belakangan semakin kentara karena pertumbuhan banyak berpusat di perkotaan. Hal lainnya adalah terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang bersih, karena perekonomian yang berputar di desa berbasis pada lingkungan dan sosial.

Karenanya, mewujudkan desa-desa di Indonesia menjadi seperti perdesaan di Swiss bukan lagi sebuah mimpi ketika semua pihak memiliki komitmen dan kemauan untuk mewujudkannya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau