KOMPAS.com – Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya alam melimpah. Salah satunya rotan. Diperkirakan sebanyak 80 persen bahan baku rotan di seluruh dunia dihasilkan dari Indonesia.
Melansir laman Kemenperin.go.id, Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Papua merupakan daerah penghasil rotan di Indonesia dengan jumlah 622.000 ton/tahun.
Oleh karena itu, pemanfaatan bahan baku rotan menjadi suatu produk perlu dilakukan, sehingga rotan mempunyai nilai tambah.
Baca juga: Difasilitasi PTBA, Zailani Angkat Ekonomi Masyarakat lewat Usaha Pembibitan Pohon
Hal ini dilakukan oleh Rizal Hikmatiar, Presiden Direktur Roka Collection yang sudah dirintis sejak tahun 2018. Ia memanfaatkan bahan baku kayu dan rotan dalam membuat produk furnitur.
“Roka itu singkatan dari Rotan dan Kayu, tapi semakin ke sini saya ingin menggunakan serat alam lainnya seperti bambu dan eceng gondok,” kata Rizal (30) saat ditemui Kompas.com pada acara Brilianpreneur 2023 di JCC, Jakarta beberapa waktu lalu.
Pada tahun 2018, usaha yang dirintis oleh Rizal sempat terhenti dan mulai eksis kembali pada tahun 2021.
“Kami vakum karena tidak mempunyai target pasar dan sempat labil juga, mau lanjut atau tidak. Jadi, saya jeda produksi untuk menjernihkan pikiran, agar bisa mendapatkan konsep baru yang lebih fresh,” ucap Rizal.
Baca juga: Kisah Anis, Kembangkan Bisnis Pelana Kuda Satu-satunya di Yogyakarta
Lebih lanjut Rizal mengatakan, ketika usahanya vakum, dirinya pernah bekerja di salah satu brand furnitur. Ia kemudian mendapat inspirasi untuk melanjutkan usahanya.
Pada tahun 2021, Rizal juga mendapat modal sebesar Rp 25 juta untuk melanjutkan Roka Collection.
Rizal dibantu oleh ketiga karyawannya dalam menjalankan usaha Roka Collection. Selain itu, ada juga tujuh pengrajin dari luar daerah yang membantunya.
“Beberapa produk kami tidak hanya diproduksi di Tangerang, ada juga yang di Majalengka dan Banyuwangi. Material kayu jati kami ada yang diambil dari Banyuwangi, Jepara, Bojonegoro. Kalau rotan dan bambu kami dari Majalengka semuanya,” ungkap Rizal.
Setiiap pengrajin, dapat memproduksi kitchen wood atau peralatan makan sekitar 20 hingga 25 item per hari. Sementara itu, untuk produk furnitur hanya dproduksi satu produk dalam satu hari, bahkan ada yang satu produk memakan waktu tiga hingga lima hari.
Baca juga: Cerita Cefi Merintis Bisnis Celukba, Upaya Hadirkan Mainan Selain Gadget
Selain menyasar pasar lokal, Roka Collection juga sudah melakukan ekspor ke beberapa negara Timur Tengah, seperti Oman, Saudi Arabia, dan Kuwait.
“Bahkan kami sudah ekspor ke Korea juga saat pameran Trade Expo Indonesia (TEI). Kami juga sedang menyasar pasar Timur Tengah dengan menggunakan aplikasi Snapchat,” tutur Rizal.
Rizal mengaku, dalam sebulan omzet Roka Collection mencapai Rp 5 juta untuk penjualan lokal.
"Saya berharap, kami bisa mengikuti pameran internasional pada tahun 2024 ke Eropa,” katanya.
Ke depan, Rizal berencana mengadakan program latihan menganyam pada tahun 2024. Hal ini bertujuan agar adanya regenerasi pada generasi muda Indonesia.
“Saya mencoba bekerja sama dengan beberapa instansi dan sekolah untuk mengadakan pelatihan tersebut. Hal ini karena saya lihat generasi muda Indonesia tidak ada yang minat lagi dengan menganyam, sementara Indonesia butuh regenerasi penganyam muda tentunya,” jelas Rizal menutup pembicaraan.
Baca juga: Cerita Noki Prasixner Merintis Al Quran Leather, Bermula dari Keluhan Konsumen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.