KOMPAS.com – PT Pertamina (Persero) memamerkan produk-produk UMKM binaan serta desa wisata binaan dalam pameran wisata terbesar di Belanda, Vakantiebeurs, pekan lalu 10-14 Januari 2024.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan, partisipasi Pertamina pada pameran di kawasan Eropa ini bertujuan mengenalkan budaya Nusantara serta binaan Pertamina kepada masyarakat internasional.
Di sisi lain, hal ini menunjukkan peran Pertamina dalam mengembangkan energi transisi di dalam negeri.
Baca juga: Tantangan Distribusi Produk Makanan Sehat, Salah Satunya Mahalnya Biaya Pengiriman
“Program yang dikenalkan di ajang Vakantiebeurs salah satunya adalah Balai Perekonomian Desa (Balkondes) di Desa Wringinputih dan Desa Karangrejo di Borobudur, Kabupaten Magelang. Borobudur sudah dikenal sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia, sehingga ini kesempatan kami untuk mengangkat program Pertamina ke komunitas global yang lebih luas,” jelas Fadjar dalam keterangan resmi, Rabu (17/1/2024).
Sementara itu Manager Corporate Social Responsibility Pertamina Dian Hapsari Firasati mengungkapkan produk yang dibawa perseroan dalam ajang ini di antaranya, Desa Wisata Pertamina Balkondes, Sahabat Disabilitas Pertamina Difablepreneur, Desa Energi Berdikari, Handicraft Ayu Tenan, Handicraft Diby Leather, Handicraft Kuncoro Leather, Omah Wayang, dan lainnya.
Salah satu budaya yang dibawa adalah batik khususnya batik dari Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang merupakan produk dari komunitas program Desa Wisata.
“Tidak hanya sekadar memberikan informasi tentang apa itu batik, tapi Pertamina juga mengajak pengunjung untuk belajar membatik di booth Pertamina. Yang lebih menarik, program membatik ini didukung oleh salah satu komunitas difablepreneur dari Kabupaten Boyolali, dan ini mendapatkan respons positif dari banyak pengunjung,” pungkasnya.
Salah satu pengunjung dari Belanda, Olaf, berkesempatan untuk mencoba melukis batik. Dengan antusias, Olaf bersemangat menghias kain yang telah disediakan. Menurutnya membatik merupakan sesuatu yang tidak mudah tapi hasilnya sangat indah.
Baca juga: Nilai Transaksi Produk UMKM Selama Program Bali Great Sale Capai Rp1 Miliar
”Saya rasa cukup sulit untuk membatik, memerlukan keterampilan khusus. Tapi hasil akhirnya sangat cantik. Jika ada waktu, saya mungkin akan berkunjung ke Boyolali untuk belajar langsung ketika di Indonesia,” tutur Olaf.
Pada kesempatan yang sama, booth Pertamina juga menerima kunjungan dari salah satu pengurus Asosiasi Pengusaha Indonesia (ASPINA) Belanda, Mira Sari yang menggeluti usaha perhotelan di Belanda. Dia menyatakan ketertarikan kepada beberapa produk UMKM binaan Pertamina untuk menjadi salah satu pemasok kebutuhan usaha hotel yang dijalaninya.
”Menurut saya produk-produk yang ada di booth ini sangat bagus dan akan diminati di Belanda. Seperti produk handicraft berupa gelang dari Ayu Tenan dan gantungan kunci kulit Diby Leather. Selain itu saya juga punya kebutuhan sprei dengan motif batik, yang mungkin bisa dipenuhi oleh kelompok batik difabel di Boyolali,” imbuh Mira.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.