Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Personal Hygiene” yang Wajib Diketahui Pelaku Usaha Makanan

Kompas.com - 03/02/2024, 09:56 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Pernahkah Anda mendengar tentang istilah personal hygiene? Istilah yang berkaitan dengan kebersihan personal ini sangat familiar di industri food & beverage (F&B).

Hal ini karena kebersihan personal dari penyaji makanan termasuk faktor penting dan sangat berpengaruh terhadap bisnis.

Pasalnya, bukan hanya bahan baku, tampilan makanan hingga peralatan masaknya saja yang harus bersih, tetapi juga kebersihan penyaji makanan tersebut secara personal. Hanya saja tak semua pelaku bisnis makanan paham tentang pentingnya personal hygiene bagi bisnis mereka.

Dalam bisnis kuliner, menerapkan personal hygiene merupakan keharusan. Karena hal ini merupakan bentuk tanggung jawab atas bisnis yang dijalankan. Dilansir dari Cermati.com, berikut hal-hal yang harus diperhatikan terkait personal hygiene adalah sebagai berikut:

1. Alkohol Tidak Bisa Menggantikan Peran Sabun Cuci Tangan

Meskipun sabun dan alkohol sama-sama kerap digunakan untuk membersihkan tangan. Namun, peran sabun untuk cuci tangan tidak bisa tergantikan hanya dengan alkohol saja. Apalagi jika tangan penuh kotoran, seperti debu, minyak dan lainnya.

Tentunya kotoran tersebut tidak bisa dibersihkan hanya dengan menggunakan alkohol saja. Pasalnya, alkohol hanya efektif untuk membersihkan tangan dari kuman dan bakteri yang tak terlihat. Sementara, sabun bisa membersihkan tangan dari kotoran sekaligus kotoran yang menempel.

Hal semacam ini perlu diperhatikan para pelaku bisnis kuliner, karena kebersihan tangan sangatlah penting. Jika ingin menggunakan alkohol untuk membersihkan tangan, sebaiknya awali dengan cuci tangan menggunakan sabun.

Perlu dipahami bahwa penggunaan alkohol yang terlalu sering juga kurang baik, karena bisa membuat kulit tangan lebih kasar dan kering.

2. APD Wajib untuk Para Pekerja

Di industri kuliner, sebaiknya para pekerja (terutama penjamah makanan) harus menggunakan APD (alat pelindung diri). Hal ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya kontaminasi pada makanan atau minuman yang dihidangkan.

Secara umum, ada tiga jenis APD yang wajib digunakan selama proses produksi makanan. Pertama, masker, untuk mencegah air liur masuk atau terciprat ke makanan yang dihidangkan.

Kedua, hairnet atau jaring rambut, untuk mencegah helai rambut rontok dan masuk ke makanan atau minuman. Ketiga, sarung tangan latex, agar tangan tidak bersentuhan secara langsung dengan makanan selama proses produksi.

Dalam penggunaan sarung tangan latex, pastikan untuk menggantinya ketika sudah ada tepung di sarung tangan tersebut. Ini karena tepung yang menempel di sarung tangan bisa membuat produk makanan yang sudah siap dapat terkontaminasi.

Jika perlu, gunakan sarung tangan untuk sekali pakai saja.

3. Perhatikan Kebersihan Kuku Tangan

Ketika bekerja di industri F&B khususnya penjamah makanan, kebersihan kuku menjadi poin penting yang harus diperhatikan. Pastikan untuk rajin merawat dan membersihkan kuku tangan dan hindari memanjangkan kuku. Sebaiknya potong kuku secara rutin agar rapi dan selalu bersih.

Meskipun sudah menggunakan sarung tangan, kuku tangan tetap tidak boleh terlalu panjang. Karena kuku yang panjang berisiko membuat sarung tangan sobel hingga jadi tempat menumpuknya kuman dan kotoran. Selain itu, menggunakan kuku palsu dan kutek juga sebaiknya dihindari.

Halaman:

Terkini Lainnya
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat 'Fun Run'
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat "Fun Run"
Program
Kajari Kota Malang Blusukan ke Pasar Klojen, Dorong UMKM Miliki Legalitas Usaha
Kajari Kota Malang Blusukan ke Pasar Klojen, Dorong UMKM Miliki Legalitas Usaha
Training
Miliki 45 Juta Peserta Aktif, BPJS Ketenagakerjaan Bidik Pekerja Informal
Miliki 45 Juta Peserta Aktif, BPJS Ketenagakerjaan Bidik Pekerja Informal
Program
Berdayakan Perempuan, Penerbitan Orange Bond oleh PNM Diapresiasi
Berdayakan Perempuan, Penerbitan Orange Bond oleh PNM Diapresiasi
Program
Ekonomi Lesu, Ajang Fashion Show Jadi Panggung Harapan UMKM Fesyen
Ekonomi Lesu, Ajang Fashion Show Jadi Panggung Harapan UMKM Fesyen
Program
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan 'Blended Finance' ke Adena Coffee
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan "Blended Finance" ke Adena Coffee
Program
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Jagoan Lokal
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
Training
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Program
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha 'Outdoor' untuk Perluas Akses Pasar
Menteri UMKM Janji Dampingi Pengusaha "Outdoor" untuk Perluas Akses Pasar
Training
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Kualitas Peralatan Outdoor Lokal Tak Kalah dari Produk Luar
Training
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Beri Perlindungan Hukum ke UMKM, Pemerintah Gandeng Kongres Advokat Indonesia
Program
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Kreasi Pala Nusantara Manfaatkan Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai saat Ekonomi Lesu
Jagoan Lokal
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau