Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi UB Kenalkan Teknologi Ekstraksi yang Bisa Dimanfaatkan Pelaku UMKM

Kompas.com - 20/02/2024, 20:53 WIB
Nugraha Perdana,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi


MALANG, KOMPAS.com - Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Prof. Dr. lr. Sukardi, MS memperkenalkan teknologi medan listrik berpulsa, bernama Pulsed Electric Field atau PEF.

Alat ini sebagai bagian dari teknologi baru untuk pengambilan bahan bioaktif atau ekstraksi.

Ekstraksi yang dimaksud yakni sumber kearifan lokal Indonesia, sebagai bahan baku industri wewangian, kecantikan, cita rasa dan obat.

Dia menyampaikan, bahwa bahan baku produk-produk tersebut sangat diminati dunia, karena memiliki kualitas yang spesifik dibanding negara lain.

Baca juga: CEO DANA Indonesia Paparkan Manfaat Teknologi Finansial bagi UMKM di WEF 2024

Namun, selama ini masih diekspor dalam bentuk bahan baku atau bahan setengah jadi, sehingga nilai tambah belum dirasakan oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

"Oleh pihak importir diambil senyawa bioaktifnya dan dimurnikan, sehingga nilai tambah mencapai 300-500 persen," kata Prof Sukardi pada Selasa (20/2/2024).

Dia menyampaikan, sebetulnya teknologi ekstraksi dan pemurnian bahan bioaktif ini sudah dapat dilakukan di dalam negeri, agar nilai tambah dapat ditingkatkan.

Namun, saat ini ekstraksi sebagai salah satu teknik pengambilan senyawa bioaktif masih dilakukan secara konvensional, sehingga efisiensi maksimum hanya 70 persen.

"Sedangkan teknologi PEF dapat meningkatkan rendemen sampai 100 persen, ini sangat menguntungkan bagi agroindustri," katanya.

Baca juga: 6 Alasan Pentingnya Inovasi Teknologi untuk Pengembangan Usaha

Pemanfaatan teknologi modem PEF pada bahan agroindustri, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi proses ekstraksi senyawa bioaktif sebagai target dan memperoleh kualitas dan kuantitas yang maksimal atau setidaknya optimal.

"Harapannya alat ini bisa diterapkan kepada UMKM, dayanya sekitar 300-500 watt seperti setrika. Jadi efisiensinya, misal ekstraksi minyak atsiri itu secara konvensional 8 jam, dengan teknologi PEF bisa sekitar 4-6 jam," katanya.

Untuk penerapan teknologi PEF, dibutuhkan daya listrik di bawah 500 watt, namun dihasilkan luaran tegangan mencapai 25 kV, frekuensi 25 kHz dengan waktu hanya 10-30 menit.

Teknologi PEF ini, diterapkan sebelum ekstraksi senyawa bioaktif yang menjadi target, sehingga bagi agroindustri, pemakaian dayanya sangat murah.

Hasil ekstrak yang diperoleh dan efisiensi proses juga meningkat, hal ini sebagai salah satu karakteristik teknologi PEF dan merupakan ciri teknologi ramah lingkungan.

Baca juga: Akademisi Unbraw Usulkan Pemda Kembangkan Kambing Perah Melalui Teknologi Morfobiomol

Prof Sukardi menyebut, harga alat ini sekitar Rp 15 juta, tetapi menurutnya memiliki nilai guna di atas 5 tahun yang dapat menjadi nilai investasi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Modern Trade dalam Bisnis Ritel: Karakteristik dan Keunggulannya

Training
Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif

Program
Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Inovasi dalam Industri Batik, CV. Astoetik Buat Kompor Batik Listrik

Jagoan Lokal
Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Wamen UMKM Dorong Gen Z jadi Entepreneur Tangguh

Program
CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

CEO Ini Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Produk Kecantikan Indonesia

Training
Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Apa yang Penyebab Merek China Bisa Dominasi Pasar Lokal Saat Ini?

Training
CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

CEO Hypefast: 6 dari 10 Orang Indonesia Tak Bisa Bedakan Produk Indonesia atau China

Program
Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps 'Sapa UMKM'

Kementerian UMKM Akan Buat Super Apps "Sapa UMKM"

Program
 Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Perpanjangan PPh Final 0,5 Persen, Menteri UMKM Sebut Sudah Sepaham dengan Menteri Keuangan

Training
Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Menteri UMKM Minta PPh Final 0,5 Persen untuk UMKM Diperpanjang

Program
Menteri UMKM Sebut Judi 'Online' Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Menteri UMKM Sebut Judi "Online" Jadi Biang Kerok Turunnya Daya Beli Masyarakat

Training
Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Menteri UMKM Pastikan Program Entrepreneur Hub Dilanjutkan di Masa Pemerintahannya

Program
Penghapusan Utang 70.000 UMKM Tunggu Aturan Internal Bank Himbara

Penghapusan Utang 70.000 UMKM Tunggu Aturan Internal Bank Himbara

Program
Erick Thohir Sebut 50.000 UMKM Masuk Ekosistem Tender di Bawah Rp 15 Miliar

Erick Thohir Sebut 50.000 UMKM Masuk Ekosistem Tender di Bawah Rp 15 Miliar

Program
5 Ide Produk Inovatif, Unik dan Anti Mainstream dari Bahan Susu

5 Ide Produk Inovatif, Unik dan Anti Mainstream dari Bahan Susu

Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau