Apalagi, Abdul selama ini memang hanya berjualan secara offline, sehingga adanya pandemi yang membatasi aktivitas di luar rumah sangat berdampak pada penjualan zuppa sup.
"Padahal sebelum pandemi, saya bisa berangkat haji dengan istri dengan uang yang terkumpul. Lalu setelah balik haji, datanglah Covid itu," ucapnya.
Abdul akhirnya menggunakan cara delivery order, agar orang-orang tetap dapat membeli zuppa sup miliknya.
"Waktu Covid, kami tidak boleh jualan langsung, tidak boleh jualan di pinggir jalan juga. Akhirnya kami menjual secara online, delivery order," lanjutnya.
Untuk berjualan online, Abdul memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Instagram, dan grup WhatsApp. Selain itu, Abdul juga memanfaatkan relasi dengan pebisnis kuliner lainnya.
"Kami biasanya posting jualan di media sosial dan kami kasih free ongkir juga. Free ongkir ini hanya untuk daerah Mertoyudan hingga Magelang Kota. Tapi itu waktu Covid, sekarang udah ada ongkirnya semua," ungkap penjual zuppa sup asal Mertoyudan tersebut.
Baca juga: Mengeruk Cuan dari Ide Jualan Makanan Kekinian
Diakui Abdul, saat Ramadan hasil penjualannya meningkat. Baik dari segi omzet maupun porsi yang terjual.
"Kalau omzet kami di bulan Ramadan biasanya naik. Terus kalau hari biasa kami menjual 20 porsi, di bulan Ramadan bisa menjual 50 hingga 75 porsi. Itu insya allah habis," pungkasnya.
Baca juga: Ramadan Sudah Dekat, Ini 5 Takjil Buat Ide Jualan yang Cuan Banget
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.