Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Abdul Merintis Usaha Zuppa Sup, Bisa Kumpulkan Uang Naik Haji

Kompas.com - 13/03/2024, 12:15 WIB
Alfiana Rosyidah,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Sejak tahun 2015, Abdul Mujib (34) berjualan zuppa sup pertama di Magelang.

Ia biasa menjual di lapangan Rindam IV Diponegoro saat car free day di hari Minggu pagi. Sementara di bulan Ramadan, ia berjualan setiap sore hari.

Saat diwawancara oleh Kompas.com, Selasa (12/3/2024), Abdul menceritakan perjalanannya mendirikan usaha zuppa sup di Magelang. Selain itu, ia juga memaparkan modal, keuntungan selama berbisnis zuppa sup dan kondisi bisnisnya selama Ramadan. 

Zuppa sup yang didirikan oleh Abdul diberi merk Aqilla Zuppa Sup. Selain buka di lapangan Rindam IV Diponegoro, kini Abdul juga membuka cabang di Sleman, Yogyakarta. 

Baca juga: Jeli Melihat Peluang, Evi Sukses Membangun Usaha Kuliner Damelecho

Beralih dari Jualan Leker

Sebelum memulai usaha zuppa sup, Abdul mulanya adalah penjual keliling, termasuk menjual leker. Ia dan istrinya berjualan keliling sejak tahun 2014 dan usaha mereka berjalan hingga setengah tahun.

"Dulu hanya berjualan keliling pakai gerobak ke sekolah-sekolah. Jalan kaki dari alun-alun, lapangan rindam, sampai Kebonpolo," ungkapnya. 

Kemudian setelah belajar membuat zuppa sup dengan saudaranya di Jakarta, Abdul mencoba menjual zuppa sup di lapangan dekat rumahnya. 

Baca juga: Kisah Saroni, Seorang Disabilitas yang Merintis Usaha Makanan Bermodal Rp 20 Ribu

Pada tahun 2015, pertama kalinya Abdul berjualan zuppa sup di Magelang, tepatnya di lapangan Rindam IV Diponegoro. Sejak pertama kiosnya dibuka, zuppa sup milik Abdul selalu laku sampai sekarang. 

Saat mendirikan bisnis zuppa sup, Abdul menggunakan nama anak pertamanya sebagai merek usaha.

"Zuppa sup ini dijual dengan nama Aqilla Zuppa Sup. Tiap zuppa sup dijual dengan harga 18 ribu rupiah," kata Abdul.

Lebih lanjut, Abdul menyebutkan usahanya ini dibantu oleh kelima anaknya yang masih bersekolah. Mereka biasanya ikut membantu berjualan saat hari Minggu.

Selain dibantu oleh kelima anaknya, Abdul juga dibantu oleh teman-temannya, baik saat berjualan di car free day Magelang ataupun di Sleman.

Diakui Abdul, modal awal membangun usaha zuppa sup ini terbilang besar, yakni sekitar Rp 7 juta.

"Modal awalnya itu 7 jutaan. Itu digunakan untuk membeli tenda, meja, perlengkapan, dan lain-lainnya. Kalau omzet, kami bisa mendapatkan 2 hingga 3 juta per minggunya," jelas Abdul.

Baca juga: Bisnis Olahan Kurma Rakuma, Berawal Ingin Menghadirkan Makanan Sehat Saat Pandemi

Naik Haji dan Terdampak Pandemi Covid-19

Namun, perjalanan Abdul membangun usaha zuppa sup ini tak selalu mulus. Sama seperti usaha lainnya, usaha Abdul juga terdampak pandemi Covid-19.

Apalagi, Abdul selama ini memang hanya berjualan secara offline, sehingga adanya pandemi yang membatasi aktivitas di luar rumah sangat berdampak pada penjualan zuppa sup.

"Padahal sebelum pandemi, saya bisa berangkat haji dengan istri dengan uang yang terkumpul. Lalu setelah balik haji, datanglah Covid itu," ucapnya. 

Abdul akhirnya menggunakan cara delivery order, agar orang-orang tetap dapat membeli zuppa sup miliknya. 

"Waktu Covid, kami tidak boleh jualan langsung, tidak boleh jualan di pinggir jalan juga. Akhirnya kami menjual secara online, delivery order," lanjutnya. 

Untuk berjualan online, Abdul memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Instagram, dan grup WhatsApp. Selain itu, Abdul juga memanfaatkan relasi dengan pebisnis kuliner lainnya. 

"Kami biasanya posting jualan di media sosial dan kami kasih free ongkir juga. Free ongkir ini hanya untuk daerah Mertoyudan hingga Magelang Kota. Tapi itu waktu Covid, sekarang udah ada ongkirnya semua," ungkap penjual zuppa sup asal Mertoyudan tersebut. 

Baca juga: Mengeruk Cuan dari Ide Jualan Makanan Kekinian

Penjualan Naik di Bulan Ramadan

Seiring dengan berakhirnya pandemi, penjualan zuppa sup juga kembali naik. Abdul dapat kembali berjualan secara offline di lapangan Rindam IV Diponegoro.

Bahkan, saat bulan Ramadan seperti sekarang ini, Abdul tidak hanya berjualan pada hari Minggu pagi, tapi juga berjualan setiap hari saat menjelang berbuka. 

Diakui Abdul, saat Ramadan hasil penjualannya meningkat. Baik dari segi omzet maupun porsi yang terjual. 

"Kalau omzet kami di bulan Ramadan biasanya naik. Terus kalau hari biasa kami menjual 20 porsi, di bulan Ramadan bisa menjual 50 hingga 75 porsi. Itu insya allah habis," pungkasnya. 

Baca juga: Ramadan Sudah Dekat, Ini 5 Takjil Buat Ide Jualan yang Cuan Banget

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau