Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Saroni, Seorang Disabilitas yang Merintis Usaha Makanan Bermodal Rp 20 Ribu

Kompas.com - 27/11/2023, 13:01 WIB
Nur Wahyu Pratama,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia saat ini semakin banyak dan berkembang. Banyak dari mereka yang membuat berbagai macam produk olahan.

Saroni salah satunya. Ia merupakan seorang disabilitas yang merintis Orselo sejak tahun 2017 di daerah Rembang, Jawa Tengah.

“Orselo itu artinya Orang Selo, Selo merupakan nama daerah, yaitu Kecamatan Selo, Jawa Tengah yang merupakan desa kelahiran saya,” kata Saroni saat wawancara online melalui panggilan video WhatsApp pada Selasa (21/11/2023).

Baca juga: 5 Tips Membuat Karyawan Betah Bekerja, Pelaku Usaha Harus Tahu

Pedagang Keliling Es Potong

Sebelum memulai usaha Orselo, ia merupakan seorang pedagang keliling yang berjualan es potong di sekolahan atau daerah perkampungan.

“Saya awalnya jualan es potong keliling, tapi lama kelamaan semakin banyak orang yang jualan keliling. Hal ini menyebabkan persaingan semakin ketat, sehingga saya sulit mencari cuan. Akhirnya saya beralih membuat produk,” ungkap Saroni.

Modal Awal Rp 20 Ribu

Setelah memutuskan untuk banting setir, Saroni memutuskan untuk membuat produk kacang, pangsit, dan kerupuk.

“Keuntungan dari jualan es potong saya gunakan untuk modal usaha. Saya awalnya membuat produk hanya Rp 20 ribu, tapi itu mencicil bahan bakunya, seperti tepung satu kilo dan minyak satu kilo, itu cukup,” tutur Saroni.

Selain itu, pria berusia 31 tahun ini juga mencoba untuk usaha repacking kopi, dengan bekerja sama dengan pelaku UMKM di Rembang.

Baca juga: Merintis Bisnis Kuliner? Ini 9 Tips Pemasaran Online yang Bisa Dicoba

Repacking Kopi Sudah Ke Luar Pulau

Produk OrseloNur Wahyu Pratama Produk Orselo

Produk kacang, pangsit, dan kerupuk disalurkan Saroni ke beberapa warung sembako di sekitar Rembang. Namun untuk produk repacking kopi, rupanya sudah berhasil terjual ke luar pulau.

“Kalau repacking kopi itu kita jual ke Jakarta, Cirebon, dan paling jauh ke Papua. Tapi kebanyakan yang beli itu orang Rembang,” ucapnya.

“Saya kerja sama dengan teman saya yang produksi kopi. Saya punya merek Orselo, lalu kita kerja sama untuk meningkatkan omzet. Jadi kita ke warung tuh bawa paket lengkap, camilan plus kopi,” kata Saroni.

Berkat kerja keras dan perjuangannya, Saroni mampu mendapatkan omzet kotor setiap hari sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 700 ribu.

Baca juga: Ahmat Owner Rubycraft Ungkap Tips Menembus Pasar Internasional

Zona Nyaman, Bahan Baku, dan Hutang Menjadi Tantangan

Saroni menuturkan, salah satu tantangan dalam menjalankan Orselo yaitu dirinya sendiri. Ia terlalu nyaman di posisi yang sekarang, sehingga selalu takut untuk mengambil kesempatan dan memanfaatkan peluang lainnya.

Selain itu, Saroni juga kurang mengerti dalam pembuatan konten yang menarik untuk memasarkan produknya pada media sosial. Akibatnya, ia hanya menggunakan Shopee sebagai media penjualan produknya.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat 'Fun Run'
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat "Fun Run"
Program
Kajari Kota Malang Blusukan ke Pasar Klojen, Dorong UMKM Miliki Legalitas Usaha
Kajari Kota Malang Blusukan ke Pasar Klojen, Dorong UMKM Miliki Legalitas Usaha
Training
Miliki 45 Juta Peserta Aktif, BPJS Ketenagakerjaan Bidik Pekerja Informal
Miliki 45 Juta Peserta Aktif, BPJS Ketenagakerjaan Bidik Pekerja Informal
Program
Berdayakan Perempuan, Penerbitan Orange Bond oleh PNM Diapresiasi
Berdayakan Perempuan, Penerbitan Orange Bond oleh PNM Diapresiasi
Program
Ekonomi Lesu, Ajang Fashion Show Jadi Panggung Harapan UMKM Fesyen
Ekonomi Lesu, Ajang Fashion Show Jadi Panggung Harapan UMKM Fesyen
Program
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan 'Blended Finance' ke Adena Coffee
Dukung Petani Kopi Lokal, DBS Salurkan "Blended Finance" ke Adena Coffee
Program
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Ekspor Minuman Naik Tajam, UMKM Punya Peluang Tembus Pasar Global
Jagoan Lokal
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
APINDO: UMKM Jangan Hanya Bertahan, Tapi Harus Berkelanjutan
Training
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Dukung Usaha Digital, Kemenko PM Gandeng Google-Meta Luncurkan Program Pemberdayaan
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau