JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis fesyen tampaknya menjadi salah satu bisnis yang tak pernah mati dan justru akan terus berkembang.
Apalagi, semua orang dari bayi hingga lanjut usia memang membutuhkan pakaian.
Menggabungkan antara kebutuhan pakaian dengan tren fesyen, menjadi peluang usaha yang menghasilkan cuan.
Hendrik, salah satu pelaku usaha pakaian yang memanfaatkan peluang tersebut, dengan merintis usaha kids clothing bernama Grow Up sejak 2014.
Baca juga: Kenali Bisnis Sustainable Fashion yang Punya Peluang Jangka Panjang
Hendrik mengatakan, bisnis kids clothing sama menjanjikannya dengan fesyen orang dewasa. Dikarenakan, pertumbuhan dan perkembangan anak-anak umur 3 – 10 tahun sangat cepat, sehingga ukuran pakaian juga akan terus berganti.
Hal itulah yang membuat Hendrik memilih nama Grow Up, yang berarti bertumbuh -- untuk nama usahanya.
“Kita pilih nama Grow Up, karena anak-anak kecil itu cepat bertumbuh dan berkembang. Selain itu, dengan nama Grow Up, kita berharap agar usahanya juga terus berkembang,” kata Hendrik saat ditemui Kompas.com, Senin (18/03/2024).
Pakaian anak menjadi pilihan Hendrik, karena menurutnya di Indonesia masih jarang pelaku usaha yang menjual baju-baju anak impor. Jika ada pun, sedikit yang menggunakan bahan dan kualitas yang bagus.
“Bahan pakaian untuk anak-anak tidak boleh asal-asalan, karena kulit mereka masih sensitif. Biasanya lokal bikin pakai bahan yang kurang bagus. Jadi saya hadirkan yang impornya dengan kualitas dan harga yang bagus,” paparnya.
Ada berbagai produk untuk anak-anak yang dijual Grow Up, mulai dari kaus, celana, sweater, jaket, dress, hingga aksesoris anak-anak seperti jam tangan dan kacamata.
Hendrik mengungkap, semua produk Grow Up diimpor langsung dari China dan Thailand.
Produk-produk itu dibanderol mulai dari harga Rp 5 ribu hingga yang termahal Rp 200 ribu.
Dengan harga terjangkau tersebut, konsumen bisa mendapatkan baju anak-anak dengan kualitas impor, dan bisa dibeli secara grosir maupun eceran.
“Saya hadirkan baju-baju impor selain karena kualitasnya, ya agar orang-orang yang mau beli baju anak enggak harus ke luar negeri. Di sini bisa pilih sendiri, langsung liat bahannya, dan bisa dicoba. Kalau (beli) online kan enggak tahu,” ujar Hendrik
Hal itu juga yang menjadi alasan Hendrik hanya memasarkan produknya secara offline, yaitu di Tanah Abang, Jakarta Pusat, tanpa menggunakan e-commerce seperti kebanyakan bisnis fesyen lainnya.
Sebelumnya Grow Up merupakan toko pakaian anak yang dijual secara grosir. Namun, karena tahun ini Hendrik membuka outlet baru di Little Bangkok, Tanah Abang, Jakarta Pusat, maka Ia memutuskan menjual eceran, untuk menjaga pemasukan tetap ada.
"Grow Up sudah berjalan sekitar 3 bulan di Litte Bangkok, dengan berjualan secara ecer. Outlet Grow Up yang berada di Little Bangkok ini, merupakan outlet Grow Up yang ketiga," katanya.
Sementara untuk promosi, Grow Up memanfaatkan media sosial Instagram (@growup_kidsclothing) dan TikTok (Grow Up Kids).
Baca juga: 4 Tips Memulai Bisnis Fesyen ala Hilda Turaiza, Owner TRICK&TRICKY
Untuk membangun usaha kids clothing impor, diakui Hendrik membutuhkan modal awal lumayan besar, sekitar Rp 250 juta. Modal ini ia pakai untuk mengimpor pakaian dari beberapa negara dan menyewa kios untuk berjualan.
Namun demikian, menurutnya keuntungan yang didapatkan juga lumayan besar. Dalam sehari, Hendrik bisa mendapat omzet sekitar Rp 15 - 20 juta, jika sedang ramai pembeli. Namun, jika sedang sepi pembeli, hanya mencapai Rp 5 juta per harinya.
Untuk fesyen anak-anak, Hendrik mengaku mengandalkan warna-warna cerah untuk menarik perhatian. Selain warna, ia juga banyak menggunakan karakter yang disukai anak-anak.
Sementara untuk model, tren fesyen anak biasanya tak jauh berbeda dengan fesyen dewasa. Misalnya, salah satu tren fesyen anak saat ini yakni oversized dan kargo, yang mana modelnya memang seperti pakaian dewasa.
“Target pasar kita itu orangtua. Biasanya, orangtua itu suka yang bisa kembaran baju sama anak-anaknya, makanya kita juga ikut tren fesyen orang dewasa, agar bisa dipakai samaan orangtuanya,” jelas Hendrik.
Selain mengikuti tren, Grow Up juga selalu mengeluarkan koleksi terbaru sesuai musim.
Seperti saat Natal, mereka akan mengeluarkan baju-baju bertema Natal yang didominasi dengan warna merah dan banyak mengeluarkan model dress.
Baca juga: Desainer Asal Bali Ini Berhasil Ekspor Produk Fesyen ke Sejumlah Negara
Begitu juga saat bulan Ramadan, Grow Up mengeluarkan koleksi baju lebaran, yaitu baju-baju yang agak panjang, seperti gamis.
“Bulan Ramadan kali ini agak berbeda dibanding tahun kemarin. Tahun ini agak menurun. Padahal biasanya kalo Ramadan itu penjualan naik drastis,” aku Hendrik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.