MALANG, KOMPAS.com - Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Perempuan Kelas II A Malang, Jawa Timur menjalani berbagai kegiatan selama di bulan suci Ramadan saat ini, salah satunya memproduksi peci rajut.
Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Malang, Yunengsih mengatakan, terdapat 108 WBP membuat peci rajut. Selama bulan Ramadan ini terjadi peningkatan produksi sekitar dua kali lipat dibandingkan waktu sebelumnya.
Biasanya, mereka bekerja mulai pukul 09.00 - 12.00 WIB, dan sebelumnya sudah dilatih terlebih dahulu.
Baca juga: Cerita Hendrik Jual Pakaian Anak di Little Bangkok, Omzet hingga Belasan Juta Sehari
"(Produksi) sudah banyak, sekitar 600 pieces. Kerjasama dengan PT Annisa Cipta Karya Mandiri, mereka langsung memesan 500 pieces sehingga sudah banyak, kami juga menjual ke toko muslim yaitu toko Altara (Kota Malang)," kata Yunengsih, Rabu (20/3/2024).
Menurutnya, hasil produksi peci rajut dari garapan ratusan WBP banyak diminati karena hasilnya yang rapi dan baik. Selain dalam bulan suci Ramadan, kondisi ini juga bertepatan akan memasuki momen Haji dan Umroh.
"Tentunya, kita melihat pangsa pasar. Sehingga diharapkan, hasil mereka bisa langsung dibeli atau dipasarkan selama bulan suci Ramadan ini," katanya.
Selain itu, para WBP yang membuat peci rajut juga mendapat upah atau premi sebesar 10 persen dari hasil setiap item yang diproduksi. Sedangkan harga setiap peci rajut yakni Rp 60.000.
"Sehingga, mereka bisa mempunyai tabungan yang kami tampung atau kami tabung dengan nomor rekening masing-masing, yang tentunya dikelola registrasi untuk penerimaan premi," katanya.
Salah satu WBP, Ana mengatakan, bahwa dirinya biasanya membutuhkan waktu sekitar dua hari untuk bisa membuat satu peci rajut. Menurutnya, dengan kegiatan membuat peci rajut dapat menghabiskan waktunya saat menjalani ibadah puasa.
Dia juga berharap, ilmu yang didapat dalam membuat peci rajut dapat diterapkan untuk membuka usaha ketika bisa keluar nanti. Selain itu, dengan membuat peci rajut dapat sedikit melupakan kesedihannya tidak bisa berkumpul bersama keluarga.
"Sedih tidak kumpul keluarga, dengan adanya kegiatan ini bisa mengurangi sedikit melupakan kesedihan yang ada," katanya.
Baca juga: Cara Menarik Pembeli Lewat Instagram Saat Ramadhan
Selain itu, ada sekitar 80 WBP yang mengikuti 4 hingga 5 kali kegiatan khatam Al Qur'an setiap harinya. Kegiatan itu dilakukan setiap harinya selama bulan suci Ramadan mulai pagi hingga sore hari di Aula Kartini.
Kegiatan ini diharapkan menjadi introspeksi diri dari para WBP untuk lebih baik lagi dalam menjalani kehidupannya.
"Mereka lebih introspeksi diri dan lebih mengingat bahwa segala sesuatu yang terjadi dan mereka alami adalah semata mata ujian dari Allah SWT, sehingga dengan bulan suci ramadan, mereka punya lebih waktu dan kesempatan untuk kembali introspeksi dan menjadi pribadi yang lebih baik," katanya.
Sebagai informasi, di Lapas Perempuan Kelas II A Malang terdapat sekitar 400 WBP, dan 300 WBP diantaranya merupakan umat muslim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.