Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tyara Aulia Merintis Bisnis, Berawal dari Ogah Kerja Kantoran

Kompas.com - 21/03/2024, 12:00 WIB
Ester Claudia Pricilia,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak kaum anak muda seperti pelajar atau mahasiswa yang terjun ke dunia bisnis untuk untuk mencari pundi-pundi uang. Mereka berbisnis untuk menambah uang jajannya.

Tyara Aulia Anjani merupakan salah satunya. Perempuan berusia 23 tahun itu memutuskan terjun ke dunia bisnis bakery saat dirinya masih berada di bangku perkuliahan, tepatnya di tahun 2020 lalu. Bisnis bakery-nya itu ia namakan “Pawoonku” yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah.

Baca juga: Dari Mahasiswa “Kupu-Kupu”, Elisa Angela Sukses Bisnis A Cake A Day

Suka Memasak

Tyara mengaku sangat suka memasak, tepatnya baking. Ia menyukai baking sejak dibelikan oven oleh sang nenek tercinta.

Pertama kali ia mencoba memasak makanan yang sedang viral dan kemudian Ia bagi-bagikan kepada keluarga dan teman-teman dekatnya.

“Awalnya coba masak yang lagi viral kayak waktu itu kan Garlic Cheese Bread. Aku buatin ke keluarga dan temen-temen, katanya pada cocok sama rasanya, makanya aku berani coba jualan,” katanya saat dihubungi Kompas.com pada (19/03/2024).

Awalnya Tyara hanya berjualan di Facebook. Seiring berjalannya waktu, Ia bermain di media sosial lain seperti Instagram dan Twitter. Promosi juga dilakukan mulut ke mulut, yaitu kepada teman-teman Tyara, yang akhirnya menyebar ke seluruh lingkungan kampusnya.

Modal dan Keuntungan

Modal awal yang dibutuhkan Tyara untuk membuka usaha ini tidak terbilang besar karena ia selalu menggunakan sistem pre order (PO). Ia hanya menghabiskan modal tak sampai Rp 2 juta untuk membeli bahan-bahan kue.

Dengan Rp 2 juta itu, bahan yang dipakai tak sekali habis dan bisa digunakan untuk produksi beberapa kali lagi. Dengan modal yang minim itu, Tyara dapat menghasilkan omzet sebesar Rp 8,5 juta perbulannya.

Dalam sebulan, Tyara hanya membuka 4-5 kali PO. Sekali PO, pesanan bisa masuk hingga 100 buah dan bahkan lebih.

“Bulan kemarin masih empat kali PO aja, untuk bulan depan mau diperbanyak, jadi 8 kali PO dalam sebulan,” ujar Tyara.

Baca juga: Adri Sukses Berbisnis Kue Kering di Tengah Kesibukan sebagai Petugas ATC

Lika-liku Menjalankan Usaha

Saat pertama kali menjalankan usaha, ia kerap merasakan kendala karena harus menyesuaikan waktu dengan pendidikannya. Saat awal, usahanya pernah berhenti sejenak karena ia harus fokus menyelesaikan skripsinya.

Maka dari itu, ia belum yakin apa ia serius menjalankan usaha ini atau tidak. Akibatnya ia kurang konsisten dalam menjalankan Pawoonku.

“Awal mula buka usaha, aku masih labil, seperti kalau jualan tergantung mood atau kalo lagi luang aja. Jadi sempat bingung seriusin bisnis ini atau enggak. Ditambah waktu menyelesaikan skripsi sama beberapa masalah lainnya,” kata Tyara.

Maskot dan Best Seller Pawoonku: Cinnamon RollKompas.com - Ester Claudia Pricilia Maskot dan Best Seller Pawoonku: Cinnamon Roll

Setelah resmi menyandang gelar sarjana, Tyara justru mulai fokus dan berkomitmen akan usahanya itu. Berbeda dengan fresh-graduate di luar sana yang berbondong-bondong mencari pekerjaan, Tyara justru ingin menekuni bisnisnya sendiri.

Melihat teman sebaya sudah mendapatkan kerja, membuatnya semakin terpacu untuk membesarkan nama bisnisnya, yaitu Pawoonku. Tyara mengaku lebih menikmati berbisnis daripada harus menjadi karyawan untuk usaha orang lain.

Jika mengejar pekerjaan yang sesuai dengan jurusannya, yaitu manajemen, Tyara berpikir mungkin dirinya akan melamar menjadi marketing atau sales. Namun, ia tidak begitu menyukai pekerjaan yang berbau target ataupun kerja di kantor.

“Aku enggak suka kerja kantoran, apalagi yang mengejar target. Kalau enggak sampai target aku bakal diomelin sama atasan. Jadi kenapa aku nggak jadi bos di perusahaanku sendiri aja? Enjoy soalnya masak juga hobiku dan keuntungannya pun bisa buat aku semua,” beber alumni Universitas Diponegoro itu.

Kendala dan Tantangan Menjalankan Usaha

Seiring bisnisnya berkembang, ia kerap menemukan kendala lain. Kendala yang Tyara alami akhir-akhir kebanyakan karena kurangnya sumber daya manusia untuk membantunya mengurus bisnisnya itu.

Walau sudah memperkerjakan dua tenaga kerja sebagai kurir, jika pesanan membludak ia tetap kewalahan untuk mengirimkan pesanan para pelanggan.

Banyaknya bisnis serupa di luar sana pun menjadi ketakutan Tyara dalam menjalankan bisnisnya. Ia mengaku sering minder dan takut kalau pelanggannya akan berpindah ke tempat lain.

Namun, akibat komitmen Tyara dan dengan diiringi dengan doa. Usahanya semakin maju. Saat buka PO, pesanan yang masuk selalu banyak dan banyak pelanggan yang kembali membelinya.

“Aku selalu menjalankan usaha dengan doa, jadi itu dapat membantu rasa insecure dalam diriku hilang. Sampai saat ini PO masih ramai dan pelanggan setiaku masih beli di aku. Mereka bilang Pwoonku beda sama yang lain,” jelas perempuan itu.

Baca juga: Kisah Ellys Yanto Memulai Bisnis Kue karena Hobi Baking

Menonjolkan Kualitas dan Rasa

Menurut Tyara, kualitas dan rasa dalam produk bakery perlu dijaga untuk mempertahankan customer. Produk Pawoonku adalah cinnamon roll, brownies, brulee boom. Best seller di Pawoonku adalah cinnamon roll.

Ia tidak main-main soal rasa produknya. Saat menghadirkan brownies, Ia pun akan menonjolkan rasa cokelatnya dibandingkan rasa tepungnya. Begitu juga sang maskot cinnamon roll, Tyara benar-benar menonjolkan rasa kayu manis di dalamnya.

Harga yang dipasang oleh Tyara relatif terjangkau di kantong pelajar ataupun mahasiswa. Produk Pawoonku dimulai dari harga Rp 70.000-Rp 120.000.

“Pawoonku pakai bahan Grade A, di bawah premium, supaya pelajar dan mahasiswa bisa beli. Sebenernya bisa aja aku pakai bahan premium, tapi nanti target pasarku jadi melenceng. Soalnya kan mahasiswa itu banyak yang rantau dan mereka pasti ngirit,” kata perempuan lulusan manajemen Universitas Diponegoro itu.

Usaha Pawoonku di Bulan Ramadhan

Tahun-tahun sebelumnya di bulan Ramadhan, Pawoonku fokus untuk menjual hampers kue kering saja. Jadi, kue kering hanya diproduksi Pawoonku kala bulan Ramadhan.

Produk Pawoonku saat Sekali Pre-orderKompas.com - Ester Claudia Pricilia Produk Pawoonku saat Sekali Pre-order

Memasuki tahun 2024, merupakan tahun perdana Tyara membuka PO Ramadhan. Ia mengaku membuka PO di bulan Ramadhan dapat meningkatkan omzetnya sekitar 30-40 persen dari omset biasanya. Itu menunjukkan bahwa pesanan yang masuk lebih banyak dari hal yang biasanya.

Pada akhir, Tyara berharap ke depannya agar usahanya dapat lebih dikenal lagi oleh banyak orang di Semarang. Ia juga berharap dapat membuka cabang di luar Semarang. Saat ini ia mengaku tengah menargetkan Bekasi untuk cabang baru Pawoonku.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau