JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai industri dinamis yang akan terus dicari orang, tentu banyak pemula yang ingin mencoba berbisnis fesyen. Namun, perlu diketahui bahwa fesyen memiliki banyak sekali pesaing.
Sebelum memulai bisnis fesyen, lebih baik kamu persiapkan diri terlebih dahulu agar lebih siap menghadapi tantangan di kemudian hari.
Owner Addiction Wear, Steffanie (30) yang sudah menyelami industri fesyen sejak tahun 2015 juga tidak lepas dari kendala selama menjalankan bisnisnya.
Dengan beradaptasi dan terus mengikuti perkembangan tren fesyen, Steffanie kini memiliki dua toko fesyen di Mangga Dua dan Little Bangkok Tanah Abang. Bahkan mampu meraup omzet ratusan juta rupiah dalam sebulan.
Meskipun terbilang sukses dalam berbisnis fesyen, terkadang Steffanie menemukan masa-masa saat jarang ada pengunjung yang membeli baju.
Saat itulah angka penjualannya menurun. Bahkan, terkadang mengalami kendala karena supplier yang salah mengirim produk. Steffanie sudah mencicipi naik turun dunia bisnis fesyen.
Baca juga: 3 Ide Bisnis Fesyen Jelang Lebaran di Little Bangkok Tanah Abang
"Hambatannya ada banget. Pasti ada bulan-bulan yang sepi pengunjung. Terkadang supplier juga salah kirim barang jadi enggak bisa kita jual," ungkap Steffanie saat diwawancarai oleh Kompas.com pada Senin (18/03/2024).
Bisnis fesyen yang dinamis ternyata tidak selalu ramai pembeli. Pasalnya penjualan melonjak tinggi di bulan-bulan tertentu yang memiliki momen spesial misalnya saat menjelang Hari Raya.
Meskipun begitu, Steffanie tetap menikmati perjalanan bisnisnya karena fesyen memang merupakan hobi Steffanie.
"Bulan-bulan yang ramai itu biasanya menjelang Lebaran, Natalan, dan Imlek. Itu omzetnya bisa mencapai Rp 100 juta per bulan. Tapi kalau di bulan sepi yang tidak ada momen khusus biasanya omzet kami turun sekitar 30 persen," jelas Steffanie.
Pemula yang ingin mencoba bisnis fesyen perlu banyak belajar dan jangan cepat puas. Karena industri ini sangat luas, pergerakan trennya cepat, dan persaingan yang tinggi.
Steffanie juga mengaku bahwa sebelumnya ia tidak memiliki background pendidikan yang relevan dengan fesyen. Namun, terus belajar dan mengikuti zaman adalah kunci keberhasilannya.
"Aku bukan dari background fesyen, tapi dari awal aku banyak belajar soal fesyen secara bertahap. Biasanya aku juga mengikuti model fesyen apa yang lagi tren jadi bisa terus update dan bertahan di industri ini," lanjut Steffanie.
Baca juga: Cerita Hendrik Jual Pakaian Anak di Little Bangkok, Omzet hingga Belasan Juta Sehari
Menggunakan media sosial adalah salah satu caranya untuk mengikuti perkembangan fesyen. Steffanie sering mencari tahu baju seperti apa yang sedang hits di Korea atau Bangkok. Menurutnya, mencari referensi dari media sosial sangat efektif karena informasi bisa tersebar dengan cepat.
"Instagram dan TikTok sering aku pakai buat cari-cari inspirasi. Dari sana bisa ketahuan seperti apa sih perkembangan fesyen akhir-akhir ini. Aku suka mengikuti tren fesyen Korea dan Bangkok karena ternyata peminatnya di Indonesia cukup banyak," ucap perempuan asal Jakarta itu.
Persaingan di industri ini merupakan hal yang wajar. Bahkan jika dilihat dari tempat berjualan, Addiction Wear berlokasi di Little Bangkok Tanah Abang yang pada dasarnya tempat berjualan pakaian. Kiri dan kanan toko sama-sama menjual baju, sudah jelas akan ada banyak pesaing.
Namun, Steffanie mengatasi hal ini dengan fokus pada harga dan kualitas. Kedua hal ini adalah titik pembeda dari masing-masing toko.
Kualitas pakaian, harga jual, dan model baju tiap toko umumnya akan berbeda satu sama lain. Addiction Wear menjual pakaian wanita kategori baju kantoran dengan mengikuti gaya outfit Korea.
"Persaingan pasti ada. Tapi aku punya ciri khas yang membedakan dengan toko lain. Kami menjual baju yang arahnya lebih ke office wear dengan gaya Korea. Selain itu kualitas kami juga bagus meskipun harganya murah. Maka dari itu banyak pelanggan yang repurchase karena sudah tahu kualitas yang kami tawarkan," ujar Steffanie.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.