Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Stellar Coronae Hadapi 50 Pesaing Kerajinan Bunga Kering

Kompas.com - 10/04/2024, 11:11 WIB
Alfiana Rosyidah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap orang di dunia ini, tidak mungkin mengerjakan bisnis di bidang yang berbeda-beda. Pasti ada beberapa orang yang menciptakan produk yang sama sehingga memunculkan kompetitor atau saingan. 

Namun, hal tersebut wajar dalam dunia bisnis. Persaingan justru membuat orang-orang berupaya untuk meningkatkan kualitas produk.

Seperti yang dialami oleh Stellar Coronae, usaha kerajinan bunga kering yang kira-kira memiliki 50 brand kompetitor.

Dalam wawancara bersama Kompas.com pada Jumat (29/3/2024), Koro (32), salah satu pemilik Stellar Coronae membagikan cara bersaing dengan kompetitor. Koro menyebut bahwa saat menjalankan bisnis miliknya, memang semakin banyak pesaing yang bermunculan. 

Baca juga: Cara Pertahankan Bisnis Kerajinan Bunga Kering Biar Tetap Cuan

"Usaha kami memang semakin banyak kompetitornya, mulai kelihatan waktu ada yang beli di supplier yang sama. Jadi kami coba cari supplier yang lain agar produknya beda," ucapnya.

Cari Celah

Setelah mengetahui banyaknya kompetitor, Koro beserta timnya merancang strategi untuk menghadapi mereka. Caranya adalah dengan mencari celah dari para pesaing lalu memanfaatkan celah tersebut. 

"Jadi kami biasanya membuat powerpoint atau presentasi soal kompetitor-kompetitor kami. Kami pelajari siapa saja kompetitornya lalu apa beda produk mereka dengan produk kami. Termasuk harganya juga," ucap Koro. 

Baca juga: Stellar Coronae Ubah Limbah Bunga Pernikahan jadi Bernilai Jual

Kembangkan Produk berdasarkan Analisis Pasar

Setelah menyusun data-data kompetitor, Koro dan tim melakukan analisis dari kekurangan dan kelebihan para pesaing. Kemudian, mereka mencoba mengembangkan produk berdasarkan hasil dari analisis tersebut.

"Dengan menyusun seperti itu, kami jadi tahu produk kami akan dibawa ke arah mana supaya mereka ga gampang nirunya," jelasnya.

Koro lalu menceritakan produk Christmas atau Natal yang dibuat oleh Stellar Coronae pada 2021. Dengan strategi tersebut, ternyata para kompetitor baru bisa meniru pada tahun 2023. Menurut Koro, hal itu disebabkan dari proses yang lama untuk bisa menyamai produk Stellar Coronae.

Baca juga: 5 Peluang Bisnis Buket Bunga Kering

"Selama kami melakukan analisis itu, kami juga memperkirakan waktu yang dibutuhkan para kompetitor untuk meniru produk kami. Kalau misalnya ternyata sebulan bisa ditiru, ya enggak bisa dibuat. Cari cara lain," ucap lulusan arsitektur tersebut.

Untuk saat ini, jumlah kompetitor Stellar Coronae sudah banyak berkurang sehingga Koro dan tim menjadi lebih santai. 

"Kalau sekarang sih karena sudah banyak yang redup, jadi bisa lebih santai. Di 2021 dulu betul-betul sebanyak itu kompetitornya," ungkap Koro. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau