Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Membuat Anak Muda Tertarik Beli Produk Songket

Kompas.com - 12/04/2024, 12:00 WIB
Alfiana Rosyidah,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kain songket dikenal sebagai kain khas yang berasal dari Pulau Sumatera. Kain tersebut dapat dijadikan sebagai ide bisnis dengan tujuan memperkenalkan kain songket ke berbagai daerah. 

Irfania Ramadhani, pemilik bisnis IR Songket mengatakan, kain songket biasanya memiliki warna yang mencolok dengan hiasan warna emas. Menurutnya, perlu ada inovasi baru terkait warna songket agar bisa menjangkau anak muda.

Oleh karena itu, Irfania melakukan beberapa upaya agar produk miliknya bisa sesuai dengan selera pasar anak muda. Ia menyampaikan upaya tersebut dalam acara Bronis UMKM Kompas.com pada Jumat (5/4/2024). 

Baca juga: Berdayakan Pebisnis Perempuan dan Anak Muda, Lazada Luncurkan Lazada Foundation

Hasil dari penyampaian pemilik bisnis IR Songket tersebut dapat kamu simak melalui artikel berikut ini. 

1. Edukasi Melalui Pameran

Irfania mengatakan, edukasi melalui pameran dapat memberikan informasi lebih lanjut kepada anak muda terkait produk kain songket. Informasi kain songket dapat berupa makna kain songket dan juga filosofinya. 

"Di pameran, kami biasanya memberikan edukasi kain songket ini pada anak muda. Soalnya 'kan, kain songket identik dengan orang-orang tua," jelas Irfania. 

Baca juga: 4 Tips Mengoptimalkan TikTok untuk UMKM Anda

Kain songket identik dengan pemakaian orang-orang tua karena bahannya yang berat dan motifnya mencolok. Melalui edukasi tersebut, Irfania ingin menghilangkan stigma umur dalam kain songket agar produk miliknya bisa diterima oleh anak muda. 

2. Mulai Ganti Desain Sesuai dengan Selera Anak Muda

Langkah lebih lanjut yang diambil oleh Irfania adalah menyesuaikan desain dan warna kain songket dengan selera anak muda. Tujuannya yaitu membuat kain songket menjadi menarik di mata mereka.

Irfania membuat warna kain songket dengan warna-warna yang tidak mencolok, seperti warna merah muda, baby blue, dan kuning muda. 

Baca juga: 4 Tips Memulai Usaha ala Owner Bisnis Mukena, Jangan Pikirkan Modal

"Caranya adalah kami membuat warna-warna yang tidak banyak metallic-nya dan menggunakan benang yang lembut," lanjutnya. 

3. Membuat Konten di Media Sosial

Kemudian Irfania menggunakan media sosial untuk menggaet atensi anak muda. Alasannya, anak muda saat ini sering bermain media sosial dan mengonsumsi berbagai konten. 

"Kami juga membuat konten di media sosial yang relate dengan tren. Biasanya kami membuat konten tentang filosofi kain songket, arti motif, dan cara pembuatannya," ucap lulusan jurusan animasi tersebut. 

Baca juga: Tips Memulai Bisnis Ala Owner Fesyen Yulis Manevia

Irfania berharap bahwa cara ini bisa membuat kain songket semakin menarik di mata anak muda dan memutus stigma songket untuk orang-orang tua. 

"Akhirnya sekarang banyak yang mulai pakai. Biasanya mereka menggunakan kain songket untuk dijadikan outer," lanjut Irfania. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau