Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Devisa Batik Aromaterapi Binaan LPEI Berhasil Ekspor ke Amerika

Kompas.com - 22/04/2024, 16:21 WIB
Ester Claudia Pricilia,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mendorong ekspor produk batik aromaterapi khas Madura, Jawa Timur, sekaligus menciptakan kesejahteraan bagi perajin batik perempuannya melalui program desa devisanya.

Sebagai informasi, batik aromaterapi adalah batik yang mengeluarkan aroma wangi rempah dan bunga dari kainnya yang diklaim bisa tahan hingga empat tahun meskipun telah dicuci berulang kali. Metode batik ini ditemukan oleh seorang perempuan milenial bernama Warisatul Hasanah, yang merupakan founder Batik Al-Warits (UKM binaan LPEI).

Baca juga: Cerita Achmad Latief, Raup Omzet Miliaran Rupiah hingga Sukses Ekspor Batik Boyolali

Program Desa Devisa Batik Aromaterapi LPEI dirancang untuk memberikan pendampingan yang komprehensif dan berkelanjutan dengan tujuan membuka potensi ekspor komoditas unggulan daerah Madura, Jawa Timur, yaitu Batik Aromaterapi-nya

“LPEI terus berkomitmen untuk mewujudkan ekosistem ekspor yang berkelanjutan dan juga menciptakan kesejahteraan bagi para perajin batik,” jelas Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, Ilham Mustafa dalam siaran pers, Sabtu (20/04/2024).

Salah satu wujud nyata dari ekosistem ekspor berkelanjutan yang dimaksud adalah dengan memberikan pendampingan kepada 139 perajin perempuan binaan Batik Al-Warits dari 11 desa di Kabupaten Bangkalan, Pamekasan dan Sumenep. Pada akhirnya, pendampingan yang diberikan juga bertujuan untuk menyejahterakan para perajin batik aromaterapi itu.

Baca juga: Cerita Sukses Yohanes Wahyu, Usaha Batik Khas Ngawi yang Mendunia

LPEI memberikan pendampingan dengan berkolaborasi bersama Kemenkeu Satu (Bea Cukai dan Direktorat Jenderal Pajak) dan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur. LPEI bersama Kemenkeu Satu memberikan pelatihan dalam rangka penguatan kapasitas dan organisasi perusahaan.

“Kami diberikan pelatihan penyusunan laporan keuangan, manajemen perusahaan, prosedur dan perizinan ekspor, serta penyuluhan perpajakan dalam rangka meningkatkan kapasitas bisnis Desa Devisa Batik aromaterapi,” jelas Warisatul Hasanah.

Tak hanya permasalahan operasional bisnis, LPEI juga memberikan pendampingan pada desain Batik Gentong Madura.

Dalam satu tahun terakhir, pendampingan yang diberikan LPEI itu pun membuahkan hasil yang manis. Produk Batik Aromaterapi itu pun telah berhasil diekspor ke negara Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Korea, dan Jepang, berkat program desa devisa batik aromaterapi yang telah dilakukan LPEI.

Baca juga: LPEI Dorong Produk Home Decor dan Kerupuk Jawa Timur Tembus Ekspor

Kegiatan ekspor yang terjadi itu tentu berdampak positif bagi para perajin batik aromaterapi. Dalam skala ekspor, kapasitas produksi akan naik, karena untuk sekali ekspor pun harus dalam jumlah banyak. Setelah berhasil ekspor, kapasitas produksi batik aromaterapi itu juga mengalami peningkatan, yaitu dari 400pcs kain per harinya, menjadi 4000pcs kain per harinya.

Kenaikan kapasitas produksi batik aromaterapi itu tentu berdampak positif bagi para perajin batik, terutama pada kenaikan penghasilan mereka. Pendapatan perajin batik aromaterapi itu pun kerap mengalami kenaikan yang signifikan dari Rp300.000 menjadi Rp1.250.000 per bulannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

Program
25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

Jagoan Lokal
Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Jagoan Lokal
Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jagoan Lokal
Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Training
Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Jagoan Lokal
Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Jagoan Lokal
UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

Program
Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Program
Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Jagoan Lokal
Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Program
Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Program
BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

Program
TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

Program
DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau