Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Tan Ek Tjoan Bakery Bertahan dari Persaingan Bisnis dan Perubahan Zaman

Kompas.com - 23/04/2024, 09:05 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Jika kebanyakan bisnis Food and Beverage (FnB) seringkali tergesa-gesa mengikuti tren kuliner yang perputarannya cepat, Tan Ek Tjoan justru tidak terlalu mengikuti tren musiman tersebut.

Misalnya, belakangan ini banyak tren kue-kue Korea yang sedang berkembang, bahkan di mana-mana bisa ditemukan penjualnya. Tan Ek Tjoan tidak serta-merta langsung ikut menjual tren kue-kue Korea tersebut.

Selain itu, Tan Ek Tjoan juga sudah memiliki produk best seller sendiri, salah satunya roti gambang. Hingga hari ini, roti gambang yang terbilang jadul ini masih menjadi favorit banyak orang.

Jadi dalam menyikapi persaingan bisnis, Tan Ek Tjoan tidak gegabah mengikuti tren musiman.

"Meskipun saat ini banyak sekali pesaing dengan produk-produk terbarunya, kami tetap mempertahankan produk andalan Tan Ek Tjoan dan tidak terburu-buru mengikuti tren musiman. Karena belum tentu juga tren itu bertahan lama," tutur Hadi.

"Mungkin ini salah satu alasan Tan Ek Tjoan mampu bertahan sampai saat ini, karena kami punya ciri khas dan orang-orang yang sudah suka dengan roti kami, akan kembali lagi menjadi loyal customer," tambahnya.

Beralih Menggunakan Alat yang Lebih Modern

Saat Tan Ek Tjoan masih dijalankan oleh generasi pertama, tentu pada masa itu peralatan memasak masih serba tradisional dan manual.

Lydia bercerita, saat itu Tan Ek Tjoan masih memasak roti dengan menggunakan oven bata tradisional yang menggunakan kayu bakar.

Baca juga: Cerita Yohanes Bangun Uncle Jo Coffee, Berawal karena Sering Meeting di Kedai Kopi

Mengikuti arus perkembangan zaman, kini tentunya Tan Ek Tjoan menggunakan alat-alat masak yang lebih modern.

Selain itu, kehadiran teknologi juga mempermudah Lydia dalam mengelola bisnis Tan Ek Tjoan.

"Kalau dulu pakai oven tradisional yang dari batu bata itu, sekarang beralih menggunakan alat-alat yang lebih modern. Bagaimanapun, kami tetap harus mengikuti perkembangan zaman. Selain itu, kalau dulu mencatat data masih manual di kertas, kini kami menggunakan komputer jadi lebih digitalisasi," ungkal Lydia.

Sebelumnya, saat memasuki generasi kedua yaitu sekitar tahun 1959, Tan Ek Tjoan mulai memproduksi es krim. Karena baru ada kemunculan mesin es krim di Indonesia pada tahun tersebut.

Dari segi kemasan, Tan Ek Tjoan juga membuat inovasi roti gambang ukuran bites yang disimpan di dalam toples. Hal ini untuk memudahkan para pelanggan yang ingin membawa roti gambang ke luar negeri sebagai oleh-oleh.

Dengan membuat inovasi ukuran baru untuk produknya dan menyediakan kemasan toples, membuktikan bahwa Tan Ek Tjoan mengikuti flow bisnis ini sesuai dengan kebutuhan para pelanggan.

Dapat disimpulkan, meskipun sudah lintas zaman, cara Tan Ek Tjoan tetap bertahan adalah dengan terus berinovasi bersama kemunculan teknologi yang ada, sesuai dengan perkembangan di masa tersebut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:

Terkini Lainnya
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Dapat Bantuan Alat Modern, Perajin Patung dan Miniatur di Kota Malang Kebanjiran Pesanan
Program
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
LPDB Salurkan Pembiayaan ke KDKMP Sidomulyo Jember untuk Dukung Ekspor Kopi
Program
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau