Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Driver Ojek Online, Olan Sukses Jadi Juragan Loyang dengan Bantuan KUR

Kompas.com - 24/04/2024, 18:52 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Suara lakban yang ditarik dari gulungan terdengar riuh ketika Kompas.com mendekati sebuah rumah yang berada di kompleks Puri Lavender, Citeureup Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Di sela-sela keriuhan itu, lagu-lagu lawas dari Panbers mengalun dari ponsel, menemani dua orang pekerja yang sedang mengemas barang.

Ya, rumah itu milik Sukma Maulana (41), seorang perajin dan penjual loyang yang ada di Citeureup. Di dalam bangunan itu pula, ratusan perkakas yang siap jual disusun di rak-rak yang telah disiapkan sedemikian rupa.

Baca juga: Dinamisnya Industri Perkakas Logam yang Menghidupi Banyak Warga di Citeureup

Sukma Maulana adalah salah satu dari sekian banyak produsen sekaligus penjual perkakas logam yang berbasis di Citeureup. Dari tempat tinggalnya itu, dia bisa melayani konsumen dari berbagai pelosok Indonesia yang memesan alat cetak kue darinya.

Mengawali perbincangan, Sukma Maulana mengungkapkan bahwa dia memilih berkecimpung di bisnis ini karena lingkungan sekitar yang mendukung untuk kegiatan usaha tersebut.

“Saya memulai usaha jual-beli loyang ini bertepatan saat pandemi Covid-19. Saya awalnya mengambil barang-barang yang diproduksi oleh tetangga dan keluarga saya untuk dijual secara online,” ujarnya saat ditemui, Senin (22/4/2024).

Banyaknya tetangga dan saudara yang menjadi perajin perkakas logam membuat dia gampang mencari barang yang dibutuhkan oleh konsumen.

Baca juga: Pernah Merugi Berbisnis Beras dan Kayu, Titin Sukses jadi Perajin Layang-layang

Dari situ pula, usaha jual beli loyang berkembang pesat. Bahkan saat ini dia mulai menyiapkan workshop sendiri untuk keperluan produksi dari yang selama ini mengandalkan rekan kerja dan mitra.

Berawal dari Ojek Online

Bagi pria yang akrab dipanggil Olan ini, berbisnis perkakas logam akhirnya menjadi pilihan setelah sebelumnya dia terkena dampak dari disrupsi teknologi.

Bagi Olan, disrupsi teknologi menjadi sesuatu yang nyata dan sangat berdampak pada kehidupannya. Usaha servis dan jual-beli desktop atau komputer meja yang dirintis tahun-tahun sebelumnya, meredup seiring dengan perubahan trend penggunaan laptop.

Tak mau merugi, Olan memilih menjual semua desktop yang menjadi barang dagangannya serta menutup usaha servis komputer.

Baca juga: Kemenkop-UKM Paparkan Kunci UMKM Bertahan di Era Disrupsi

Saat itu dunia sedang dilanda pandemi Covid-19 dan membuat pilihan pekerjaan semakin terbatas. Olan menghadapi persoalan serupa. Ketimbang menganggur dia memutuskan untuk bergabung menjadi driver ojek online.

Dua pekerja mengemas produk loyang di rumah Sukma Maulana, kawasan Citeureup, Kabupaten Bogor Jawa BaratKOMPAS.com/ Bambang P. Jatmiko Dua pekerja mengemas produk loyang di rumah Sukma Maulana, kawasan Citeureup, Kabupaten Bogor Jawa Barat

Suatu hari, dia diminta mengantar barang oleh seseorang. Ketika diminta ongkos kirim, si user bilang nanti akan dibayar oleh penerima.

“Dari situ saya merenung bahwa bisnis jual-beli barang kelihatannya lebih menarik dan gampang. Saya tidak harus menanggung ongkos kirim,” kata Olan.

Setelah momen tersebut, Olan mulai berpikir untuk mencari barang yang tepat guna dijual dengan sistem online. Hingga akhirnya dia menemukan gagasan berbisnis jual-beli loyang untuk cetakan kue.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau