“Saya lihat saudara-saudara saya itu bikin perkakas seperti loyang dan sebagainya. Mereka biasanya jual ke toko, tapi ketika itu Covid sehingga sulit laku,” jelas Olan.
Olan lantas coba-coba memposting barang produksi saudaranya itu di salah satu platform e-commerce, dan tak begitu lama ada pembeli yang memesan.
Dari order perdana tersebut, dia semakin bersemangat untuk memposting jenis barang lainnya dan pesanan pun berdatangan.
Pandemi Covid menjadi titik balik kehidupan Olan. Dia yang sebelumnya menjadi ojek online, memutuskan untuk lebih serius berdagang perkakas logam.
Baca juga: Kisah Sepasang Collection, Merintis Bisnis Sepatu Saat Pandemi Covid-19
Kini dia memiliki mitra yang terdiri dari enam keluarga perajin yang khusus memasok barang bagi dirinya. Di mana masing-masing keluarga tersebut memiliki karyawan lagi yang jumlahnya lebih dari satu orang.
Hingga saat ini, Olan mengandalkan jalur penjualan online, yakni memanfaatkan e-commerce. Untuk mendukung kegiatan bisnis tersebut, dia menggunakan desktop miliknya yang tidak dijual untuk memantau order yang masuk dari sejumlah paltform e-commerce.
Olan memiliki enam akun toko online yang siap melayani pelanggan. Dari toko-toko tersebut, ada beberapa akun yang berkinerja maksimal. Dalam sebulan, tidak kurang dia membukukan omzet hingga Rp 80 juta.
“Beberapa toko saya ada yang bisa lebih maksimal kinerjanya, dengan omzet masing-masing per tokonya antara Rp 30 juta hingga Rp 40 juta per bulan. Sementara itu toko yang lain hanya bisa datangkan omzet Rp 6 juta sebulan,” kata dia.
Baca juga: Cerita Hendrik Jual Pakaian Anak di Little Bangkok, Omzet hingga Belasan Juta Sehari
Kinerja penjualan terus dia pertahankan. Salah satu strategi yang diterapkan adalah selalu mengikuti model-model cetakan terbaru yang trending di medsos seperti di Tiktok dan Instagram.
Untuk itu, dia juga selalu memantau perkembangan model cetakan yang banyak digemari konsumen.
“Kalau ada model baru dan trending, saya order ke mitra untuk dibuatkan barangnya dan modelnya dari saya,” jelas dia.
Ketika pandemi memberi dampak negatif ke banyak pelaku usaha, justru hal sebaliknya dirasakan oleh Olan. Bisnis yang dirintis mengalami pertumbuhan signifikan ketika banyak konsumen yang memesan melalui platform e-commerce.
Hal ini pula yang membuat dia memerlukan tambahan modal untuk mendukung usaha yang tengah berkembang.
Dia lantas berinisiatif mengajukan pinjaman ke BRI. Setelah disurvei, ternyata pengajuan diterima.
Olan mengajukan pinjaman ke BRI lantaran sebelumnya banyak perajin di sekitar rumahnya yang terbebani dengan pinjaman yang diberikan oleh pihak lain dengan bunga tinggi.
Baca juga: Ingin Ajukan KUR BRI? Pahami Persyaratan dan Aturan Mainnya