Dengan modal yang terbilang besar, Kedai Mie Tjap Chili yang buka setiap hari dari jam 4 sore hingga 11 malam ini, mampu menghasilkan omzet dengan angka yang tak kalah fantastis.
“Waktu buka awal-awal dalam sebulan saja kami bisa menerima sebesar Rp 70-an juta. Setelah berjalan beberapa bulan hingga sampai saat ini, makin naik bisa sampai Rp 300 juta,” ungkap Putra.
Baca juga: Dari Hotel Bintang Lima, 3 Sekawan Ini Beralih Buka Steak Tenda Pertama di Bogor
Lebih lanjut Putra bercerita, proses membangun Kedai Mie Tjap Chili memakan waktu yang lama, terutama pada development menu mie-nya. Untuk mengeluarkan satu menu mie saja, mereka bisa menghabiskan waktu satu sampai tiga bulan.
“Yang paling lama itu sebenernya pada development menunya. Kira-kira butuh waktu setengah tahun lebih lah untuk kami bisa launching. Di mana development itu akan terus berjalan, karena kami akan mengeluarkan menu baru seiring berjalannya waktu,” kata pria itu.
Sebelum launching menu pun, mereka harus mengundang beberapa food reviewer untuk mengetahui selera pasar. Dari situ food reviewer akan memberikan saran atau kritik untuk diperbaiki oleh tim Kedai Mie Tjap Chili.
Seperti beberapa waktu lalu, salah satu menu Kedai Mie Tjap Chili mendapat rating rendah dari food reviewer, hingga akhirnya menu tersebut baru bisa dirilis kembali setelah diperbaiki.
“Kemarin akhirnya kita take down menu itu, kita tanya apa yang salah dan kita tanya bagaimana supaya bisa naik ratingnya. Jadi mereka kasih masukan, kita revisi. Sampai akhirnya kita launching lagi menu barunya, lalu kita undang lagi reviewer tersebut,” jelas Putra.
Baca juga: Tips Sukses Membangun Usaha Mie untuk Pemula
Menurut Putra, Kedai Mie Tjap Chili selalu ramai dikunjungi orang, karena menu-menu mie otentik yang telah melalui fase trial & eror dengan waktu yang lama, sehingga cocok dengan selera orang banyak.
Di samping rasanya yang cocok di lidah banyak orang, menu Kedai Mie Tjap Chili dipasarkan dengan harga yang terjangkau.
Dengan porsi dan toping yang banyak, mereka memasarkan dengan harga termurah yaitu Rp 16 ribu hingga yang termahal Rp 50 ribu saja.
Melakukan promosi di media sosial TikTok dan Instagram, dengan mengundang food reviewer dan influencer, juga menjadi faktor yang memengaruhi ramainya bisnis ini, karena mereka juga menyebarkannya dari mulut ke mulut.
“Reviewer atau influencer kami enggak ambil dari yg terkenal. Jadi berapa pun followers-nya akan tetap kami pilih. Yang terpenting mereka suka ngonten makanan,” jelas Putra.
Selain itu, mereka juga berusaha keras untuk selalu mempertahankan kualitas serta pelayanan Kedai Mie Tjap Chili.
“Kami menerapkan SOP dan pengawasan ber-layer, quality control, manajerial urusan kitchen, dan selalu improve. Kami tidak mau menjadi bisnis yang viral sesaat lalu menghilang, kami sangat menghindari itu,” kata Putra.
Baca juga: Kisah Katijan asal Wonogiri, Dulu Pegawai Restoran Mi Ayam, Kini Punya Usaha Mi Ayam Sendiri
Hingga saat ini, Kedai Mie Tjap Chili telah memperkerjakan 10 orang karyawan, rata-rata berdomisili di sekitar lokasi dan kebanyakan merupakan lulusan SMA dan SMK.
“Karyawan kami itu bukan yang harus lulusan tata boga atau punya pengalaman kerja. Kami punya tim HR, di mana mereka yang lolos rekrutmen akan di-training sampai bisa,” jelasnya.
Putra berharap, Kedai Mie Tjap Chili bisa selalu menjadi teman ‘nongkrong’ yang cocok untuk pelanggannya, bisa mengenyangkan, dan memenuhi kemauan banyak orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.