Selain itu, jika ada acara besar atau reservasi yang berlokasi di Taman Piknik, mereka juga akan mengajak para UMKM sebagai tenant F&B nya.
“Seperti beberapa hari lalu, ada acara kantor gitu, karena cocok kami juga memakai UMKM bakso malang untuk menjadi salah satu hidangannya,” katanya.
Baca juga: Cerita di Balik Ramainya Kedai Mie Tjap Chili, Ludes 500 Porsi per Hari
Berdiri saat pandemi, yaitu tahun 2020, Taman Piknik Satria Mandala ingin kembali membangkitkan UMKM-UMKM agar semangat jual-beli terhadap produknya kembali meningkat.
Saat pandemi, ada kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang membuat orang tak bisa pergi berekreasi ke luar kota. Saat itu juga, kebijakan pandemi melarang orang makan atau nongkrong di tempat-tempat tertutup.
Maka dari itu, keempat owner menciptakan sebuah tempat, dimana orang bisa merasakan euphoria keluar rumah lagi, tapi lokasinya masih berada di dalam kota.
“Tapi saat pandemi kemain kami masih buka tutup, karena waktu itu kan kasus Covid-19 sempat naik-naiknya. Tahun 2022 lah kami sudah buka terus. Jadi kemarin saat ditutup total, kami hanya memanfaatkan jualan secara online dan catering-catering,” ujar wanita berusia 59 tahun itu.
Baca juga: Kisah Osrinita, Banting Setir Bisnis Mukena Setelah Terdampak Pandemi Covid-19
Selain karena pandemi, Taman Piknik Satria Mandala juga diperuntukkan untuk orang-orang yang tinggal di sekitar Gatot Subroto, Kuningan, Jakarta Selatan dimana daerah itu dipenuhi oleh gedung-gedung, perkantoran, dan apartemen.
Jadi, tak perlu jauh-jauh keluar kota, mereka bisa menikmati area hijau di dekat rumah mereka.
“Taman Piknik ini juga bisa menjadi tempat rekreasi untuk quality time keluarga, banyak anak-anak yang senang main di sini, jadi bisa lah jadi tempat refreshing juga,” katanya.
Selain keluarga, pengunjung yang datang ke Museum Satria Mandala juga merupakan target pasar Taman Piknik. Biasanya mereka hanya datang ke museum lalu pulang.
Keempat owner membuat tempat untuk beristirahat sejenak setelah berkeliling museum, dengan mengunjungi Taman Piknik.
“Kami mau mereka yang mengunjungi museum tidak sekedar datang lalu pulang, kami mau mereka mampir ke taman piknik dan kembali lagi ke sini,” ujar wanita asli Madiun itu.
Dikarenakan konsepnya merupakan taman piknik, maka sudah pasti outdoor. Indah menjelaskan, kendala yang paling menjadi tantangan adalah ketika hujan turun. Tidak ada solusi yang bisa mereka jalankan selain menunggu hujannya reda.
Namun, biasanya para pelanggan Taman Piknik setia menunggu berjam-jam demi tetap bisa berpiknik di sana.
Pihak Taman pun melarang dan tidak memperbolehkan Indah dan ketiga owner lain untuk mengakalinya dengan membuat atap pelindung.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya