Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dwi Kuntari Rela Lepaskan Profesi Bidan demi Fokus Usaha Jamu

Kompas.com - 06/05/2024, 11:34 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Dunia kesehatan memiliki spektrum luas, dan membuka kesempatan bagi siapapun yang ingin berkecimpung di dalamnya.

Sebagaimana yang dilakukan oleh Dwi Kuntari (31), produsen jamu tradisional dengan merek "Jamu Deka" asal Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Baginya, dunia kesehatan telah menjadi passion-nya sejak kecil.

Kecintaan Dwi Kuntari terhadap dunia kesehatan terlihat dari hobinya meracik jamu ketika masih kanak-kanak. Kemudian usai lulus SMA dia memilih melanjutkan ke akademi kebidanan.

Baca juga: Berawal Dari Hobi, Dwi Kuntari Sukses Jalankan Bisnis Jamu Tradisional

"Saya tahun 2013 menjadi bidan. Di sela-sela itu, saya tetap membuat jamu sehingga saya dikenal sebagai bidan jamu," kata Deka saat berbincang dengan KOMPAS.com, Jumat (26/4/2024).

Dwi mengungkapkan saat menjadi bidan, dia bekerja pada sejumlah bidan senior serta rumah sakit. Selain menjadi itu, dia juga pernah menjadi daycare di sebuah rumah sakit di Magelang.

Karena itu pula, dia belajar banyak mengenai seluk beluk dunia kesehatan ketika melakoni profesi tersebut.

Menjadi bidan sekaligus membuat jamu membuat dia memiliki jadwal yang cukup padat. Saat itu Deka merasa dorongan untuk menjadi peracik jamu lebih kuat dari pada melanjutkan profesinya sebagai bidan.

Baca juga: Dari Jualan Jamu, Jubaedah Mampu Hidupi Tiga PAUD Gratis di Karawang

Setelah mempertimbangkan masak-masak, Dwi Kuntari akhirnya memutuskan untuk melepas profesi bidan dan memilih fokus pada produksi jamu. Apalagi, dia juga pernah terpilih sebagai Ratu Jamu yang diselenggarakan oleh produsen jamu milik Jaya Suprana, yaitu Jamu Jago.

"Saya akhirnya melepas profesi bidan dan fokus pada usaha jamu yang saya rintis ini," kata Dwi.

Memahami Pasar

Bagi wanita yang akrab dipanggil Deka ini, menjalankan usaha jamu memiliki keasyikan tersendiri. Selain mendapatkan cuan dari bisnis yang ditekuni, dia juga bisa mengetahui selera dari setiap segmen konsumen.

Hal itu pula yang membuat dia terus melakukan inovasi dan berani mencoba membuat produk-produk baru yang kekinian.

"Saat saya mulai merintis usaha ini tahun 2016, saya hanya ada dua varian produk. Namun saat ini saya punya 16 varian produk," kata Deka.

Baca juga: Ketika Jamu Jadi Tumpuan Ekonomi Masyarakat...

Hal ini tidak lepas dari inisiatifnya untuk selalu membuat terobosan dan inovasi. Ketika para perajin lain terlalu fokus untuk menjual produk-produk racikan konvensional, Dwi Kuntari sudah menghasilkan varian baru yang dihasilkan dari bahan lain seperti wortel dan sayuran.

Dari upayanya membuat berbagai varian jamu baru serta keaktivannya menembus berbagai pasar, dia akhirnya bisa memperoleh pasar tersendiri. Tak hanya pembeli reguler, namun juga konsumen segmen premium.

Bahkan, produk-produk yang dibuat Dwi Kuntari sudah sampai ke Singapura dan Malaysia. Menurutnya, saat pandemi melanda, permintaan terhadap ramuan herbal mengalami kenaikan, sehingga produknya bisa masuk ke negara lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Pemanfaatan Teknologi Digital yang Dilakukan Owner Makacha Bakery

3 Pemanfaatan Teknologi Digital yang Dilakukan Owner Makacha Bakery

Training
Cerita Mira Membangun Makacha Bakery, Berawal karena Anaknya Tak Mau Makan Nasi

Cerita Mira Membangun Makacha Bakery, Berawal karena Anaknya Tak Mau Makan Nasi

Jagoan Lokal
Usung Ramah Lingkungan, Kawedo Juice Siap Beli Lagi Botol Produknya

Usung Ramah Lingkungan, Kawedo Juice Siap Beli Lagi Botol Produknya

Jagoan Lokal
Wajib Halal Resmi Ditunda, LPPOM Dorong Pemerintah Fokus Menyelesaikan Permasalahan di Hulu

Wajib Halal Resmi Ditunda, LPPOM Dorong Pemerintah Fokus Menyelesaikan Permasalahan di Hulu

Program
Cerita Zahro Manfaatkan Arang Batok Kelapa untuk Bisnis Pakaian

Cerita Zahro Manfaatkan Arang Batok Kelapa untuk Bisnis Pakaian

Jagoan Lokal
Memberikan Voucer dapat Menguntungkan Bisnis? Simak Alasannya

Memberikan Voucer dapat Menguntungkan Bisnis? Simak Alasannya

Training
Astra Gandeng Sarinah untuk Pengembangan dan Memperluas Pasar UMKM

Astra Gandeng Sarinah untuk Pengembangan dan Memperluas Pasar UMKM

Program
Owner APRC Indonesia Ungkap Cara Menjaga Partnership dengan Pebisnis Luar Negeri

Owner APRC Indonesia Ungkap Cara Menjaga Partnership dengan Pebisnis Luar Negeri

Training
Ide Bisnis Jasa Yang Banyak Peminatnya, Ramai Terus Auto Cuan

Ide Bisnis Jasa Yang Banyak Peminatnya, Ramai Terus Auto Cuan

Training
Cerita Laily Merintis Bisnis Parfum, Berawal dari Bertemu Wisatawan India

Cerita Laily Merintis Bisnis Parfum, Berawal dari Bertemu Wisatawan India

Jagoan Lokal
Keuntungan Bisnis Jasa, Tak Perlu Modal Besar tapi Cuannya Tinggi

Keuntungan Bisnis Jasa, Tak Perlu Modal Besar tapi Cuannya Tinggi

Training
Strategi Aris untuk Branding Produk Fesyen Titik Nyaman

Strategi Aris untuk Branding Produk Fesyen Titik Nyaman

Training
Ini Situasi yang Tepat untuk Menggunakan Endorsement Marketing

Ini Situasi yang Tepat untuk Menggunakan Endorsement Marketing

Training
Pahami 4 Hal Ini Sebelum Menggunakan Influencer untuk Marketing

Pahami 4 Hal Ini Sebelum Menggunakan Influencer untuk Marketing

Training
Ini 4 Cara Content Marketing Kamu Bisa Menghasilkan Cuan

Ini 4 Cara Content Marketing Kamu Bisa Menghasilkan Cuan

Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com