JAKARTA, KOMPAS.com – Industri jamu di Indonesia memiliki prospek yang cukup baik. Selain karena pangsa pasar yang terbuka lebar, bahan bakunya pun melimpah.
Hal ini pula yang membuat sektor industri ini banyak menjadi tumpuan masyarakat. Bahkan, industri ini menjadi salah satu sektor yang menyerap banyak tenaga kerja di Indonesia.
Berbicara mengenai industri jamu, hal ini tidak terbatas pada pelaku usaha skala korporasi. Industri kecil dalam berskala rumah tangga banyak yang menggeluti usaha bisnis ini.
Karena itu pula, industri jamu menjadi salah satu tulang punggung ekonomi keluarga di Indonesia. Tak sedikit dari pelaku usaha ini yang berhasil membuat produk-produk yang inovatif dan tak kalah bersaing dengan produk dari koporasi.
Baca juga: Dari Jualan Jamu, Jubaedah Mampu Hidupi Tiga PAUD Gratis di Karawang
Seperti halnya yang dilakukan oleh Yuliana Rosita Dewi (48). Warga Kelurahan Kaliabang Tengah Kota Bekasi Jawa Barat ini adalah salah satu produsen jamu herbal dalam bentuk minuman instan dengan merek Dewi Poetri.
Usaha yang dijalankan sejak 2016 tersebut kini telah berkembang sedemikian rupa dan menjadi sumber pendapatan bagi keluarga.
“Alhamdulillah, kini usaha saya berkembang dan penjualan sudah saya lakukan secara langsung maupun melalui reseller,” ujar dia saat ditemui Kompas.com, Kamis (21/3/2024).
Rosita mengaku usaha jamu yang dijalankan tersebut tidak lepas dari kemampuan meracik bahan-bahan herbal yang dia dapatkan dari keluarganya.
Ketika Yuliana masih remaja, neneknya sering membuat jamu. Dari situlah dia memahami tata cara membuat ramuan herbal. Dalam perjalanannya, dia juga belajar dan melakukan riset kecil-kecilan guna membuat minuman kesehatan instan dengan bahan baku alami.
Baca juga: Ketahui Peluang, Keuntungan, dan Tantangan Usaha Jamu Tradisional
Dari ikhtiar tersebut, Yuliana akhirnya bisa memetik keuntungan. Saat ini omzet usaha per bulannya mencapai sekitar Rp 7 juta. Dari jumlah tersebut, dia bisa mengantongi laba sekitar Rp 3 juta.
Hal yang kurang lebih sama juga dilakukan oleh Jubaedah. Wanita yang tinggal di Desa Tanjung Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat ini kesehariannya tidak lepas dari usaha membuat jamu.
Dirintis sejak tahun 2017, jamu dengan brand Mak Edah ini telah menjangkau wilayah lain di luar Desa Tanjung. Beberapa varian yang dihasilkan di antaranya kunyit asam, teh herbal dengan campuran sereh, serta racikan lainnya.
Jamu dan racikan herbal tersebut dipilih sebagai salah satu usaha yang dijalankan Jubaedah karena sebelumnya dia adalah penjual jamu keliling.
Setelah mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) oleh Pemkab Karawang, perlahan-lahan dia mampu meracik berbagai varian jamu serta mampu membuat kemasan yang lebih menarik.
Yang inspiratif, meskipun usaha jamu yang dijalankan Jubaedah ini skala kecil, namun hasil bisnis ini mampu menghidupi tiga sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) gratis di desa tersebut.