KOMPAS.com - Pelaku usaha minuman jamu serbuk tradisional di Kediri Jawa Timur mulai menikmati hasil seiring dengan bertumbuhnya tren di masyarakat untuk minum jamu guna menjaga kesehatan.
Salah satunya dialami oleh pemilik PT Alam Hijau Kreasindo, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, Rido Prasmono.
Mengutip Antara, Jumat (27/10/2023), Rido mencatat pertumbuhan bisnis setelah pandemi berangsur hilang.
Baca juga: Kreasi Unik Produk Fajar Wonk, Hasilkan Tas dari Kulit Pohon
"Sebelum pandemi COVID-19 permintaan luar biasa. Sekarang mau bangkit lagi, harus bangkit," kata Rido.
Dirinya mengakui saat ini bisnis yang dia jalankan bangkit dan pesanan semakin banyak. Beberapa yang disukai adalah minuman serbuk dari jahe, beras kencur dan beberapa minuman lainnya. Sedangkan untuk produk kopi masih belum naik permintaannya hingga saat ini.
"Yang menopang income minuman dari jahe itu. Bahan bakunya dari lokal saja, kami kerja sama dengan petani lokal. Sekarang ini rata-rata dua kuintal cukup, jika optimal bisa 5-6 ton per hari," kata dia.
Ia menambahkan, saat ini penjualan produk masih di Jawa Timur, dan diharapkan dengan perlahan-lahan pulih dan bangkit dari pandemi, penjualan bisa kembali lagi hingga seluruh Tanah Air.
Pihaknya juga mengapresiasi dukungan dari pemerintah. Untuk perizinan juga tidak kendala termasuk kelengkapan dari BPOM.
Usaha minuman yang dijalankan Rido ini sudah didirikan sejak 1998. Ia memutuskan mendirikan usaha ini setelah keluar dari pekerjaannya di PLTU Paiton.
Menurut dia, keputusan untuk wirausaha di bidang minuman ini sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya di bagian makanan. Bisnis ini juga digeluti karena kompetitor yang raksasa jumlahnya masih kecil untuk produk seperti ini.
"Kami menyiasati peluangnya yang cocok dan tidak digarap perusahaan besar kami masuk. Kompetitor pabrikan raksasa kecil (tidak banyak)," kata dia.
Dia mengungkapkan, usaha ini dirintis dengan jumlah pekerja hanya 16 orang saja yang 100 warga kampung. Saat ini, usahanya juga lebih maju dengan jumlah karyawan hingga 116 orang.
Baca juga: 5 Ide Bisnis yang Cocok Dikembangkan di Kawasan Wisata
Usahanya sempat terimbas pandemi COVID-19 dengan permintaan yang turun drastis. Namun, ia menegaskan tidak mengurangi karyawan saat pandemi terjadi dan terus produksi.
Turunnya permintaan berimbas dengan pendapatan yang juga turun drastis. Jika sebelum pandemi rata-rata produksi per bulan antara 40-45 ton dengan omzet ratusan juta rupiah, saat ini omzet masih di bawah Rp100 juta.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengatakan di Kabupaten Kediri ada sekitar 9.800 UMKM yang dibina pemda.
"Ada 9.800 UMKM yang dibina dan saya berharap mereka siap untuk berkompetisi, ada beberapa 10 UMKM, 20, 30, yang siap untuk berkompetisi. Desember 2023 nanti, di akhir tahun bandara beroperasi, jadi kami kerja keras memastikan UMKM bisa mendapatkan izin edar. Jika sudah dari BPOM nilai jual lebih tinggi, value bertambah," kata Hanindhito.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.