Loyalitas para teman-teman difabel sudah disaksikan sendiri oleh Askar. Sehingga menurutnya, tidak ada ruginya untuk merekrut pekerja difabel, hanya perlu melatihnya dan menggali potensi diri mereka.
"Saya berpikir, mungkin usaha ini berjalan hingga hari ini, karena doa-doa dari mereka juga," imbuhnya.
Baca juga: Siprianus Dua Dawa, Difabel yang Mampu Produksi Beragam Kerajinan Kayu
Para difabel yang bekerja di Ka Nung Bakery juga diberikan pelatihan. Askar mengakui, terkadang terkendala dari segi komunikasi yang terbatas.
Namun rekan-rekan kerja di sana juga saling support, perlahan-lahan mereka mulai belajar bahasa isyarat. Menurut Askar, potensi diri bisa digali selama ada niat.
"Kalau untuk mendidik, maupun dia akan baking di kitchen bisa-bisa saja. Yang penting ada niat dan tidak melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang. Dari sini saya simpulkan, ternyata mereka potensial. Hanya perlu digali dan di-eksplor," jelas Askar.\
Baca juga: Momen Hari Kemerdekaan, Perajin Difabel di Lebak Kewalahan Layani Permintaan Kerajinan Bambu
Askar juga memberi kebebasan pada para pekerja difabel. Mereka bisa tetap bekerja di Ka Nung Bakery atau pindah bekerja di tempat lain, jika memang mendapat tawaran yang lebih sesuai dengan keinginannya.
Bahkan, sudah ada pekerja difabel Ka Nung Bakery yang berhenti dan memutuskan membuka usaha roti sendiri.
Cerita Ka Nung Bakery yang memperkerjakan para difabel membuktikan, bahwa setiap orang memiliki potensi diri yang bisa menjanjikan jika memang digali dengan baik.
Kinerja mereka nyatanya tidak kalah dengan pekerja lainnya, meskipun mereka memiliki keterbatasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.