BOGOR, KOMPAS.com - Mempertahankan bisnis puluhan tahun hingga melegenda, tentu bukan hal mudah.
Menjalankan bisnis lintas generasi, juga berarti menghadapi berbagai perubahan zaman. Seperti Ka Nung Bakery, roti konde legendaris asal Bogor yang sudah berdiri sejak 1974.
Roti konde adalah sebutan lain untuk roti canai. Ka Nung Bakery menyebutnya roti konde, karena bentuk adonannya yang mirip seperti konde.
Pertama kali didirikan oleh Ibu Nur di tahun 1974, kini Ka Nung Bakery diteruskan oleh generasi keduanya, Cholid Askar sejak tahun 2002.
Ka Nung Bakery yang sudah lintas generasi ini, nyatanya tidak kehilangan pamor, meskipun sudah banyak pesaing dan melewati berbagai perubahan zaman sejak pertama kali didirikan.
Lantas, bagaimana cara mereka mempertahankan bisnisnya? Askar mengungkap strategi yang dilakukan Ka Nung Bakery kepada Kompas.com, Selasa (14/5/2024).
Baca juga: Cerita Di Balik Ka Nung Bakery Bogor, Roti Konde Legendaris Sejak 1974
Tentunya dalam industri Food and Beverage (FnB), konsistensi rasa adalah kunci utama agar bisnis bisa berkelanjutan. Jika rasanya berubah, akan sulit membuat pembeli datang kembali.
Begitu juga Ka Nung Bakerym yang terus mempertahankan resep dari Ibu Nur ,meski kini sudah dilanjutkan oleh anaknya.
Cita rasa roti konde, aroma, hingga tekstur tidak ada yang berubah sejak 1974.
Takaran dan gramasi pun mengikuti resep dari sang ibu. Ini juga menjadi alasan mengapa Ka Nung Bakery tidak menggunakan bahan pengawet, karena resepnya masih sama seperti dulu.
"Karena kami roti konde pertama di Bogor, tentu harus ada ciri khas dan pembeda. Jadi cita rasanya tidak boleh berubah, konsisten masih sama seperti yang dulu," kata Askar.
Transisi bisnis pastinya akan memunculkan inovasi baru. Memasuki tahun 2005 saat Askar mulai meneruskan bisnis ini, dia menciptakan inovasi baru untuk meng-upgrade Ka Nung Bakery dengan mengikuti kemajuan teknologi.
Baca juga: Legendaris di Bogor, Ini Cerita Usaha Es Bir Kotjok Si Abah sejak 1965
Askar yang juga seorang engineering, memanfaatkan ilmu yang dia miliki dengan membuat mesin sendiri, yakni menggunakan sistem mesin drafting yang bisa memudahkan produksi roti konde.
Dengan mesin tersebut, adonan bisa ditipiskan hingga hitungan mikro, artinya bisa lebih tipis dari mili.
"Saya pikir nanti semakin tua pasti akan terbatas, jadi kenapa enggak saya buat mesin yang bisa mempermudah. Pembuatannya memang tidak mudah, banyak rials and errors, tapi akhirnya mesin ini bisa sangat membantu," ungkapnya.
Jika satu orang pekerja sekitar delapan jam sekiranya hanya bisa membuat 300 roti secara manual, sementara dengan mesin ini bisa sampai 1.000 roti dalam sehari.
Ini menjadi salah satu inovasi baru yang membedakan generasi pertama dan generasi kedua Ka Nung Bakery.
Sejak awal didirikan, Ka Nung Bakery memang sudah memunculkan hal baru di kalangan masyarakat Bogor. Mereka yang pertama kali menjual roti konde (roti canai) di Bogor. Pada tahun itu, tentu masyarakat masih awam dengan jenis roti ini.
Memang awalnya Ka Nung Bakery hanya menjual satu jenis roti, yaitu roti konde. Namun seiring berjalannya waktu, Ka Nung Bakery semakin memperluas variasi produknya dengan menghadirkan berbagai sajian Timur Tengah lainnya.
Seperti samosa, kebab, dan masih banyak lagi. Dapat dibilang, Ka Nung Bakery pelopor makanan Timur Tengah di Bogor.
"Awalnya hanya roti konde, tapi lama kelamaan permintaan terus meningkat, jadi kami hadirkan sajian Timur Tengah yang lain. Mereka yang sudah suka dan percaya dengan roti konde kami akhirnya penasaran ingin coba produk-produk lain Ka Nung Bakery," ujar Askar.
Baca juga: Cara Tan Ek Tjoan Bakery Bertahan dari Persaingan Bisnis dan Perubahan Zaman
Perubahan zaman adalah salah satu hal yang tidak bisa dihindari. Sekalipun bisnis ini sudah legendaris, Ka Nung Bakery tetap beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
Selain berupaya membuat inovasi mesin roti, Askar kini mulai menggerakkan pemasaran digital. Dia menjual produknya di berbagai e-commerce.
Promosi di media sosial pun tidak ketinggalan. Ka Nung Bakery rutin membuat konten dan mengonsepkan desain feeds Instagram-nya.
Bahkan, mereka juga membuat maskot Ka Nung Bakery berkarakter rusa Bogor berwarna biru.
Ini merupakan salah satu strategi marketing Ka Nung Bakery, agar terus mengikuti tren terkini di era digital.
"Kami juga memasarkan produk ke e-commerce, marketing di media sosial juga tentunya sudah mulai digerakkan. Karena bagaimana pun, kami harus mengikuti kemajuan zaman," ucap Askar menutup pembicaraan.
Baca juga: Tak Banyak Anak Muda yang Tahu Kelapa Kopyor, Begini Cara Kopyor Bogor Memperkenalkannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.