Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Taufiq, Menyulap Limbah jadi Diorama Bernilai Puluhan Juta Rupiah

Kompas.com - 21/05/2024, 22:00 WIB
Anagatha Kilan Sashikirana,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Sudah bukan hal yang asing lagi bahwa sebuah karya seni bisa sangat menghasilkan. Bahkan banyak karya seni yang harga jualnya fantastis karena dilihat dari value barang tersebut.

Namun, bisa kah dari material sederhana dibuat menjadi sebuah hasil karya yang bernilai jual tinggi? Jawabannya bisa. Seperti cerita Maulidin Taufiq, seorang pembuat diorama yang kini tembus mancanegara.

Pria kelahiran Tanjung Pandan, Bangka Belitung ini merupakan lulusan SMK jurusan pemasaran. Namun, darah seni yang dimiliki oleh Taufiq sudah diturunkan oleh ibunya yang merupakan seorang desainer. Itulah sebabnya Taufiq menyukai seni yang melibatkan kreativitasnya.

Lulus dari sekolah, Taufiq melanjutkan bekerja di salah satu perusahaan alat tulis yang cukup ternama sebagai Team Creative Develompent sejak tahun 2014.

Bertemu dengan rekan kerja yang basic-nya arsitek, desain grafis, desain produk, dan konten multimedia membuat Taufiq secara otodidak belajar dan mengasah keterampilannya dalam hal kesenian.

Baca juga: Kisah Dito, Penyandang Autisme Berdikari Lewat Karya Seni

"Awalnya saya membuat diorama itu dari hobi, saat pulang kerja iseng bikin-bikin diorama. Setalah hampir tujuh tahun bekerja, saya memutuskan untuk resign dan mulai fokus membuat konten Artberuang yang mengangkat seni diorama," kata Taufiq kepada Kompas.com, Senin (20/5/2024).

Diorama adalah miniatur tiga dimensi dari sebuah pemandangan atau adegan. Karya seni ini dubat detail sehingga mirip seperti penampakan atau momen aslinya.

Konsisten membuat konten-konten seputar pembuatan diorama, ternyata semakin hari penonton Artberuang di media sosial semakin banyak. Pada tahun 2018, Nama Taufiq mulai dikenal oleh publik dan diajak untuk pameran.

Sejak saat itu, mulai berdatangan para calon customer yang bertanya dan berniat request diorama. Mulai dari sini Taufiq mulai menjadikan diorama buatannya sebagai bisnis yang menghasilkan sejak tahun 2022. Taufiq mantap menjadikan hobinya itu sebagai pekerjaan.

Diorama Taufiq Artberuang dari limbah lautKompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Diorama Taufiq Artberuang dari limbah laut

Pada tahun tersebut pula, salah satu diorama yang dibuat oleh Taufiq menggunakan sampah di laut mendapat banyak perhatian masyarakat.

Dalam kontennya tersebut, Taufiq membagikan proses pembuatan diorama mulai dari mengumpulkan sterofoam dan busa bekas sofa atau spons cuci piring yang berserakan di tepi laut.

Kemudian dari bahan bekas tersebut ia bentuk dan rangkai menjadi tiruan tebing di tepi pantai lengkap dengan jalanan yang mengitarinya. Limbah ternyata bisa berubah menjadi sebuah diorama yang cantik.

Baca juga: 4 Strategi Penting Memulai Sustainable Business

"Membuat karya seni itu enggak harus bermodal besar. Mendaur ulang sampah bekas juga bisa memberi value lebih menjadi karya seni. Jadi bukan hanya menguntungkan kita tapi juga sustainable untuk lingkungan," jelas Taufiq.

Spons bekas biasanya akan dibuat menjadi serbuk untuk dedaunan pohon, ranting kayu asli bisa digunakan kembali untuk ranting pohon, sampah pelastik bisa dibuat ulang menjadi miniatur. Itulah cara Taufiq berkarya diorama dari limbah sehari-hari.

Meskipun ada pula diorama yang dibuat dengan material yang bukan dari limbah, tetapi Taufiq membuktikan bahwa dia bisa memanfaatkan barang bekas menjadi sebuah karya seni yang bernilai tinggi.

Harga sebuah diorama ternyata bisa bernilai Rp 2 jutaan bahkan Rp 80 juta tergantung dengan ukuran dan kerumitan diorama itu sendiri. Harga diorama senilai Rp 70 juta yang pernah Taufiq buat yakni Gedung KPPTI Indosat.

"Pokoknya kalau bangunan yang dibuat hampir menyerupai aslinya itu bisa mahal. Dan juga nilai story - nya. Jadi biasanya si klien pernah punya kenangan di tempat itu minta dibuatkan dioramanya," ujar Taufiq.

Segmentasi pasar dari diorama ini adalah perusahaan, pencinta seni, hingga para kolektor dan penghobi. Seperti hobi mobil-mobilan yang ingin membuat diorama jalanan atau hobi film yang ingin membuat diorama dari scene favoritnya.

Diorama untuk menyimpan mobil-mobilanKompas.com - Anagatha Kilan Sashikirana Diorama untuk menyimpan mobil-mobilan

Baca juga: 5 Ide Bisnis Kerajinan Tangan, Cocok Buat Kalian yang Kreatif

Oleh karena itu diorama tidak hanya digunakan sebagai pajangan saja, tapi juga untuk pendukung di berbagai industri. Bahkan, Taufiq juga pernah bekerja sama dengan Netflix untuk membuat salah satu diorama dari sebuah setting film.

"Peluang bisnis diorama ini cukup menjanjikan. Saya ingin memperkenalkan bahwa orang Indonesia juga bisa menggeluti industri ini. Karena kebanyakan pembuat diorama masih bersal dari negara luar," kata Taufiq.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Festival Budaya dan UMKM Hajat Betawi Condet Kembali Digelar, Hadirkan 100 UMKM

Festival Budaya dan UMKM Hajat Betawi Condet Kembali Digelar, Hadirkan 100 UMKM

Program
PON XXI 2024 Aceh-Sumut Pemkot, Medan Tampilkan Produk UMKM Khas

PON XXI 2024 Aceh-Sumut Pemkot, Medan Tampilkan Produk UMKM Khas

Training
5 Alasan Mengapa Bisnis Salon Berpeluang Berhasil, Tertarik?

5 Alasan Mengapa Bisnis Salon Berpeluang Berhasil, Tertarik?

Training
Lewat Fasilitas PKE, LPEI Dorong Eksportir Indonesia Garap Pasar Afrika

Lewat Fasilitas PKE, LPEI Dorong Eksportir Indonesia Garap Pasar Afrika

Training
Pemerintah AS Umumkan Bantu Infrastruktur dan Usaha Kecil Milik Perempuan Senilai Lebih dari Rp 10 Triliun

Pemerintah AS Umumkan Bantu Infrastruktur dan Usaha Kecil Milik Perempuan Senilai Lebih dari Rp 10 Triliun

Program
KemenKopUKM Siapkan Lima Fondasi Transformasi UMKM

KemenKopUKM Siapkan Lima Fondasi Transformasi UMKM

Program
Tantangan Menjual Produk Tunggal dan Strategi untuk Mengatasinya

Tantangan Menjual Produk Tunggal dan Strategi untuk Mengatasinya

Training
Sri Sultan HB X Ajak Masyarakat Gunakan Produk Lokal

Sri Sultan HB X Ajak Masyarakat Gunakan Produk Lokal

Training
Kisah Perubahan di Desa Semedo, Kini Ekspor Puluhan Ton Gula Semut

Kisah Perubahan di Desa Semedo, Kini Ekspor Puluhan Ton Gula Semut

Jagoan Lokal
FIA UI Gelar Pelatihan Kaizen dan “Japanese Management” Untuk Siswa LPK

FIA UI Gelar Pelatihan Kaizen dan “Japanese Management” Untuk Siswa LPK

Training
Total Membantu UMKM

Total Membantu UMKM

Program
Kelebihan Menjual Produk Tunggal, Lebih Efisien dan Dinantikan Pembeli

Kelebihan Menjual Produk Tunggal, Lebih Efisien dan Dinantikan Pembeli

Training
KemenKopUKM Fasilitasi Sertifikasi Halal bagi 1.000 Usaha Mikro di Banten

KemenKopUKM Fasilitasi Sertifikasi Halal bagi 1.000 Usaha Mikro di Banten

Program
Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Pemerintah RI Dorong Program Kerjasama Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura

Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Pemerintah RI Dorong Program Kerjasama Kemitraan Closed Loop Agribisnis Hortikultura

Program
Bappenas Temukan Sejumlah PLUT KUMKM Hadapi Kendala dan Belum Optimal

Bappenas Temukan Sejumlah PLUT KUMKM Hadapi Kendala dan Belum Optimal

Training
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau