Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Rauf Bangun Bisnis Papercraft dengan Konsep Ramah Lingkungan

Kompas.com - 31/05/2024, 09:05 WIB
Alfiana Rosyidah,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam gempuran era digital, termasuk media sosial, banyak anak yang "tenggelam" dalam gadget-nya.

Padahal, menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar bisa berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak, salah satunya anak jadi lebih mudah terdistraksi.

Rauf Raphanus (39), pemilik Ichinogami Papercraft Expert mengaku menaruh perhatian dalam permasalahan ini.

Bisnis yang berangkat dari kegelisahan Rauf ini, mulai dirintis sejak tahun 2011. Ia memproduksi berbagai macam jenis produk kreativitas dari kertas mulai dari level beginner, medium, dan advance.

Sasaran utama bisnis ini yaitu anak-anak, terutama usia empat hingga lima tahun. 

Rauf berharap, Ichinogami Papercraft Expert dapat meningkatkan pemahaman anak-anak terhadap bentuk tiga dimensi dan melatih fokus pada anak. 

Baca juga: Usung Ramah Lingkungan, Kawedo Juice Siap Beli Lagi Botol Produknya

100 Persen Gunakan Eco Paper

Dalam membuat produk Ichinogami Papercraft Expert memang menggunakan bahan baku kertas. Namun Rauf memastikan, bisnis papercraft miliknya sudah menerapkan sistem sustainability atau keberlanjutan akan keselamatan lingkungan.

Supaya tetap menjaga kelestarian lingkungan, Rauf menggunakan 100 persen eco paper sebagai bahan baku kertas Ichinogami Papercraft Expert.

Ia menyebut, ciri khas dari eco paper adalah adanya sertifikasi ramah lingkungan. 

"Produk kami itu yang jelas kertasnya sudah ada sertifikasi ramah lingkungan. Biasanya ada tulisan Forest For All, Indonesian Legal Wood, dan PEFC," ucap Rauf pada Kompas.com, Kamis (30/5/2024).

Baca juga: Prihatin Kondisi Air di Jakarta, Rully Ciptakan Sabun Herbal Ramah Lingkungan

Ciri khas eco paper yaitu tidak mengambil bahan baku kertas dari pohon dalam pembalakan liar.

Dalam hal ini, perusahaan kertas akan menanam pohon hingga lima tahun terlebih dulu, hingga akhirnya bisa dimanfaatkan. Kemudian, bekas pohon yang sudah dimanfaatkan akan ditanami pohon kembali. 

Lebih lanjut Rauf mengatakan, eco paper tersebut diperoleh dari beberapa vendor. Ia biasa membeli kertas dari vendor lalu langsung masuk dalam proses cetak.

"Setiap kali mau ada cetak, kami beli kertas, terus langsung cetak. Jadi enggak ada stok kertas gitu, tapi beli sesuai kebutuhan cetak," jelasnya. 

Baca juga: 4 Kiat Sukses Membangun Bisnis Ramah Lingkungan ala Owner Purunea

Dapat Menukar Kemasan Lama dengan Papercraft Baru

Selain memastikan menggunakan kertas eco paper, Rauf juga akan menerapkan konsep penukaran kemasan papercraft yang telah dibeli dengan papercraft baru.

Hal ini dilakukan, karena Rauf menerapkan ekonomi sirkular dalam Ichinogami Papercraft Expert. Artinya, ia merintis bisnis dengan mengedepankan kelestarian lingkungan.

Penanda gunakan kertas ramah lingkungan dalam produk IchinogamiKompas.com - Alfiana Rosyidah Penanda gunakan kertas ramah lingkungan dalam produk Ichinogami

"Bisnis Ichinogami ini dalam waktu dekat juga akan pakai sistem ekonomi sirkular. Nah, konsumen yang sudah beli papercraft, nanti bisa mengembalikan kemasannya pada kami. Terus nanti bisa ditukar dengan papercraft yang baru," tutur Rauf. 

Kemudian, para konsumen yang menukarkan kemasan mereka dapat bebas memilih papercraft baru dari jenis manapun. Rauf menyebut, pemilihan papercraft baru ini dilakukan secara gratis. 

"Lalu packaging ini nantinya akan kami gunakan kembali. Kan packaging ini cuma dipakai untuk melindungi papercraft-nya. Begitu papercraft-nya jadi, kemasannya enggak dipakai lagi. Jadi lebih baik dikembalikan ke kami," pungkasnya. 

Baca juga: Cerita Martha Wongso Merintis Mammu Handmade, Kerajinan dari Clay Kertas

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Terkini Lainnya
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Kisah Para Penjual Makanan di Kawasan Industri Nikel Weda, Sehari Bisa Raup Omzet Rp 10 Juta
Jagoan Lokal
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Penyaluran Kredit di 7 Wilayah Jatim Tumbuh 8,41 Persen, Malang Raya Didominasi Pelaku UMKM
Training
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT
Program
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Pertamina Boyong 45 UMKM Binaan ke Trade Expo Indonesia 2025
Program
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Penjualan Stagnan, Puluhan UMKM di Kota Malang Dibekali Jurus Pemasaran Digital
Training
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Tanpa Dirigen, Orkestra UMKM Hanya Riuh Tanpa Irama
Program
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Pedagang Mengeluh Soal QRIS, Diskopindag Kota Malang Akui Tak Bisa Paksa
Program
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Indonesia Eximbank Luncurkan Buku Strategi Ekspor Jawa Tengah
Program
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Produk Sambel Uleg Hingga Pot Tanaman dari Jawa Timur Tembus Pasar Global
Program
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
BRI Rampungkan Pelatihan bagi Pengelola 100 Desa BRILiaN
Program
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
BRI Peduli Bantu UMKM Raih Sertifikasi Halal
Program
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jelang Perayaan Hari Kemerdekaan RI, Perajin Lampion di Kota Malang Kebanjiran Order
Jagoan Lokal
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Indonesia Eximbank Salurkan Fasilitas Pembiayaan dan Penjaminan Ekspor ke Petro Oxo
Program
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Perkuat Koperasi dan UMKM, Mantan Gubernur BI Luncurkan BACenter
Program
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat 'Fun Run'
Dompet Dhuafa Kenalkan Potensi Ekonomi Kaki Gunung Lawu lewat "Fun Run"
Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau