MAGELANG, KOMPAS.com - Saat bepergian ke luar kota, rasanya tak lengkap jika pulang tanpa membawa oleh-oleh.
Salah satu toko oleh-oleh di Magelang yang selalu ramai pengunjung, yaitu Toko Oleh-oleh Nyonya Pang. Toko yang telah berdiri sejak tahun 1912 ini, berlokasi di Muntilan, Kabupaten Magelang.
Toko Oleh-oleh Nyonya Pang menjual berbagai macam oleh-oleh khas Magelang, seperti jenang dodol, wajik, dan krasikan.
Selain itu, Toko Oleh-Oleh Nyonya Pang juga menjual jajanan pasar dan produk lain dari berbagai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Baca juga: Kisah di Balik Perjalanan Kupat Tahu Pak Pangat Magelang yang Legendaris
Saat ini, pemilik Toko Oleh-Oleh Nyonya Pang sudah dikelola hingga generasi keenam, yakni Imanuel Jeffrey (32).
Kepada Kompas.com, ia membagikan cerita tentang sosok di balik berdirinya Toko Oleh-oleh Nyonya Pang, yang bertahan hingga saat ini.
Pada tahun 1912, menantu Nyonya Pang menjual jenang dodol untuk berbagai ritual keagamaan dan kegiatan dengan adat Jawa. Pada saat itu, jenang dodol sering dijadikan bagian dari seserahan, lamaran, dan pernikahan.
"Dulu kami cuma terima pesanan buat itu aja, jadi enggak dijual di toko. Jadi orang pesan jenang dan dodol di sini," ungkap Jeffrey saat ditemui di Magelang, Sabtu (15/6/2024).
Baca juga: Dodol Boga Rasa, Primadona Baru Oleh-oleh Tradisional Khas Jawa Barat
Meski menantu Nyonya Pang yang menjual jenang dodol, ia menggunakan nama mertuanya yakni Lauw Kie Pang, suami Nyonya Pang sebagai nama usaha. Hal ini ia lakukan sebagai bentuk penghormatan pada mertuanya.
Seiring berjalannya waktu, semakin banyak orang yang memesan jenang dodol. Produksi pun semakin banyak. Jeffrey menyebut, jenang dodol tersebut dijual dengan cara digendong lalu keliling di sekitar Muntilan.
"Lalu akhirnya baru buka toko itu tahun 1950-an awal atau akhir gitu. Waktu itu kan generasinya sudah baru, jadi produknya bertambah. Tiap ganti generasi selalu tambah produk baru," tutur Jeffrey.
Baca juga: Kisah Sukses Ajik Krisna Mendirikan Toko Oleh-oleh Krisna Bali
Sebelum masa kemerdekaan, Toko Oleh-oleh Nyonya Pang hanya menjual jenang dodol. Namun, seiring bertambahnya generasi, semakin banyak produk baru yang dijual di toko.
"Kalau dulu apa-apa masih bikin sendiri, kaya kue-kue atau tempe gitu. Tiap generasi membawa makanan yang bisa mereka buat. Ketika sudah nikah sama anaknya Nyonya Pang, mereka bisa menambahkan produk di sini," jelas laki-laki asli Magelang tersebut.
Hal ini berlanjut hingga ke generasi seterusnya. Bahkan hingga kini, Toko Oleh-oleh Nyonya Pang menjual berbagai macam produk oleh-oleh.
Baca juga: Berawal dari Kegelisahan, Naning Mulai Bisnis Oleh-oleh Berbahan Kain Perca
"Jelas di sini kami jual jenang dodol yang resepnya tidak berubah sampai sekarang. Terus ada krasikan, tape ketan, bakpia, gethuk panggang, dan jajanan pasar," ucapnya.
Jajanan pasar yang diproduksi Toko Oleh-oleh Nyonya Pang, disebut Jeffrey berbeda dengan jajanan pasar biasa, karena yang ditawarkan adalah jajanan pasar peranakan seperti kue miku dan kue moho.
Namun selain itu, ada berbagai macam kue yang merupakan titipan para pelaku UMKM di sekitar Muntilan.
Konsumen Toko Oleh-oleh Nyonya Pang biasanya melonjak ketika mendekati hari libur, seperti saat libur lebaran dan menjelang libur sekolah. Kebanyakan berasal dari luar kota Magelang.
"Kebanyakan sih yang dari luar kota, karena mungkin sudah jadi salah satu tujuan wisata. Terus yang sering datang ke sini biasanya yang dekat-dekat Muntilan, kaya Jogja dan Magelang. Semarang, Bandung, Surabaya, Jakarta juga ada," lanjut Jeffrey.
Ditambah lagi, efek film Gadis Kretek turut membuat Toko Oleh-oleh Nyonya Pang semakin viral.
Setelah munculnya film Gadis Kretek, banyak konsumen dari luar pulau Jawa datang ke toko.
"Waktu itu kan film Gadis Kretek viral banget ya, saya sempat ngobrol-ngobrol dengan konsumen di toko. Ada yang dari Padang, terus yang dari luar pulau Jawa lainnya juga datang ke sini," ujarnya.
Hal ini juga membuat Jeffrey mendapat pertanyaan dari konsumen soal kemungkinan membuka cabang di daerah lain.
Namun Jeffrey menekankan, Toko Oleh-oleh Nyonya Pang tak ada rencana untuk membuka cabang di daerah lain, karena ingin memertahankan ciri khas makanan tradisional di Muntilan.
"Ke depannya saya enggak bisa membuka cabang Nyonya Pang di daerah lain, karena kan setiap daerah punya khasnya masing-masing, seperti di Muntilan ini, ciri khasnya jenang dodol dan tape ketan," pungkasnya.
Baca juga: Cerita Iwing Merintis Batik Khas Magelang hingga Terdaftar HKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.