JAKARTA, KOMPAS.com - Peluang bisnis kini makin banyak dijumpai dengan memanfaatkan sumber daya alam di sekitar. Banyak produk usaha yang bisa dihasilkan dari pemanfaatan tersebut. Salah satunya yaitu produk madu yang berbeda dari jenis madu lainnya.
Kelompok Wanita Tani (KWT) di bawah binaan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) rupanya diberi kesempatan untuk memanfaatkan lebah klanceng yang berada di Purwokerto, Jawa Tengah.
KWT awalnya berasal dari para nasabah PNM yang sudah berbisnis, tetapi diberi kesempatan untuk mempunyai penghasilan tambahan. Mereka pun difasilitasi untuk mengelola lebah klanceng yang disediakan PNM.
Baca juga: Sempat Terlilit Utang Ratusan Juta, Andoni Raih Sukses Lewat Jualan Madu
Dalam acara Herb Euphoria Fest 2024, Kompas.com berkesempatan bertemu dengan Suparti (34), salah satu anggota KWT yang mengelola Madu Klanceng Longgosari. Pada Kamis (20/6/2024), Suparti membagikan cerita seputar bisnis madu klanceng tersebut.
Pada awalnya, bisnis Madu Klanceng Longgosari yang dijalankan KWT diinisiasi oleh PNM. Dalam prosesnya, PNM melakukan kerjasama dengan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) untuk meneliti pemanfaatan lebah klanceng tersebut.
"PNM sendiri juga kerja sama dengan Fakultas Biologi Unsoed. Mereka meneliti kelebihan madunya dan keunggulan madu klanceng dari madu yang lain," ucap Suparti.
Baca juga: Kisah Murniati, Mantan Pegawai Kantoran yang Kini Sukses Berbisnis Camilan Olahan Nanas Madu
Lebih lanjut, Suparti menyebut Madu Klanceng Longgosari juga sudah teruji laboratorium milik Unsoed. Produk mereka diklaim non bakteri, non kolesterol, dan aman untuk penderita asam lambung.
"Bahkan, madu ini juga bisa untuk kecantikan. Kemarin dari Unsoed coba menjadikan madu ini sebagai masker," sambungnya.
Dalam proses budidaya lebah klanceng, tiap kelompok KWT memiliki lebah klanceng sendiri untuk dibudidayakan. Mereka memanfaatkan lebah klanceng yang telah disediakan oleh PNM tersebut.
Baca juga: Kisah Emanuel Serodi, Berdaya Lewat Madu Hutan Kampung Leworok
"Kami per kelompok, per nasabah itu punya klanceng sendiri gitu. Klancengnya diberi oleh PNM dan kami KWT memang dikhususkan untuk mengelola madu," lanjutnya.
"Cara ambilnya itu kami ambil dari sarangnya, terus juga ada aturan-aturannya sendiri. Misalnya, kami enggak boleh ambil madu pakai sendok stainless soalnya bisa memengaruhi terhadap madu itu sendiri," ungkapnya.
Baca juga: Doni Sukses Berbisnis Madu setelah Tinggalkan Zona Nyaman sebagai Pegawai Bank
Kemudian, Suparti menyebut panen madu klanceng biasanya dilakukan selama 6 bulan sekali. Dalam sekali panen, ia dapat menghasilkan dua botol Madu Klanceng Longgosari. Produk yang diluncurkan terdiri dari dua ukuran.
"Kami jual Madu Klanceng Longgosari itu di ukuran 100 ml dan 250 ml. Untuk yang 100 ml harganya Rp100.000, kalau yang 250 ml harganya Rp225.000," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.