Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kelompok Wanita Tani di Purwokerto Kelola Lebah Klanceng

Kompas.com - 21/06/2024, 21:40 WIB
Alfiana Rosyidah,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peluang bisnis kini makin banyak dijumpai dengan memanfaatkan sumber daya alam di sekitar. Banyak produk usaha yang bisa dihasilkan dari pemanfaatan tersebut. Salah satunya yaitu produk madu yang berbeda dari jenis madu lainnya. 

Kelompok Wanita Tani (KWT) di bawah binaan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) rupanya diberi kesempatan untuk memanfaatkan lebah klanceng yang berada di Purwokerto, Jawa Tengah.

KWT awalnya berasal dari para nasabah PNM yang sudah berbisnis, tetapi diberi kesempatan untuk mempunyai penghasilan tambahan. Mereka pun difasilitasi untuk mengelola lebah klanceng yang disediakan PNM. 

Baca juga: Sempat Terlilit Utang Ratusan Juta, Andoni Raih Sukses Lewat Jualan Madu

Dalam acara Herb Euphoria Fest 2024, Kompas.com berkesempatan bertemu dengan Suparti (34), salah satu anggota KWT yang mengelola Madu Klanceng Longgosari. Pada Kamis (20/6/2024), Suparti membagikan cerita seputar bisnis madu klanceng tersebut. 

Bekerjasama dengan Fakultas Biologi Unsoed

Pada awalnya, bisnis Madu Klanceng Longgosari yang dijalankan KWT diinisiasi oleh PNM. Dalam prosesnya, PNM melakukan kerjasama dengan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) untuk meneliti pemanfaatan lebah klanceng tersebut. 

"PNM sendiri juga kerja sama dengan Fakultas Biologi Unsoed. Mereka meneliti kelebihan madunya dan keunggulan madu klanceng dari madu yang lain," ucap Suparti. 

Baca juga: Kisah Murniati, Mantan Pegawai Kantoran yang Kini Sukses Berbisnis Camilan Olahan Nanas Madu

Lebih lanjut, Suparti menyebut Madu Klanceng Longgosari juga sudah teruji laboratorium milik Unsoed. Produk mereka diklaim non bakteri, non kolesterol, dan aman untuk penderita asam lambung.

"Bahkan, madu ini juga bisa untuk kecantikan. Kemarin dari Unsoed coba menjadikan madu ini sebagai masker," sambungnya.

Murni dari Sarang Madu

Dalam proses budidaya lebah klanceng, tiap kelompok KWT memiliki lebah klanceng sendiri untuk dibudidayakan. Mereka memanfaatkan lebah klanceng yang telah disediakan oleh PNM tersebut.

Baca juga: Kisah Emanuel Serodi, Berdaya Lewat Madu Hutan Kampung Leworok

"Kami per kelompok, per nasabah itu punya klanceng sendiri gitu. Klancengnya diberi oleh PNM dan kami KWT memang dikhususkan untuk mengelola madu," lanjutnya.

Produk Madu Klanceng LonggosariKompas.com - Alfiana Rosyidah Produk Madu Klanceng Longgosari
Berbeda dengan madu lainnya, Suparti menyebut Madu Klanceng Longgosari diproses secara murni. Artinya madu klanceng benar-benar diambil langsung dari sarang lebah klanceng. Proses pengelolaannya pun juga tidak boleh sembarangan. 

"Cara ambilnya itu kami ambil dari sarangnya, terus juga ada aturan-aturannya sendiri. Misalnya, kami enggak boleh ambil madu pakai sendok stainless soalnya bisa memengaruhi terhadap madu itu sendiri," ungkapnya. 

Baca juga: Doni Sukses Berbisnis Madu setelah Tinggalkan Zona Nyaman sebagai Pegawai Bank

Kemudian, Suparti menyebut panen madu klanceng biasanya dilakukan selama 6 bulan sekali. Dalam sekali panen, ia dapat menghasilkan dua botol Madu Klanceng Longgosari. Produk yang diluncurkan terdiri dari dua ukuran. 

"Kami jual Madu Klanceng Longgosari itu di ukuran 100 ml dan 250 ml. Untuk yang 100 ml harganya Rp100.000, kalau yang 250 ml harganya Rp225.000," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

LPEI Salurkan Pembiayaan Rp 524 Miliar untuk Perkuat Ekspor Alat Kesehatan RI

Program
25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

25 Penyandang Disabilitas di Malang Raya Rajut Asa dengan Jalankan Bisnis

Jagoan Lokal
Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Tinggalkan Gaji 40 Juta Per Bulan, Kini Doni Sukses Berbisnis Madu Berkat Pemasaran Daring

Jagoan Lokal
Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jatuh Bangun Bayu Rintis Bisnis, Hingga Tembus Pasar Ekspor Berkat Digitalisasi

Jagoan Lokal
Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Pesanan Pembuatan Parsel di Kota Malang Meningkat Selama Ramadhan

Training
Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Kata Oma, Telur Gabus Olahan Ibu yang Kini Mendunia

Jagoan Lokal
Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Kisah Dua Mantan Pengikut Kelompok Radikal yang Memilih Belajar Beternak Kambing

Jagoan Lokal
UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

UKM Bisa Kelola Tambang, Kadin: Kalau Berhasil Manfaatnya Dirasakan Semua

Program
Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Astra Dorong Perekonomian NTT Lewat Pemberdayaan UMKM Kopi dan Kakao

Program
Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Si Emas Hijau dari Desa Loha, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat

Jagoan Lokal
Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Menteri Ekraf Tinjau 300 Emak-Emak di Kota Malang Belajar E-Commerce

Program
Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Kembangkan Potensi Ekonomi NTT, YDBA Beri Pendampingan bagi Petani Vanili dan Mete

Program
BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

BNI Jejak Kopi Khatulistiwa Dukung Kopi Garut Swasembada Pangan dan Go Global

Program
TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

TikTok Latih 600 UMKM Indonesia untuk Hasilkan Konten menarik

Program
DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

DPMA IPB Gali Potensi Ekonomi di Desa Sejahtera Astra Tegal dan Pemalang

Program
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau