KUPANG, KOMPAS.com - Potensi madu tergolong melimpah di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mendorong Emanuel Serodi Kelen (49) membuka ladang usaha madu hutan.
Warga Kampung Leworok, Desa Leraboleng, Kecamatan Titehena, itu tak menyangka usahanya kian melejit ke pasar nasional, bahkan tembus pasar internasional setelah tergabung dalam perhimpunan Madu Hutan Indonesia.
Usaha lelaki yang biasa disapa Pak Eman yang berlokasi di rumah produksi wilayah Kelurahan Weri, Kota Larantuka, itu kini terus berkembang.
Baginya, menjadi petani madu adalah mata pencaharian yang menyenangkan karena merawat warisan leluhur sejak turun temurun.
"Orang Leworok memang diakui sebagai petani madu. Ini warisan leluhur kami sejak jaman dahulu kala," kata Pak Eman seperti dikutip dari Antara.
Dahulu, hutan di sekitar Kampung Leworok, Desa Leraboleng, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, itu kaya dengan madu hutan.
Oleh karena itu banyak warga yang bermata pencaharian sebagai petani madu hutan.
Sebelumnya beberapa tahun lalu petani-petani madu di kampung itu sempat bermitra bersama Yayasan Sahabat Cipta, sebuah yayasan yang menjembatani produksi madu dari Leraboleng menuju salah satu perusahaan kosmetik di Surabaya.
Namun ketika diterpa pandemi COVID-19, hubungan saling menguntungkan itu berakhir.
Lantaran terjebak dalam badai COVID-19, para petani madu harus memutar otak agar keluar dari zona keterpurukan.
Madu yang didistribusikan kala itu hanya mencakup beberapa wilayah di Kabupaten Flores Timur dalam kemasan botol kecil, botol sedang, juga jeriken dari berbagai ukuran, tergantung pesanan pelanggan.
Sementara Eman sendiri sudah merasakan keterpurukan sejak tahun 2014, ketika pertama kali membuka usaha. Eman mendapat banyak kendala, salah satu yang mendesak adalah modal serba terbatas. Meski begitu, pria kelahiran 25 Desember 1973 itu tak patah semangat mencari jalan keluar.
Lima tahun terkatung-katung mengembangkan usaha, pada awal 2020 Eman mendapat informasi bahwa Pertamina melalui Subholding Commercial dan Trading PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara (Jatimbalinus) membuka pinjaman tanpa bunga bagi pelaku usaha dengan jasa administrasi rendah.
Waktu itu dia mendapatkan informasi dan ternyata benar bahwa jasa administrasinya hanya tiga persen per tahun. Dengan itu, tak memberatkan dan sangat membantu pelaku usaha kecil seperti dirinya.
Eman kemudian mencoba untuk mengajukan pinjaman dan pada akhirnya disetujui oleh Pertamina.