Anggi mendapatkan pesanan-pesanan untuk membuat cermin, hiasan dinding, keranjang, vas lampu, dan model-model produk lainnya untuk dipasarkan di Belanda. Produk pertama yang diekspor adalah cermin dengan berbahan dekoratif dari kulit jagung.
"Dia maunya produk yang natural. Padahal sempat saya finishing pakai pernis," kata Anggi.
Dari eksportir penghubung ke Belanda, Anggi mendapatkan pesanan dengan beragam jumlah. Pemesanan terbanyak biasanya pada akhir tahun. Nilai per pemesanan tertinggi yang didapatkan Anggi bahkan mencapai Rp 700 juta pada tahun 2022.
"Pada saat itu, cermin kami sangat diminati ya. Trennya sedang naik pada saat itu. Eksportir buat ke Belanda itu buyer utama saya sampai sekarang,"" ujar Anggi.
Baca juga: Difasilitasi LPEI, CV Maharani Sukses Tembus Pasar Ekspor ke Berbagai Negara
Anggi cukup beruntung lantaran mendapatkan eksportir penghubung yang memiliki jaringan importir di Belanda dengan rantai distribusi yang luas. Dengan begitu, Anggi mendapatkan pemesanan yang rutin bahkan hingga bernilai fantastis.
"Kalau yang buyer asal Spanyol, saya langsung ke buyer yang retailer sehingga harganya bagus. Memang dia mintanya produknya yang besar, premium, packaging-nya. Harga bagus, dan margin bagus. Dia langsung jual sendiri di tokonya. Yang seperti buyer Spanyol itu pesannya memang tak sampai ribuan," tambah perempuan dengan tiga anak tersebut.
Importir asal Spanyol itu, Anggi berhasil temukan saat mengikuti pameran dagang Ambiente di Jerman pada tahun 2023. Setelah diskusi dan komunikasi yang intens, Anggi mendapatkan order pertamanya sebanyak 292 buah saat mengikuti pameran IFEX 2024 di Jakarta.
"Ekspor ini pekerjaan yang panjang. Ekspor ini B2B (business to business), kadang pas banyak ya banyak, kalau sedikit ya sedikit. Jadi ya enggak mesti. Kecuali kita sudah berkembang, buyernya sudah 7-10 buyer, nanti baru berasa hasilnya," tambah Anggi.
CV Grandis home merupakan alumni UMKM Binaan LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia) melalui Coaching Program For New Exporter (CPNE) tahun 2019. Ia mendapatkan bantuan akomodasi dari LPEI untuk mengikuti pameran Ambiente di Jerman pada tahun 2022.
"Pada waktu CPNE saya angkatan 2019. CPNE itu program untuk pendampingan ekspor. Akhir CPNE, itu turun order ekspor pertama saya ke Korea Selatan," kata Anggi.
Baca juga: Luncurkan Platform Digital, LPEI Mudahkan UKM Lakukan Ekspor
Nesya mengakui, LPEI telah atas keberlangsungan ekspor Grandis Home, mulai dari program pelatihanmarketing handholding, diangkat menjadi desa devisa kerajinan Bojonegoro pada tahun 2024.
Sampai saat ini, LPEI telah memberikan berbagai pendampingan untuk meningkatkan kapasitas usaha Desa Devisa Kerajinan Bojonegoro, yakni pendampingan prosedur dan dokumen ekspor, perpajakan serta penyuluhan laporan keuangan, pendampingan manajemen ekspor, dan pendampingan perluasan akses pasar, termasuk melalui pameran IFEX 2024 tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.