JAKARTA, KOMPAS.com – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) meluncurkan platform digital ‘Komodoin’ (Komoditas IndonesIa Go Internasional). Platform ini akan memfasilitasi produk UKM Indonesia go ekspor.
Baca juga: Desa Devisa Batik Aromaterapi Binaan LPEI Berhasil Ekspor ke Amerika
Selain menghadirkan program bantuan dan pelatihan ekspor yang masih bersifat konvensional dan manual seperti CPNE (Couching Program for New Exportir) atau desa devisa, LPEI ingin naik kelas, yaitu dengan menciptakan platform digital.
“Komodoin hadir untuk menjadi wadah yang lebih lengkap dan terpadu untuk memudahkan ekspor produk UKM,” jelas Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U. Norhadi, pada forum #BeraniMendunia di Sarinah, Sabtu (01/06/2024).
Sejalan dengan itu, Direktur Eksekutif LPEI, Riyani Tirtoso, menjelaskan bahwa banyak negara yang mengembangkan platform sebagaimana Komodoin, seperti Alibaba (Cina), EZ21 (Korea Selatan), Shopee (Singapura), dan masih banyak lagi. Sementara di Indonesia, selama ini dia tak menemukan satupun platform yang dimaksud.
"Semua fitur yang ada pada Komodoin merupakan jawaban atau solusi atas keluhan dan kesulitan yang UKM rasakan ketika mereka ingin mengekspor," kata Riyani.
Platform digital Komodoin yang akan secara resmi diluncurkan pada Agustus 2024 itu, mengintegrasikan semua tahapan, mulai dari edukasi, inkubasi, kurasi, sampai kepada transaksi.
Untuk bisa mengakses layanan ini, pelaku UKM diharuskan melakukan Business Check Up terlebih dahulu, yaitu melalui fitur self-assesment UKM untuk menentukan masuk ke level sudah siap ekspor atau belum.
UKM yang belum siap ekspor akan masuk ke tahap edukasi. Dalam tahap edukasi, Komodoin menyederhanakan pelatihan CPNE menjadi bentuk e-learning. Dengan demikian, pelaku usaha bisa teredukasi tentang permasalahan skill pengembangan ekspor dan juga development produk UKM-nya.
Baca juga: Tiga Desa Devisa Binaan LPEI Tampil di IFEX 2024
Bagi UKM pemula, Komodoin juga menyediakan fitur ‘eksporpedia’ yaitu kamus istilah ekspor. Istilah dalam dunia ekspor sangat banyak dan asing, tetapi hanya sedikit pelaku usaha yang mengetahuinya.
“Jadi kami hadirkan kamus istilah ekspor agar mereka tahu. Kami juga memberikan contoh-contoh kasusnya agar mereka lebih mudah memahaminya,” jelas Lutpi, yang ditunjuk menjadi Head Digital Project KomodoIn.
Tak hanya eksporpedia, Komodoin juga menyediakan fitur komunitas, dimana supplier hingga buyer dapat membahas permasalahan satu sama lain. Komodoin juga mempunyai fitur Virtual Assistant, yaitu tempat bagi UKM untuk menceritakan permasalahan bisnisnya.
“Kami hadirkan expert-expert sesuai kebutuhan si UKM. Misal mereka memiliki permasalahan bea cukai, maka kami akan hadirkan orang bea cukai-nya langsung,” kata Lutpi.
Namun, bagi UKM yang sudah masuk kriteria untuk melakukan ekspor, Komodoin telah menyediakan marketplace bagi mereka untuk bertemu dengan buyer, yang sudah dapat dinikmati Juni 2024. LPEI akan mengakomodir semua transaksi yang terjadi sampai kepada pembayaran agar aman terkendali.
Baca juga: Ingin Sejahterakan Pengrajin Kain, Aris Merintis Titik Nyaman hingga Berhasil Ekspor
“Jika terjadi transaksi, pasti UKM perlu modal untuk produksi, maka LPEI, perbankan, atau perusahaan keuangan lain bisa membantu. Namun semuanya bertahap,” jelas Maqin.
Melimpahnya fitur bermanfaat Komodoin membuat UKM-UKM di Indonesia telah terkurasi dan telah mengalami peningkatan kapasitas. LPEI berharap transaksi ekspor akan semakin banyak dan secara domino meningkatkan kualitas UKM di Indonesia.
“Tujuan akhir kami tidak lain untuk meningkatkan devisa negara dan menyerap tenaga kerja,” tutup Riyani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.