Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nesya Anggi, Produksi Furnitur dari Limbah Kulit Jagung hingga Berhasil Ekspor

Kompas.com - 01/03/2024, 20:30 WIB
Ester Claudia Pricilia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - CV Grandis Home, usaha home decor asal Bojonegoro, Jawa Timur, memproduksi berbagai furnitur yang 100% murni kerajinan tangan.

Produk yang dihasilkan berupa aksesori rumah dan dapur, seperti peralatan makan, peralatan dapur, cermin, aksesori dinding, vas, dan dekorasi rumah lainnya.

Produk-produk furnitur dari CV Grandis Home dibuat dari bermacam bahan. Salah satunya, dengan memanfaatkan limbah kulit jagung yang tak terpakai.

Apalagi, di Bojonegoro, jika panen jagung, limbah kulit jagung yang dibuang sangat melimpah.

Baca juga: Merintis Bisnis Daur Ulang, Sukriyatun Niamah Ubah Sampah Plastik Jadi Produk Home Decor

Nesya Anggi Puspita, selaku CEO CV Grandis Home, mengaku terpikirkan menggunakan limbah kulit jagung, untuk menghasilkan produk dekor yang berbeda dari bisnis kerajinan lain yang ada di Solo, Jogja, dan Jepara.

Ia ingin membuat produk kerjinan, yang hanya bisa temukan di Grandis Home.

“Awal terpikirkan limbah kulit jagung sebenarnya agar berbeda dari pesaing. Bisnis saya ini kan di luar dari circle kerajinan di daerah-daerah terkenal. Usaha saya terhitung baru, apalagi perajinnya juga baru dibandingkan dari daerah lain," ujar Nesya kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (29/2/2024).

"Jadi kami harus memakai material yang orang lain enggak biasa pakai, agar orang berpikir, 'Oh cuma di sini nih limbah kulit jagung untuk produk furnitur.',” imbuhnya.

Baca juga: Perjalanan Khoirunisa, Resign dari Konsultan IT Lalu Usaha Dekorasi Vas Bunga

Proses produksi furnitur dari kulit jagung

Nesya menjelaskan, proses produksi furnitur dari kulit jagung diawali dengan mengumpulkan para petani jagung, lalu menyortir kulit jagung berkualitas bagus, kemudian diolah dan diberi warna sesuai motif dan desain yang diminta pembeli.

Limbah kulit jagung merupakan material yang mudah untuk dicari dan murah juga. Namun, bisa menjadi kendala saat musim penghujan.

Pasalnya, saat musim hujan, kulit jagung basah dan akan berjamur, sehingga kualitasnya buruk dan tidak bisa dipakai untuk membuat produk berwarna terang.

Maka dari itu, saat musim kemarau Nesya mengumpulkan sebanyak mungkin kulit jagung yang masih bagus dan disimpan di gudang penyimpanan.

"Kalau pun tidak mendapatkan supplier lain, kulit jagung yang basah akan dijemur atau dioven untuk mengeringkannya. Jadi, kulit jagung akan awet dan tidak mudah rusak jika disimpan," jelasnya.

Baca juga: Manfaatkan Rotan dan Kayu Jadi Produk Furnitur, Rizal Berhasil Ekspor ke Timur Tengah

Produk furnitur yang dibuat dari limbah kulit jagung antara lain adalah kaca, wall decor, aksesoris, keranjang, dan lain-lain. Untuk produk yang paling diminati oleh buyer adalah kaca. Dalam sebulan, Nesya bisa mendapatkan order sekitar 100-2.000 buah.

Modal produksi produk dekor dari limbah kulit jagung terbilang minim, sehingga harga jualnya juga tak terlalu mahal.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau